Part 2

215K 22.7K 880
                                    

Sebelum lanjut, harap baca dulu ya^^

1. Dilarang menyalin cerita ini dan memindahkannya aplikasi lain dengan mengubah nama tokoh serta mengatas namakan karya lain

2. Cerita ini hanya fiksi belaka. Hanya cerita biasa yang tercipta karena imajinasi Author. Jika ada kesamaan nama tempat, waktu atau apapun itu hanya kebetulan.

3. Bagi teman-teman yang ingin mempromosikan cerita ini di ig ataupun tiktok silakan, dengan senang hati aku mengizinkannya :) Jangan lupa tag akun @storyhusni_

4. Dilarang mengambil sebagian part untuk kepentingan sendiri. Dilarang mengambil cerita dan mengubahnya untuk kepentingan sendiri. 

5. Jika menemukan ada cerita sama dengan cerita ini hampir 95% silakan lapor ke aku.

6. Dilarang plagiat karena penulis tidak akan ridho dan cerita ini sudah memiliki surat keaslian karya sehingga yang PLAGIAT dapat dituntut dengan mudah.

Akibat Plagiat :

1. DOSA karena tulisan orang DICURI.
2. PENULIS NGGAK PERNAH RIDHO.
3. Kreatifitas, ide menulis nggak akan terasah.
4. Perkaranya nggak hanya di dunia juga akhirat.
5. Nggak murni, nggak ada yang bisa dibanggain karena mencuri karya orang.
6. Bisa sampai dibawa ke ranah hukum karena cerita ini terbit dan memiliki surat keaslian karya

_____________________________________

AKU SUDAH MENGINGAT, JIKA TETAP DI LAKUKAN maka tanggung sendiri akibatnya di YAUMIL HISAB nanti.

__________________________________________________

Bismillah
Happy Reading :)

"Yang namanya kebiasaan itu memang sulit dihilangkan."

Raisya Alika Putri

     "RAISYA, TAHAJUD!"

     Suara teriakan bariton yang samar-samar terdengar dari celah pintu membuat tidur Raisya terasa diganggu. Ia mengambil bantal dan meletakan kepalanya ke dalam, suara itu mengganggu tidurnya saja.

     "Sebentar lagi masuk subuh, bangun Raisya!"

     "Iya bentar lagi ...." erangnya malas.

     "NGGAK ADA SEBENTAR. SHOLAT!"

     Raisya mengembuskan napas kasar, mengesampingkan bantalnya dengan malas seraya membuka mata yang begitu berat. Ia menatap sinis pintu yang dibaliknya berdiri Aqil.

     "Manggil teriak-teriak!”

     Raisya turun dari kasur dengan jengkel. Ia melirik jam yang menunjukkan pukul tiga dini pagi, lalu berjalan membuka pintu dan tidak mendapati Aqil lagi di depan kamarnya. Ia mengembuskan napas panjang, berjalan menuju toilet dengan langkah gontai. Sebenarnya Raisya memang tipe orang yang susah bangun, bisa dikatakan jarang melakukan sholat malam jika saja tidak dibangunkan Ariana. Begitu selesai sholat tahajud dua rakaat, Raisya kembali ke kasurnya. Matanya tidak bisa diajak kompromi lagi, ia ingin kembali tidur melanjutkan mimpi indah yang sempat terhenti.

     "RAISYA!!"

     "Ampun dah, apa sih! Raisya baru tidur juga." Raisya menarik selimut hingga menutupi kepalanya, menggerutu dengan mata terpejam. Rasanya baru tidur sebentar ia malah kembali mendengar ketukan dan suara bariton yang membuatnya mendengus.

SYAQIL (Kuliah Tapi Nikah) || TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang