Prolog

24.3K 1.2K 755
                                    

Berdiam diri sendirian yang hanya ditemani dengan kesunyian. Bahkan suara jangkrik pun tak terdengar sama sekali. Berdiam dengan perasaan yang terasa hampa dan kosong. Terkadang ia sendiri bingung, Untuk apa ia hidup jika hanya ditemani dengan kesunyian?

Tapi, bagi gadis cantik yang saat ini berdiam diri di balkon kamar, kesunyian adalah salah satu kebiasaan. Bukan karena keinginan, tetapi memang terjadi di luar keinginan. Seperti saat ini, aktivitas yang memang sering ia lakukan di setiap malam. Duduk di balkon sendirian yang hanya ditemani dengan semilir angin malam yang hanya melintas. Entah itu karna sekarang ia menyukai kesunyian atau hanya sekedar mencari sebuah kenyamanan.

Ia mendongak. Menatap langit malam yang entah sejak kapan menjadi salah satu hoby dalam hidupnya. Ada sedikit perasaan iri pada sebuah bulan, yang berani terus menampakkan cahaya terang di antara ribuan bintang-bintang meskipun ia tampak berbeda dari yang lainnya. Terkadang ia bertanya

Kenapa hidupnya tak semudah bulan? Tetap semangat dalam menjalani kehidupan meski terasingkan.

Namun ia sadar, karena meskipun bulan sendirian diantara banyaknya bintang-bintang, bulan akan tetap selalu terlihat lebih istimewa.

Sedangkan dirinya?

Ia mungkin di ibaratkan seperti sebuah bulan yang hancur, yang terpisah jauh dari serpihan lainnya, dan berada di balik awan hitam pekat yang menggumpal di langit malam. Tak terlihat. Terlihat saja tidak! bagaimana ia bisa istimewa?

Ingin rasanya ia pergi dari takdir ini, dan mencari takdir yang baru lagi. Takdir yang membuat ia merasa bahagia, saat berada disisi orang yang memang menyayanginya.

Tapi kembali lagi pada sebuah kenyataan.

Terkadang memang, kenyataan dengan keinginan itu tidaklah sejalan. Dan itu cukup menyakitkan bagi setiap orang. Begitupun dengan dirinya saat ini.

Namun ia tidak boleh terlalu menyalahkan takdir. Karena, dibalik takdir yang buruk terdapat takdir yang baik yang biasanya tidak terduga. Lagi pula kehidupan kita kedepannya tidak ada yang tau. Seperti kata pepatah "Tidak selamanya akan malam, selama masih ada matahari". Dan ia berusaha untuk percaya, tidak selamanya ia berada di ruang yang kosong dan gelap selama di sebelahnya ada ruang yang terdapat banyak lampu.

***

Follow ig : @goresan.coret_

Sangat mengharapkan kritik & saran dari kalian. Mungkin prolognya lebay? Gk dpt feelnya? Membosankan? lanjut chapter atau gk usah? Atau apalah², silahkan di coment😙.

Selama membaca jangan lupa kasih vote dan komennya ya, diusahain bales kok kalo emang sempet. Mau dapet pahala dan bikin author seneng? Caranya mudah, kalian cuma perlu masukkin cerita ini ke reading list kalian. Dan buat kalian yang baik hati juga tidak sombong, ajakin temen-temen kalian semua suapaya bisa ikutan baca cerita ini😊

November 2017🐣


Salam Cetar^^

Fifa Story [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang