Bagian Sembilan
"Kamu itu cuma angan-angan, nggak akan bisa dicapai. Mungkin bisa, tapi dalam khayalan."
------------------------------
-FifaStory-
Sepulang sekolah Dirga langsung menuju ke tempat dimana pesanan kue yang dibilang Bunda melalui pesan. Sebenarnya Dirga sangat malas kalau saja bukan demi Bunda yang entah kenapa sangat cerewet. Tapi Dirga juga memakluminya, karena sangat tidak mungkin jika Bunda yang mengambilnya sendiri sedangkan Bunda dalam keadaan mengandung.
"Permisi Buk, saya mau ambil pesanan kue Bunda saya," ucap Dirga pada seorang wanita pemilik dari toko kue.
"Atas nama siapa ya?" Tanyanya.
"Nadin Seltavia."
eh bener nggak ya? -batin Dirga dalam hati.
"Gak ada, yang adanya cuma Nadin Selivia?"
"Eh, itu yang saya maksud Buk," elak Dirga.
Ibu itu terkekeh kemudian berkata, "Ngucap nama Bundanya sendiri aja keseleo, gimana ngucap ijab kabul calon istri kamu nanti? bisa nggak sah."
Jleb!
Mata Dirga sukses melotot saat mendengar apa yang diucapkan Ibu itu.
Eh buset dah. Calon aja nggak punya, apalagi rencana punya istri? Gila! Bukan gue banget. Ya kali nikah dadakan? -batin Dirga dalam hati, sambil memaksakan untuk sedikit tersenyum meskipun itu terlihat sangatlah kaku.
Dengan cepat Dirga langsung mengambil bingkisan kue yang sesuai dengan pesanan Bundanya, sebelum pergi dari sana dengan buru-buru. Meninggalkan seorang Ibu pemilik dari toko kue itu yang masih menatapnya seraya terkekeh dan menggeleng kecil.
***
"Assalamua'alaikum."Dirga memberi salam saat ia masuk ke dalam rumah, sambil menenteng bingkisan kue yang ia ambil di toko menyebalkan tadi. Dirga langsung duduk di sofa ruang tamu yang menghadap televisi . Ditaruhnya kue itu di atas meja lalu, merebahkan punggungnya di sana sebelum menghembuskan napas kasar.
"Wa'alaikumsalam. Gimana Bang, pesanan Bunda sudah kamu ambilin kan?" Tanya Bunda dari dapur yang kini menghampiri Dirga dan ikut duduk di sebelahnya.
"Udah tuh," tunjuk Dirga ke arah meja.
"Oh ya udah, makasih ya."
"Hmm."
Nadin menyerngit heran, diperhatikannya raut wajah Dirga yang tampak merengut. "Kamu kenapa? kok mukanya kesel gitu?"
"Bun, pokoknya Dirga nggak akan mau lagi ke tempat kue itu sampai kapan pun!" ujarnya yang menggebu-gebu.
"Emang kenapa dengan toko kue itu? ada yang salah?" tanya Nadin yang merasa heran sendiri dengan tingkah putranya.
Dirga mengangguk dan mengubah posisinya menjadi duduk. Lalu Ia menceritakan kejadian dimana pemilik toko itu yang membuat Dirga merasa kesal sekaligus malu dalam waktu yang bersamaan.
Alih-alih mendapat pembelaan, kini Nadin malah menertawakannya.
"Ck, Bunda nyebelin."
"Hhaha udahlah masalah gitu doang kok, lagian salah kamunya juga kan yang pakai acara salah nyebutin nama bundanya sendiri," jelas Nadin kemudian yang masih diselingi kekehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fifa Story [END] ✔
Teen Fiction[PROSES REVISI] Nggak semua anak kembar itu memiliki nasib yang sama. Dimana salah satu dari mereka mendapatkan kasih sayang yang berbeda dan fisik yang juga berbeda. Tapi meskipun begitu, mereka masih saling peduli satu sama lain. Memang ada? Tentu...