Chapter 13

433 59 6
                                        


"Maafkan aku, Oppa. Tapi aku tidak tahu kalau Oppa akan datang ke rumahku..."

Secangkir teh gingseng buatan Harim menemani obrolan gadis itu bersama mantan bossnya, Park Chanyeol. Pria itu hanya tersenyum tipis menanggapi permintaan maaf Harim. Ya, dia memang sudah menunggu cukup lama. Mungkin hampir satu jam.

"Aku dengar Jeon Wonwoo adalah orang yang melaporkan Jinyoung ke penjara..."

"Ya. Itu benar..." jawab Harim. "Aku sendiri heran. Dunia sempit sekali ya sampai aku bisa bekerja dengan orang yang laporin Jinyoung? Haha... tapi itu semua uda berlalu kok. Wonwoo juga uda jelasin ceritanya seperti apa..."

"Kamu betah kerja sama dia?"

Harim mengangguk, "Makin ke sini makin betah. Ya, meskipun boss-nya nyebelin..."

Lagi-lagi Chanyeol tersenyum tipis, "Kamu nggak kangen kerja di café saya?"

"Kangennn!!!" sentak Harim.

"Lalu? Nggak pengen balik?"

"Aku harus selesain kontrak dulu sama si Wonwoo itu..."

"Aku pulang..." suara Jinyoung pun memotong pembicaraan Harim dan Chanyeol. Tak lama Jinyoung masuk ke dalam rumah dengan wajah sendu.

"Ya! Lu kenapa?" tanya Harim beranjak bangun menghampiri Jinyoung. Harim memperhatikan wajah Jinyoung yang pucat. Hal itu pun membuat tangannya bergerak memegangi kening Jinyoung. "Ya ampun badanmu panas banget!"

"Aku nggak kenapa-kenapa kok..." bantah Jinyoung.

Chanyeol pun menghampiri mereka, "Wajah kamu pucat tapi, Young... ke rumah sakit yuk?"

"Enggak perlu, Hyung. Aku butuh tidur aja kok..."

"Uda makan?" tanya Harim.

"Uda kok tadi di toko..."

"Nuna ambilin obat ya... minum, terus tidur. Besok kalau masih sakit nggak usa masuk aja. Nggak usa latihan juga..." kata Harim.

Jinyoung langsung lirik Chanyeol, "Gapapa, Hyung?"

"Iya, gapapa. Nanti hyung sampaikan izin kamu ke trainer..."

"Yauda sana cepet tidur... nuna cariin obat dulu!" Harim pun mulai bergerak menuju kamarnya untuk mengambil obat.

Sementara Chanyeol mengantar Jinyoung ke kamarnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Wonwoo sudah tiba di rumahnya. Ibunya juga sudah tidur. Saatnya Wonwoo bersiap untuk melakukan pekerjaannya di dunia malam. Ya, meskipun tubuhnya sebenarnya sangat lelah karena perjalanan panjang dari Busan. Tapi suasana hatinya sangat baik.

Dan kalau suasana hati Wonwoo bagus, dipastikan hari ini club bakal pecah banget dengan permainan Wonwoo.

"Ibu lo ngomong tadi!"

"Yah, terus gimana dong? Siapa yang makan sup seafoodnya?"

Tiba-tiba Wonwoo senyum sendiri mengingat Yoo Harim. Tingkah polos nan menyebalkan gadis itu membuat Wonwoo ingin cepat-cepat besok.

Wonwoo melangkah menuju rak jam tangannya. Satu jam tangan menarik perhatiannya. Apalagi kalau bukan jam tangan kesayangannya, benda yang pernah membuat Harim sangat benci dengan Wonwoo.

Smile FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang