Selesai subuh dan mengaji Raisya melipat mukenanya dan berniat ke luar untuk membuat makanan. Mumpung kuliah jam sembilan ia memiliki banyak waktu untuk masak nasi goreng pagi ini.
Untuk kali ini Raisya sengaja tidak menggunakan hijab lagi di rumah, selain susah untuk nanti masak ia juga kini mulai ingin membiasakan dihadapan Aqil. Jika dipikir ngapain juga ia tetap menggunakan hijab padahal Aqil suaminya.
Setelah menggulung asal rambut lurusnya, Raisya dengan piyama doraemonnya berlalu ke dapur. Ia mulai mengambil bahan-bahan untuk nasi goreng . Dimulai dari bawang merah, bawang putih, sayur selada, tomat, telur, nasi dan lainnya.
Raisya mulai mengambil papan pengiris dan pisau lalu mengiris bawang merah yang dilanjutkan dengan bawang putih.
"Masak apa?"
"Nasgor." Raisya tidak menoleh, tetap fokus mengiris bawang.
"Mau tau cara yang enak nggak?" tawar Aqil.
"Emang Kak Aqil nggak kuliah pagi?"
Raisya menyadari Aqil yang berjalan mendekat ke arahnya.
"Jam sembilan." Raisya hanya mengangguk saja. Aqil sudah berdiri di samping melihatnya yang mengiris bawang.
"Gimana caranya?" Raisya jadi sedikit tertarik dengan tawaran Aqil mengingat masakan Aqil yang enak.
"Sini." Aqil berniat mengambil bawang ditangan Raisya, namun langsung dicegah Raisya.
"Ini biar Raisya. Kak Aqil yang lain."
"Ya udah." Aqil mengambil bahan lain, lalu mulai menunjukkan langkahnya kepada Raisya sambil mengajarkan Raisya masakan enak yang didapatnya dari neneknya.
"Nah gini kalau cara gue."
Setelah semua bahan diiris oleh keduanya, kini Aqil memasukan bumbu ke kuali yang dimulai dari bawang yang tadi sudah diiris. Aroma wangi langsung tercium di hidung Raisya. Ia hanya melihat saja dan membiarkan Aqil yang memasukkan bumbu sambil melihat perbedaan dengan caranya membuat.
"Tumben nggak pakai hijab?"
Raisya menoleh sebentar pada Aqil yang sudah memasukan bumbu dan mentumisnya.
"Emang kenapa? Wajar kan, Kak Aqil juga suami Raisya."
Aqil mengangguk, tersenyum samar, setidaknya Raisya memang sudah menganggapnya suami dan mulai membiasakan diri.
"Kemaren Raisya ketiduran di meja. Kak Aqil yang ngangkat Raisya?"
"Iya." Wajah Raisya memerah. Ia langsung mengalihkan tatapannya dari Aqil. Tidak menyangka semalam sampai digendong Aqil ke kasur.
"Tapi berat sih sampe susah gendongnya." Ucapan Aqil sukses menghilangkan wajah memerah Raisya, berganti dengan tatapan melotot.
"RAISYA NGGAK BERAT!" Raisya menepuk lengan Aqil dengan kesal. Padahal tubuhnya ideal dan bahkan tidak gemuk. Dari mana datangnya berat?
Raisya mengembung pipi kesal.
"Iya berat."
"RAIYSA NGGAK BERAT!"
"Berat."
"NGGAK!"
"Berat dosa."
"SUGAALLL ..." teriak Raisya emosi.
***
"Coba dulu."
Raisya menerima sendok dari Aqil. Memilih duduk lalu mencicipi nasi goreng dari Aqil. Matanya langsung berbinar begitu merasakan dilidahnya, benar enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAQIL (Kuliah Tapi Nikah) || TERBIT✓
Ficção AdolescenteTerbit di Cloudbookspublishing Sudah tersedia di Gramedia dan Toko Buku Online Raisya Alika Putri, gadis yang tidak pernah menginginkan nikah muda namun terpaksa melakukannya demi cita-cita. Dia harus menerima persyaratan nikah muda demi bisa kulia...