Selepas maghrib Alpi keluar dari kantor, ia terpaksa harus pulang terlambat karena ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan hari ini juga. Bella sudah pulang dari tadi, sebenarnya Bella memaksa untuk menunggunya tapi Alpi menolak, kasian Bella juga butuh istirahat setelah seharian ngurusin Pre-Wedding klien baru nya.
Alpi sudah memesan uber untuk pulang, dan rencananya Alpi mau pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhannya yang sudah pada habis.Alpi kemudian menuju rak-rak berisi makanan ringan, dan tanpa disengaja matanya melihat sosok laki-laki yang baru bertemu dengannya dua minggu yang lalu, Caraka. Caraka sedang ada di area buah-buahan sedang memilih buah Naga, Alpi mendekat kearahnya untuk memastikan dia memang Caraka.
Iya Alpi yakin dia Caraka, meskipun Caraka mengenakan jaket north edge dengan jeans denim yang membungkus kakinya.
Alpi menepuk pundak Caraka, yang saat itu posisinya memang sedang membelakangi Alpi. "Caraka ?" kata Alpi ragu-ragu tapi sukses membuat si lelaki membalikkan tubuhnya dengan ekspresi terkejut."Alpi." kata Caraka, Alpi tersenyum.
"Ketemu lagi."
"I-iya ya." jawab Caraka terbata karena masih terkejut ia bisa bertemu dengan Alpi lagi, rasanya Caraka ingin sekali menarik tubuh Alpi dalam pelukannya.
"Apa kabar ?"
"Hah aku baik, dan merasa lebih baik lagi saat aku bisa ketemu kamu." kata Caraka, Alpi terkekeh.
"Gombal banget sih."
"Seriusan, Al mana ada gombal, aku seneng banget bisa ketemu lagi." Caraka membela diri, yang mau tak mau membuat pipi Alpi memanas, kalo boleh jawab Alpi juga seneng bisa ketemu lagi dengan Caraka, seneng banget malah.
"Haha iya deh, belanja ?"
"Iya belanja buah doang sih, kamu juga ?" tanya Caraka dan Alpi mengangguk. "Baru pulang kerja, Al ?"
"Iya Ka, lembur bentar."
Caraka mengangguk-ngangguk."Eh udah belanjanya ? Kita cari tempat ngobrol, mau ?" tawar Caraka.
Jangan ditanya kali Ka, si Alpi mau banget elah.
"Emm boleh tapi aku mau beli sesuatu dulu disana, bentaran doang kok."
"Aku temenin." kata Caraka.
"Hah, oh yaudah." Alpi mengulum senyum saat Caraka mengekor dibelakangnya. Untung Alpi belum belanja banyak, cuma ada dua snack di keranjangnya, lupakan masalah belanja bulanan yang penting saat ini adalah Caraka.
Alpi dan Caraka sudah berada di perlengkapan baby. Caraka sedikit heran apa yang akan di beli Alpi di tempat perlengkapan baby ini, apa jangan-jangan Alpi sudah menikah dan punya anak ?? Itu pikiran Caraka, ah kenapa Caraka nggak kepikiran kalau Alpi sudah menikah."Aneh ya ?" tanya Alpi yang seakan menyadari kebingungan Caraka.
"Hah e-engga Al, kamu kamu sudah punya anak ?" tanya Caraka ragu sehingga membuat raut wajah Alpi sedikit terkejut.
"Em sorry, Al pertanyaan aku lancang banget ya ?"kata Caraka sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dan itu membuat Alpi tertawa.
Hadduhh anak dari Beijing ? Kalo anak dari Caraka sih Alpi mau hehe."Menurut kamu, aku udah punya anak ?" Alpi malah bertanya balik. Caraka bingung mau jawab apa.
"Engga aku ga punya anak Ka, aku kan belum nikah.""Alhamdulilah." tanpa Caraka sadari kata itu telah lolos terucap dari bibirnya, dan mau tak mau Alpi kembali terkekeh.
"Jadi ngapain ke tempat perlengkapan baby Al ?" tanya Caraka.
"Em mau beli kebutuhan aku, minyak telon, shampoo, hair cologne, soap terus lotion." kata Alpi sambil memilih beberapa lotion dan memasukkannya kedalam keranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Jodoh
General FictionIni perkara jodoh juga perkara seorang wanita dewasa yang masa bodoh perihal jodohnya. Ini tentang wanita dewasa berumur 25 tahun, Alpinia Sunda Trisma seorang Wedding Planner Senior di kota metropolitan sana. Alpinia ini cantik, kulitnya kuning lan...