Chapter 22

395 55 1
                                    



Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, Jieun hanya diam di dalam mobil itu. Di sampingnya, seorang pria berusia tiga puluhan tahun sedang menyetir. Dia adalah Kang Juhyung, boss kakaknya, sekaligus calon suaminya. Hari ini Jieun dibawa untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Seharusnya Jihoon ikut. Tapi karena sesuatu kakaknya itu harus ke Seoul untuk mengurus pekerjaan.

"Kenapa kamu diam saja?"

Jieun melirik ngeri calon suami yang lebih tua darinya lima belas tahun itu, "Ti... tidak kenapa-kenapa..."

Dan mereka pun sampai di depan rumah Jieun.

"Te... terimakasih..." kata Jieun terbata-bata. Gadis itu pun segera membuka seat belt untuk turun. Namun tangannya ditahan oleh Juhyung.

"Kamu tidak tawarin saya buat ikut masuk?" bisik Juhyung dengan smirk yang membuat Jieun semakin ngeri.

"Hah?"

"Kakakmu tidak ada kan? Saya mau masuk ke dalam. Saya mau lihat rumah kalian..." dan Juhyung pun keluar dari mobil.

Jieun panik. Segera ia keluar mobil dan menyusul Juhyung yang sudah masuk ke pekarangan rumahnya.

"Tung... tunggu sebentar..." teriak Jieun menahan Juhyung. "Apa yang ingin Anda lakukan di rumah saya?"

Lagi-lagi Juhyung memberikan smirk yang membuat Jieun semakin khawatir. Juhyung memang bukan pria jelek. Dia lumayan tampan untuk hitungan pria lajang usia empat puluh tahun. Dia juga mapan. Harusnya Jieun tak perlu khawatir menikah dengannya. Tapi entah kenapa Jieun merasa Juhyung bukan pria baik.

"Saya mau lihat rumah calon istri saya..." jawab Juhyung. Dia pun melemparkan pandangannya ke seluruh pekarangan rumah Jieun, "Ck! Sempit sekali... bahkan mobil saya aja nggak cukup buat masuk ke sini..." gumamnya yang bisa didengar jelas oleh Jieun.

Jieun pun mengambil kunci di tasnya dan membuka pintu rumahnya. Tanpa babibu, tanpa membuka alas kaki, Juhyung masuk dengan wajah sombongnya, membuat Jieun ingin sekali mengusir pria itu saat itu juga.

"JIEUN!" teriak seseorang dari depan rumah.

Keduanya menoleh. Juhyung mengeryitkan dahinya karena tak mengenal pemuda berambut blonde yang barusan memanggil calon istrinya. Sedangkan Jieun, hanya diam karena tak menyangka Kwon Soonyoung masih berada di Busan.

"Siapa dia?" tanya Soonyoung mendekati mereka. Wajahnya tidak senang. Soonyoung bahkan menatap sinis Hwang Juhyun serta penampilannya.

"Soonyoung-ah... ngapain lu di sini?" tanya Jieun.

"Temanmu?"

"Ya dia temanku..."

"Suruh dia pulang... ini sudah malam... dan saya lapar. Jadi kamu harus masak untuk saya!" kata Juhyung lalu masuk ke dalam rumah Jieun.

"Dia calon suami yang lu maksud?" tanya Soonyoung sinis. "Lu bakal nikah sama cowok kayak dia?"

"Soonyoung, lu harusnya pulang ke Seoul. Gue uda bilang kan jangan ganggu gue lagi..."

"Gue ke sini cuma mau mastiin siapa cowok yang bakal nikahin lu sekaligus yang bakal jadi ayah dari anak gue!" kata Soonyoung dengan wajah serius. "Dan ternyata dia? Jieun, siapa pun bisa lihat muka penuh nafsu dari pria tua kayak dia!"

"CUKUP!" bentak Jieun. "Stop, Soonyoung! Lu nggak punya hak buat ngomong apapun! Ini hidup gue... dan lu bukan siapa-siapa gue..."

"Tapi lu lagi ngandung anak gue!"

Smile FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang