Chapter 6

423 72 1
                                    


Kemandirian Harim sama adik-adiknya dimulai waktu orangtua mereka meninggal sepuluh tahun lalu. Sebenarnya waktu itu Harim sama Hani juga hampir mati. Ceritanya mereka berempat tambah Jinyoung lagi mau jalan-jalan ke Busan pake mobil pribadi. Siapa sangka di tengah jalan, ada truk yang dikendarain sama sopir mabuk nabrak mobil mereka. Harim dan Hani luka parah dan nggak sadar selama beberapa hari. Jinyoung luka berat, dan orangtua mereka meninggal.


Sejak saat itulah Harim, Jinyoung, dan Hani pulang ke Changwon, kampung halaman mereka. Untungnya di sana, mereka tetanggaan sama keluarga yang baik banget, yaitu keluarga Kim, yang punya anak bernama Kim Jonghyun. Jonghyun satu tahun lebih tua dari Harim. Anaknya cakep, pintar, pekerja keras, dan nurut banget sama orangtuanya. Hampir setiap hari dia habisin waktu sama Harim dan adik-adiknya.

Mungkin karna sering ketemu itulah yang bikin Jonghyun dan Harim sama-sama saling suka.

Tiga tahun setelah kejadian itu, Jonghyun kuliah ke Seoul. Harim nyusul satu tahun kemudian, dan membawa Hani juga Jinyoung. Lalu tinggallah mereka berempat di rumah yang saat ini mereka tinggali.

Buat Harim, sosok Kim Jonghyun itu uda kayak gantiin orangtuanya. Jonghyun dewasa, baik, dan bisa ngelindungin dia sama adik-adiknya. Harim sayang banget sama Jonghyun. Dan dia tahu kalo Jonghyun juga sayang banget sama dia. Sayang, kayaknya Tuhan emang terlalu sayang sama orang-orang yang jadi sumber kebahagiaan Harim. Jonghyun meninggal di sebuah kecelakaan. Untuk ke sekian kalinya Harim kehilangan orang yang ia sayang.

Dan sejak saat itu sampai sekarang, Harim memutuskan untuk menutup rapat hatinya terhadap siapapun. Karna dia takut bakal ngalamin 'kehilangan' itu lagi.

"Oppa..."

Harim tatap foto Jonghyun di tangannya, "Apa emang aku harus buka hati buat orang lain ya? Lalu kalau aku buka hati buat Park Chanyeol... apa aku bakal bahagia?"

Harim mulai menangis, "Seandainya oppa nggak tinggalin aku... hiks..."

.

.

.

.

.

.

Hari ini Harim akan membawa Jeon Gyuri pindah ke rumah baru. Sebenarnya Harim sendiri agak kaget karna baru saja dia sampai ke rumah Jeon, Pak Seungho langsung nyuruh ngeberesin semua barang-barangnya Jeon Gyuri untuk pindah ke rumah baru.

Dan sekarang dia uda di mobilnya Pak Seungho. Mereka lagi menuju apartment anaknya Jeon Gyuri yang akan ditinggalinya sekarang.

"Ehem!" Harim sengaja berdeham. Soalnya suasana mobil hening banget, "Jadi... saya masih dibutuhin nggak, Pak, kalau nyonya Gyuri tinggal sama anaknya?"

"Ya... " jawab Pak Seungho singkat, padat, dan jelas. "Anaknya yang akan gaji kamu mulai sekarang..."

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mobil Pak Seungho masuk ke kompleks Apartment Sky. Apartment itu terkenal yang paling gede di Gangnam. Punya lima tower yang masing-masing setinggi 25 tingkat.

Mereka pun sampai ke apartment anaknya Jeon Gyuri. Harim dorong kursi roda Jeon Gyuri mengikuti Pak Seungho yang sekarang lagi menuju lift. Di belakang mereka, ada sopir yang ikut untuk bawa barang. Waktu semuanya uda masuk lift, Pak Seungho pun menekan tombol lantai 22.

"22? Itu kan lantai tempat tinggal orang yang udah nuduh Jinyoung waktu itu!" gumam Harim dalam hati.

Ting!

Lift sampai ke lantai 22. Pak Seungho langsung belok ke kiri, ke blok G – I. Harim diem masih sambil dorong kursi roda Jeon Gyuri. Sampai akhirnya mereka sampai di depan sebuah kamar bernomor 22H, yang sukses bikin Harim speechless ngeliatnya.

Smile FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang