08

7.5K 448 111
                                    

Bagian Delapan

Jika Fisik yang menjadi penilaian, kenapa hati diciptakan? -' Dirga .H.A

-------------------------------

-FifaStory-


10:05 PM.

"Lo nggak ke kantin Ga?"

Dirga menghentikan game di handphonenya sebentar, lalu mendongak menatap orang yang tengah bertanya kepadanya. "Nggak, males gue."

Mendengar jawaban Dirga barusan membuat orang itu menaikkan sebelah alisnya, "Tumben? biasanya juga lo nggak sabaran malah."

"Ngaca! Bukannya itu kebiasaan lo sendiri ya?" balas Dirga seraya menyindir.

Sandy langsung tergelak tawa sekaligus malu sendiri saat menyadarinya, ia hampir saja lupa. "Haha iya juga sih. Tapi beneran nih lo nggak ke kantin? Kenapa? nggak punya duit? Bisa utang kok!"

"Ck, bacot ah lo! Yang ngutangin lo biasanya kan gue!"

"Anjir ngegas," ucap Sandy yang mengusap dadanya kaget. "Lo perhitungan banget sama temen sendiri juga," omelnya yang merengut sebal.

"Lagian lo, gue bilang nggak ya berarti nggak. Udah sana, gue masih kenyang."

Sandy mengangguk paham, lantas bangkit dari duduknya, "Ya udah. Eh bentar!" Dirga mendongak, menanti kelanjutan yang akan di ucapkan oleh Sandy. "Beneran nih?" tanyanya dengan tampang yang menyebalkan, membuat Dirga kembali mengumpat kesal. Sedangkan Sandy yang berhasil memancing emosi Dirga langsung tergelak keras. Sebelum akhirnya bangkit dan benar-benar pergi meninggalkan Dirga.

Dirga memdengus, lantas kembali lagi fokus pada game di handphonenya yang sempat tertunda.

Tapi tidak lama beberapa menit kemudian, Dirga mendapat memdapatkan notifikasi pesan masuk di handphonenya, membuat permainannya terpaksa untuk terhenti. Dan saat ia lihat, ternyata dari Bunda.

Bunda❤ : Bg nanti sebelum pulang sekolah, kamu mau nggak ambil pesanan kue Bunda dulu di tempat biasanya? Jangan sampai nggak ya. Awas aja kalo nggak 😊.

Dirga terkekeh sebelum mengetikkan pesan sebagai balasan. Bundanya memang sedikit unik, dan karna keunikan inilah yang membuat Ayah jatuh cinta katanya. Lihat saja dari pesan ini, Bunda bertanya tapi sebelum Dirga menjawab, Bunda juga sudah terlebih dahulu mengancam. Jadi adakah pilihan lain untuk Dirga tolak?

Dirga : Nggak ada pilihan lain Bun, orang udah diancem duluan gitu.

Bunda❤ : Wah kamu sudah besar ya bg? Nggak sia-sia dong Bunda panggil kamu abang. 😆

Dirga : Iya Bun iya, terserah.

Setelah membalas pesan singkat dari Bunda, Dirga pun berniat untuk pergi ke perpustakaan dengan harapan ia bisa tiduran, atau sekedar beristirahat sebentar. Tapi sebelumnya, ia memasang aerphone di kedua telinganya terlebih dahulu.

Selama Dirga menuju tempat tujuan, yang kebetulan melewati koridor kelas sepuluh. Tanpa sadar Dirga bersenandung kecil mengikuti alunan musik yang terdengar indah di telinga, membuat semua siswi menatapnya dengan tatapan memuja.

Fifa Story [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang