Buat yang baca wajib follow dulu instagram :
@storyhusni_
@aqillhabibi
@raisyaalikaputriFollow Tiktok :
@storyhusni_Kalau ada yang nemuin typo, bantu revisi di kolom komentar ya teman-teman 🙌
Budayakan vote dan komentar dulu sebelum lanjut. Klik bintang di pojok kiri bawah untuk Vote ya. Tquuu
Happy Reading 💙
.
.
.
."Baik kita cukupkan perkuliahan hari ini, jangan lupa untuk tugas pertama di minggu depan."
Seiring Dosen bernama Buk Laila keluar, Raisya ikut keluar setelah memastikan alat tulisnya masuk ke dalam tas. Perhatiannya teralih menatap jam di layar ponselnya, Raisya menggigit bibir, sudah sore sekali.
Langkah Raisya berjalan cepat menuju gerbang, satu yang ingin dikejarnya saat ini, angkutan umum. Hati Raisya sudah gelisah karena takut tidak angkutan umum lagi di jam segini.
"Sya, gue duluan."
Raisya menoleh pada Alya yang baru melewatinya dengan motor, ia mengangguk. Melihat ke sekeliling ia menyadari sudah lengang, teman sekelasnya pun sudah berangsur pulang. Mereka yang tinggal kos terlihat berjalan cepat menuju gerbang, sama sepertinya, tapi, bedanya Raisya harus menunggu angkutan dulu untuk pulang.
"Duh mana sih!?"
Gelisah, sudah sepuluh menit berdiri di tepi jalan membuat Raisya kini tidak tenang. Raisya tidak kunjung melihat angkutan warna biru dari tadi, langit juga sudah mulai gelap.
"Ayo dong!" Raisya mengetukkan kakinya dengan tidak tenang. Angin sore yang berhembus saat ini cukup dingin, membuatnya ingin pulang segera.
"Ih lama benget."
Tin
Raisya menoleh begitu menyadari motor besar yang berhenti di depannya. Ia menyipitkan mata melihat cowok yang menggunakan kaca helm full face kini menoleh menatapnya.
"Ayo naik!"
Raisya tidak kunjung membalas atau pun naik, hingga kaca helm itu dinaikkan baru ia paham itu Aqil.
"Naik."
"Enggak, ntar ada yang lihat."
"Lo mau di sini sampai malam?"
Raisya terdiam.
"Naik atau gue tinggal?" ancam Aqil. Raisya langsung kalang kabut diancam seperti itu, ia buru-buru mendeklat ke motor Aqil, tidak ingin ditinggal sendiri.
"Ini naik."
"Pakai leggingkan?"
"Iya." Untung saja roknya tidak sempit hingga tidak memperlihat lekuk kakinya.
Menaiki motor besar untuk pertama kalinya membuat Raisya bingung. Ia bahkan kesusahan untuk menaiki motor Aqil.
"Pegang tangan gue, terus naik." Aqil menyodorkan tangannya membantu Raisya. Raisya melakukan yang diperintahkan Aqil dan baru bisa duduk di belakang, setelahnya ia melepaskan tangan Aqil.
"Udah?"
“Udah.”
Aqil menghidupkan motornya, sedang Raisya kini meremas tangannya merasa aneh setelah memegang tangan Aqil, seperti ada desiran yang tidak bisa ia jabarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAQIL (Kuliah Tapi Nikah) || TERBIT✓
Teen FictionTerbit di Cloudbookspublishing Sudah tersedia di Gramedia dan Toko Buku Online Raisya Alika Putri, gadis yang tidak pernah menginginkan nikah muda namun terpaksa melakukannya demi cita-cita. Dia harus menerima persyaratan nikah muda demi bisa kulia...