Chapter 1

1.5K 99 6
                                    

Aloha! Kali ini Author menyajikan cerita yang terinspirasi dari salah satu lagu favoritnya Author, "Smile Flower". Duh, siapa sih yang nggak keplek-keplek sama suara-suaranya Sebongs di lagu ini?  Dan sama seperti suaranya Sebongs, semoga cerita ini juga bisa bikin kalian keplek-keplek (?)

Oh ya, fyi, Author lagi pengen coba bikin ff tapi pake bahasa non-baku. Duh, semoga aja nggak bikin kalian gagal paham ya ^.^

>.<

Happy reading :)

.

.

.

.

.

.

.


I can smile because we're together, I can cry because it's you

So what can't I do, Whenever and wherever

Even if we're not together, just like always

Our smile flowers bloom, I'll be the spring to your smile

SMILE FLOWER - SEVENTEEN

.

.

.

.

.



Harim POV

Mimpi yang sama lagi. Akhir-akhir ini aku emang sering banget mimpi kayak gini. Mimpiin jalan raya sepi, trus ada seorang cowok di sebrang sana yang lagi senyumin aku. Aku kenal dia. Kenal banget malah. Bahkan aku kangen banget sama senyumnya dia. Bikin aku pengen ke sana trus meluk dia. Sayang kayaknya ini mimpi nggak ngizinin aku buat bergerak.

Dia melambaikan tangan ke arahku. Lalu mulai menapak ke jalan raya, kayaknya menuju ke sini. Harusnya aku senang dong kalau dia mau hampirin aku? Tapi... kok aku malah panik ya? Aku kayak maksa kakiku buat jalan ke sana, nahan cowok itu buat nggak ke sini karna aku tahu kalau dia ke sini maka...

TIIIITTTTT!!!!!

.

.

"EEONNI!!"

Suara Hani teriak bangunin aku. Bahkan berhasil bikin aku langsung bangkit dari tempat tidur. Duh, si Hani nggak bisa apa satu hari aja nggak teriak-teriak pagi-pagi gini. Nggak kalah bawel sama Bibi Ong tuh anak.

Ngomong-ngomong ini jam berapa ya?

Masih dalam kondisi lagi ngumpulin nyawa aku pun meraba-raba bawah bantal. Dan akhirnya ketemu sama handphone kesayangan. Wallpaper Joshua Hong – penyanyi dari tim worship Amerika yang begitu aku sukai, membuat nyawaku mulai terkumpul penuh. Melihat wajah tampan di pagi hari memang trik paling ampuh untuk mengumpulkan nyawa. 

Tapi, tidak begitu aku melihat jam....

SUMPAH DEMI APA UDA JAM TUJUH?

.

.

.

.

.

Jam tujuh lewat tiga puluh. Kalau aku nggak keluar sekarang, pasti si Hani nyerocos lagi deh. Lagian kok aku punya adik bawel banget yak! Di tetangga-tetangga, kakak yang marahin adik, lah ini kebalik. Malah si Hani yang hobby marah-marah, kalau enggak ke aku ya ke Jinyoung. Duh, pantes aja nggak dapet-dapet pacar.

Smile FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang