Tepat jam sepuluh pagi, Caraka sudah stand by di ruang tamu kost-an Alpi. Kost-an Alpi memang khusus perempuan, yang penjagaan nya sangat ketat juga ada jam malamnya.
Sambil menunggu, Caraka memilih untuk mengotak-atik ponselnya, mulai dari membuka akun facebook sampai aku instagram yang sudah lama ia tinggalkan."Dorr." Alpi mengagetkan Caraka, yang sama sekali tidak merasa kaget. Caraka tersenyum melihat penampilan Alpi yang menurutnya sangat cantik dengan balutan skinny jeans, kemeja dengan motif mini blaster warna putih biru juga sneakers putih dari Bebe, tak ketinggalan tas selempang yang berwarna senada dengan kemejanya.
"Cantik banget Al." kata Caraka tiba-tiba membuat pipi Alpi bersemu merah.
"Masih pagi loh ini, kok udah gombal ya ?" kata Alpi, yang membuat Caraka tertawa.
"Udah yu berangkat sekarang, keburu macet." ajak Alpi.
Caraka mengangguk kemudian beranjak dari sofa. "Siap princess."
Mereka jalan beriringan keluar dari gerbang kost-an, tak lupa Alpi menyapa Pak Satpam yang sedang sibuk membaca koran pagi dengan segelas kopi hitam disampingnya."So where we go ?" tanya Alpi saat sudah duduk manis di kursi penumpang.
"Emm kalo ke studio musik aku dulu boleh ngga Al ?" tanya Caraka.
"Studio musik ? Kamu punya studio musik Ka ?" tanya Alpi.
Caraka mengangguk."Idiihh kok ngga bilang-bilang."
"Haha studio kecil kok, baru punya 4 room." kata Caraka.
"Kecil darimana nya ? Itu udah oke kali Ka."
"Lumayan lah Al buat investasi masa depan, modalnya juga dulu masih dibantu sama Bapak juga Kakak aku." jelas Caraka.
"Oh gitu, beneran hebat kamu Ka, eh studio musik nya dimana ?"
"Itu daerah pancoran, ngga papa kan kesana dulu ?" tanya Caraka.
"Iya ngga papa, santai aja kali." kata Alpi dan Caraka tersenyum.
Alpi tertegun melihat penampilan Caraka yang menurutnya sangat keren. Caraka mengenakan kaos lengan panjang warna hitam, jeans denim ditambah sepatu skecher nya yang super kece. Penampilan Caraka oke banget, khas lelaki dewasa."Hei kok ngeliatinnya kaya gitu ?" tegur Caraka membuat Alpi sedikit malu karena tertangkap basah sedang memperhatikannya.
"Ganteng ya ?" goda Caraka, sambil menaik turunkan alis tebal nya.
"Ganteng lah, kan cowok." kata Alpi sambil terkekeh, membuat Caraka mengerucutkan bibirnya yang agak kemerahan.
Jujur setelah Caraka mengisi hari-harinya belakangan ini, ada rasa yang tak bisa dijelaskan oleh Alpi, seperti rasa nyaman atau entahlah Alpi sendiri tidak bisa menjelaskan apa yang dia rasakan saat ini.
Caraka mungkin bisa dibilang orang baru yang datang setelah 25 tahun hidupnya didunia. Caraka bisa menjungkir balikan dunia nya, sekarang Alpi tidak hanya melihat Caraka sebagai teman semasa SMA, tapi juga sebagai lelaki dewasa.Alpi sendiri merasa kagum akan sosok Caraka, diusianya yang terbilang masih muda Caraka sudah memiliki sebuah studio musik rental di Jakarta pula. Kentara jika Caraka memang lelaki dewasa yang visioner.
"Nah sampe." kata Caraka, ketika mereka tiba di sebuah studio musik khas dengan gaya vintage, khas tongkrongan kids-kids jaman now.
Mereka pun turun dari mobil, berjalan beriringan masuk kedalam studio.
Studio musik Caraka memiliki dua lantai, lantai satu hanya ruang tunggu, ruang operator juga banyak alat-alat musik yang di wadahi dalam lemari kaca. Semua dindingya full dengan seni mural yang didominasi warna coklat. Ada juga beberapa quotes-quotes tentang musik yang dipajang di beberapa sudut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Jodoh
General FictionIni perkara jodoh juga perkara seorang wanita dewasa yang masa bodoh perihal jodohnya. Ini tentang wanita dewasa berumur 25 tahun, Alpinia Sunda Trisma seorang Wedding Planner Senior di kota metropolitan sana. Alpinia ini cantik, kulitnya kuning lan...