-empat-

2.4K 167 0
                                    

Sudah hampir satu minggu Caraka mengunjungi kedai kopi tempat dimana dia bertemu dengan Alpinia. Caraka tidak pernah absen seharipun untuk mengunjungi kedai kopi itu. Caraka pun rela mentraktir Kamal serta Anjar agar bisa menemaninya hingga membuat kedua temannya protes tidak bisa tidur karena terus-terusan di cekoki kopi oleh Caraka.

"Udahlah bro, kalo jodoh ga bakalan kemana kok." kata Kamal saat mereka keluar dari kedai kopi itu.

Caraka mendengus. "Jodoh ga bakal kemana-mana, tapi saingannya yang dimana-mana." Anjar menambahkan.

"Jar, lo jangan nakut-nakutin gue gitu dong." protes Caraka.

"Dih ya emang bener kan, udah lo sekarang banyakin doa aja semoga lo bisa ketemu lagi sama doi, sekalian minta sama yang Maha Kuasa biar doi jadi jodoh lo." kata Anjar.

Caraka Danadyaksa namanya, seorang Accounting di sebuah perusahaan properti, Djakarta Corp.
Caraka sekolah di SMA yang sama dengan Alpi di Garut, mereka hanya beda jurusan. Alpi anak IPA, sedangkan Caraka anak IPS.
Sebenarnya Caraka sudah naksir Alpi sejak kelas XI SMA, tapi sayang Alpi saat itu sudah punya pacar, namanya Sadewa teman Caraka juga karena pas SMP ia satu kelas dengan Sadewa.

Entah apa yang membuat Caraka menyukai Alpi sampai sekarang. Dimata Caraka, Alpi ini berbeda dari cewek-cewek kebanyakan.
Dulu Alpinia ini terkenal jutek, bahkan Alpi pernah di daulat sebagai 'Panitia Terjutek' saat masa orientasi siswa tahun 2013. Masuk ke kelas XII, Caraka semakin tertarik akan pesona seorang Alpinia.
Diam-diam selama di sekolah Caraka selalu memperhatikan Alpi, setiap gerak geriknya selalu diperhatikan meskipun sangat jarang karena kelas mereka yang berjauhan. Saat itu Alpi ada di kelas XII IPA 2, kelasnya ada di pojokan dekat dengan lapangan basket sedangkan Caraka ada di kelas XII IPS 4 dekat dengan gerbang masuk.

Jika Caraka datang lebih awal ke sekolah, ia lebih memilih nongkrong di depan kelas, tujuannya hanya ingin melihat Alpinia ya meskipun Alpi selalu datang bersama pacarnya, Dewa.
Alpinia selalu diantar jemput ke sekolah oleh si Dewa. Alpi dan Dewa ini pasangan serasi, sama-sama cantik dan tampan, sesama anak IPA cuma beda kelas, dan sama-sama pintar, juga aktif berorganisasi.
Bahkan saat itu juga Caraka sedang punya pacar anak kelas sebelas, Caraka juga selalu menjemput pacarnya kesekolah, sebenarnya sih dia males tapi karena pacarnya terus memaksa ya apa boleh buat.
Pernah suatu pagi saat ia menjemput pacarnya, motor Caraka tepat berada di belakang motornya Dewa dengan Alpi yang di boncengnya, rasanya ingin sekali Caraka tukaran penumpang biar Alpinia sajalah yang diboncengnya. Caraka terus saja memperhatikan Alpinia dari belakang, rambutnya yang lurus, hitam dan tergerai sampai setengah punggungnya berayun saat tertiup angin membuat Alpinia semakin cantik seperti model-model iklan shampoo.
Saat berpapasan di mushola ketika akan shalat dzuhur pun, Alpinia hanya tersenyum tipis tanpa sapaan basa-basi.

Ingat sekali waktu itu semua anak organisasi sekolah mengadakan rapat umum bersama OSIS di aula sekolah. Saat itu Caraka menjabat sebagai ketua Sanggar Seni sekolah, dan Alpinia menjabat sebagai ketua English Club, see ? Bagaimana Caraka tidak mengagumi Alpinia, sudah mah cantik, pintar, jago bahasa Inggris lagi.

Hari itu mungkin hari keberuntungan untuk Caraka, hari dimana ia bisa bisa duduk tepat di bangku samping Alpinia saat akan rapat. Sebenarnya ia ragu untuk duduk di sebelah Alpi, pasalnya ia takut bangku itu sudah ada yang menempati, siapa lagi kalo bukan pacarnya si Dewa, mengingat Dewa juga menjabat sebagai ketua PMR saat itu.

Caraka sempat bertanya pada Alpi saat sebelum duduk untuk menanyakan apakah bangku disebelahnya sudah ada yang menempati atau belum, dan jawaban dari Alpinia hanyalah gelengan kepala, ingin sekali saat itu juga Caraka berteriak dengan berkata 'YESSSS.!!", tapi tentu saja ia urungkan dimana harga dirinya akan disimpan bila Caraka benar-benar melakukan itu.
Caraka pun duduk disebelah Alpi, dan kesan pertama yang didapatnya adalah kata 'wangi', iya Alpi wangi banget tapi bukan dari aroma parfum melainkan wangi minyak telon bayi sampai-sampai membuat Caraka berkali-kali menghirup aromanya dalam-dalam.
Dan sampai ia bertemu lagi di kedai kopi itu tujuh hari yang lalu dan sudah hampir 6 tahun tidak bertemu, wangi Alpinia masih tetap sama, wangi minyak telon bayi.

Perkara JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang