16

5.1K 294 63
                                    

Bagian Keenam Belas

Luka tak memiliki suara sebab air mata jatuh tanpa bicara. -Finata A. F

------------------------------

-FifaStory-

Fina baru saja membuat segelas susu dan membawanya ke ruang keluarga seraya menonton TV bersama Fani. Namun tak lama kemudian, perhatiannya beralih pada bunyi bel rumah yang tengah berbunyi.

"Siapa ya?" Gumam Fina.

Fani yang mendengar gumaman Fina mengendikkan bahunya, "Nggak tau."

Saat Fina berniat ingin membuka pintu, Mbok Jum sudah terlebih dahulu membuka pintu membuat Fina segera mengurungkan niatnya. Di sana, Fina dapat menemukan seorang pria yang bertubuh tinggi dan disusul oleh seorang wanita cantik di sampingnya.

"Mama! Papa! Akhirnya kalian pulang juga." Ucap Fani dan langsung berlari kecil seraya memeluk Mama Papa secara bergantian. "Kangeeen..." lanjut Fani dengan rengekan kecil membuat Mama tertawa, begitupun dengan Papa.

Melihat itu, Fina tersenyum lebar dan ikut munyusul Fani yang sudah terlebih dahulu menghampiri Mama Papa di sana.

Fina mendekati Mama dan Papa, berniat untuk memeluk mereka juga. Seketika senyum Fina berubah saat Mama yang hanya mengulurkan tangannya bukan untuk memeluk, tetapi hanya agar Fina bersalam.

Fina hanya bisa berusaha tetap bersikap seperti biasa saja, ia tidak ingin Fani sampai melihat kejadian yang kesekian kalinya ini. Tanpa ambil pusing, ia pun ikut mengulurkan tangannya dan mencium tangan Mama, meskipun hanya sekilas. Ada rasa nyeri yang Fina rasakan saat ini, membuatnya menarik napas dalam-dalam untuk menahan rasa sakit yang ia rasakan sekarang.

Dan Fina sedikit terkejut, saat Mbok Jum yang ternyata telah melihat itu. Mbok Jum menatap Fina dengan tatapan iba, saat itu juga Fina menunjukkan senyuman terbaiknya pada Mbok Jum kalau dia baik-baik saja. Mbok Jum menghela napas pelan, sebelum ikut tersenyum samar.

Setelah itu, Fina beralih pada Papa yang sedang berbicara pada Fani. Dengan mengumpulkan sedikit keberanian Fina mendekati Papa, dan tersenyum saat Papa yang meliriknya. Tanpa Fina sangka, kali ini Papa memeluknya. Meskipun Fina tau, ini bukan pelukan sungguhan. Melainkan karena ada Fani.

Fina tersenyum tipis, lalu melirik Fani yang begitu bahagianya. Berbeda dengan dirinya yang hanya berpura-pura bahagia saja. Tapi ya sudahlah, setidaknya Fani terlihat bahagia. Ya, hanya itu.

"Papa sama Mama baik baik aja kan selama di perjalanan pulang? " tanya Fina kemudian agar Fani tidak merasa curiga. Karena tidak mungkin jika Fina hanya berdiam diri saja setelah beberapa hari tidak bertemu Mama dan Papa.

Papa beralih pada Fina "Iya, Papa sama Mama baik-baik aja kok."

Fina mengangguk, "Syukurlah. Ya udah kalo gitu Fina ke kamar dulu ya Pa, ada tugas sekolah. "

Setelah Papa mengangguk pelan, Fina langsung menuju ke kamarnya. Di sana, Fina duduk di tepi ranjang dengan tatapan sendu.

Bukan ini yang Fina harapkan. Namun takdir berkata lain, yang membuat Fina bagaimana pun harus bisa menerima semua kenyataannya. Kenyataan yang terkadang membuatnya berharap kalau ini hanyalah sebatas mimpi buruknya saja. Tidak lebih.

Semuanya begitu terasa menyesakkan dada Fina, ingin rasanya ia berteriak sekencang-kencangnya, namun tidak bisa. Kini ia sangat gelisah, sampai kapan ia akan terus berpura-pura tegar seperti ini? Ia juga tau, cepat atau lambat kalau sikap Mama dan Papa terus begini akan membuat Fani mengetahuinya.

Fina merebahkan tubuhnya dengan tatapan lurus ke depan. Menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa biru langit, sebelum kembali tersenyum kecut.

Kenapa hidup gue nggak berwarna sama sekali?

***

Fani menuruni anak tangga seraya menguap beberapa kali. Di sana ia dapat melihat Mama dan Papa yang sudah tampak rapi, membuatnya mengernyit heran.

"Mama sama Papa mau kemana pagi-pagi begini? "

Bella mendongak, "Mama sama Papa mau berangkat kerja dulu."

"Tapi kan kalian baru pulang kemarin?"

Bella merangkul Fani seraya tersenyum, "Tapi ini emang sudah tugasnya Mama sama Papa. Kamu di rumah baik-baik aja ya, kan ada Mbok yang jagain kamu. Nanti juga Fina bakal pulang sekolah, bisa nemenin kamu."

Setelah mengatakan itu, Bella mencium kening Fani yang di susul oleh Rudy. Dengan sedikit perasaan tak rela, akhirnya Fani pasrah. Mau tidak mau, rela tidak rela ia harus terima.

Saat Fani berniat kembali ke kamarnya, tanpa sengaja ia melihat sepasang sepatu sekolah Fina yang berada di samping bawah tangga.

Fani mengernyit heran, Bukannya Fina sudah berangkat ke sekolah ya? Batinnya.

Ia melihat ke arah jam tangannya, ternyata sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Jam segini biasanya Fina sudah pergi sekolah. Fani kemudian beralih Pada Mama yang tengah mengambil tas kerjanya di atas meja. Sedangkan Papa sudah mulai memanaskan mesin mobil sebelum pergi.

"Ma, Fina mana? " tanya Fani cepat.

Bella menatap putrinya heran, "Ya sekolah lah, kan kamu juga tau itu. Emangnya kenapa? Kok aneh gitu nanyanya. "

Fani terdiam sebentar, sebelum akhirnya menggelengkan kepala pelan. "Nggak papa Ma."

"Yakin nih? "

"Iya, Mama hati-hati ya. " ucap Fani saat Bella yang kembali mengecup keningnya.

Setelah kepergian Bella, lagi-lagi Fani menyerngit heran.

Tapi kan, sepatu Fina cuma satu - batinnya.

Sedetik kemudian Fani tersadar, tanpa -ba-bi-bu- lagi ia langsung sesegera mungkin menaiki anak tangga dengan cepat. Dan berniat langsung menuju ke kamar Fina. Ia harus memastikan kalau saat ini Fina ada di kamarnya atau tidak. Jujur, ia khawatir.

***


Ekhm. Tes tes, di coba. Masih ingetkan? Kalo lupa, coba inget :v

Jadi gini, disini aku datang lagi bawa chapter kelanjutan -Fifa Story- . Sebelumnya nih, aku minta maaf kalo udah terlalu lama nggak abdet karna alasan tertentu.
Pertama, hp aku hilang:'( jadi ga bisa lanjut.
Kedua, aku sempet lupa kata sandi buat masuk ke akun ini lagi, dan pernah gagal. Sempet pasrah gitu, pokoknya ngikhlaskan bangetlah kalo seandainya emang ga bisa di buka dan dengan terpaksa Fifa Story akan terlantar gitu aja. Tapi karena penasaran jadi aku coba terus, sampe ga sengaja bisa, dan allhamdullilah ke buka. Butuh perjuangan banget loh ini cuma demi kalian wkwk.
Ketiga, setelah lama nggak buka wattpad, jadi lupa alur tapi untung sekarang udah inget, jadi bisa lanjut lagi deh 😂.

Follow ig : @goresan.coret_

Ps: Jangan pelit sama Votenya ya guys💗 Lovyou!

Salam Cetar^^

Fifa Story [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang