Chapter 21

353 53 0
                                    




"Jinyoung-ah, dengerin nuna dulu..."

"Jadi benar? Benar kalau aku anaknya Baek Jiyoung?" tanya Jinyoung masih penuh emosi. "Benar kalau aku bukan anak kandung eomma dan appa? Aku tak ada hubungan darah dengan nuna dan Hani?"

Suara Jinyoung yang keras berhasil membangunkan Hani. Gadis itu sudah berdiri di depan pintu kamarnya sekarang, dan mendengar apa yang sedang dibicarakan Harim dan Jinyoung.

"NUNAA AKU MOHON JAWAB AKU DENGAN JUJUR!" bentak Jinyoung lagi.

Harim mengangguk lemas. Membuat Jinyoung tak bisa lagi menahan rasa sedihnya. Anak itu menangis.

"Baek Jiyoung adalah teman baik Bibi. Bibi sangat ingin membantunya mencapai cita-citanya menjadi seorang penyanyi. Sayangnya waktu itu kamu datang, Young..." Harim pun mulai bercerita, "Kamu datang, dan Baek Jiyoung tidak akan bisa mencapai cita-citanya jika dia bersama kamu..."

"Dan dia memilih membuangku demi cita-citanya?"

"Young-ah... Nuna tahu ini sangat menyakitkan. Nuna juga marah dan benci sama dia. Tapi Nuna rasa dia sudah menyesali perbuatannya..."

"Itulah makanya dia sekarang temuin aku? Berharap aku mau tinggal sama dia? Iya kan?"

Harim pun duduk di samping Jinyoung, lalu memeluk adiknya itu, "Nuna minta maaf nggak cerita sama kamu dari awal. Ini keinginan Bibi... dia nggak mau kamu sakit hati sama ibu kamu sendiri..."

"Tapi aku uda merasakannya, Nun..." tangis Jinyoung. "Kenapa? Kenapa dia tega buang aku demi karirnya? Dan kenapa dia tanpa rasa malu kembali buat ketemu aku? Kenapa dia nggak lupain aku aja dan kebenaran ini nggak perlu terungkap!"

Harim terdiam. Sesungguhnya dia tak bisa menjawab pertanyaan Jinyoung. Tapi dia sangat mengerti perasaan Jinyoung. Itu jugalah alasan kenapa Harim tak mau Jinyoung berhubungan lagi dengan Baek Jiyoung.

"Banyak hal yang kadang terjadi di luar pikiran kita, Young-ah... Tapi satu pesan Bibi buat kamu... dia pernah bilang kalau suatu hari kamu tahu kenyataan yang sebenarnya... dia mau kamu nggak membenci ibu kandung kamu..."

Bae Jinyoung tak menjawab itu. Dia tenggelam dalam tangisannya di pelukan Harim. Sementara Hani sendiri, juga shock mendengar kenyataan yang ada. Diam-diam gadis itu menangis dan memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kamarnya.

.

.

.

.


"Hani! Jihoon-sunbae tuh..." celetuk Eunbi.

Hani menoleh ke pintu kelas. Jihoon berdiri di sana. Dengan wajah melas seakan-akan memberi kode kalau dia benar-benar ingin berbicara dengan Hani. Jihoon bahkan tak peduli dengan beberapa orang yang memperhatikannya.

"Lu uda putus sama dia, Han?" tanya Eunbi lagi.

Hani tak menjawab. Dia pun menutup buku yang dibacanya lalu beranjak menemui Park Jihoon.

.

.

.

.

.

.

.

.

[ Ruang Musik ]

"Kamu bercanda kan soal chat terakhir kamu ke aku?" tanya Jihoon saat memastikan kalau di ruangan itu hanya ada mereka. Dia sudah terkenal sekarang. Dia harus waspada ada yang mengikuti dan menguping pembicaraan mereka.

Smile FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang