Hujan mengguyur kota Jakarta sejak sore tadi, membuat beberapa karyawan Djakarta Corp enggan untuk meninggalkan kantor, mereka lebih memilih untuk berbincang-bincang dengan sesama rekan nya sembari menunggu jemputan datang. Tapi tidak bagi Caraka, ia nekat menerobos hujan dengan Rush hitamnya menuju kantor Alpi.
Setengah perjalanan hujan mulai mereda, digantikan dengan gerimis-gerimis manja.Caraka memarkirkan mobilnya tepat di pelataran parkir kantor Alpi, sebelum keluar mobil ia merogoh ponselnya bermaksud untuk mengirimkan pesan.
Me : Al, aku udh di parkiran.
Tidak ada balasan dari Alpi, mungkin Alpi masih ada kerjaan pikirnya. Tak berselang lama ponselnya bergetar, tanda ada pesan masuk.
Alpinia Sunda T. : msk lobby dlu Ka, hujan kan ?
Me : iya, yaudah aku tnggu di lobby
Alpinia Sunda T. : 15 mnt lg aku trun, tanggung ada kerjaan urgent 😟
Me : iya tenang aj, aku tunggu d lobby.
Caraka kemudian keluar dari mobilnya, dengan berlari kecil.
Sebenarnya setiap kali Caraka menjemput Alpi, ia tidak pernah sampai masuk ke kantornya, karena setiap mobilnya sudah terparkir, Alpi juga sudah menunggunya di pos satpam. Ini kali pertamanya Caraka menginjakan kaki di sebuah kantor WO. "Kapan ya gue bisa kesini sama calon istri gue ?" batin Caraka.
Ia pun masuk ke lobby kantor, seperti yang sudah ia duga, dalamnya pasti tidak jauh-jauh tentang tetek bengek pernikahan. Mulai dari gaun pengantin yang di simpan dilemari kaca, foto-foto dengan berbagai konsep sampai sepasang sepatu kaca perempuan yang sama-sama disimpan dalam kotak kaca.Ternyata lobby cukup penuh, banyak karyawan yang sepertinya sedang menunggu jemputan.
Pandangan Caraka beralih pada sebuah foto pernikahan dengan konsep adat Jawa, foto dengan ukuran super besar itu dipajang di dinding sebelah utara dari pintu masuk. Tak ketinggalan juga ada satu set sofa berwarna coklat tempat para tamu untuk menunggu. Caraka mendekati foto pernikahan dengan konsep adat Jawa tersebut. Pengantin perempuannya nampak sangat cantik lengkap dengan balutan kebaya hitam berbahan bludru, pengantin lelaki nya juga nampak gagah, Caraka membayangkan jika dirinya lah yang bersanding di samping pengantin ini."Mas mas, udah terpesonanya ?" suara lembut perempuan mengagetkan Caraka yang tengah berkhayal. Alpi, dengan balutan outfit bermotif bunga lili tepat berada di belakangnya.
"Hei kaget tau." kata Caraka.
"Cantik ya ?" tanya Alpi.
"Cantik banget, aku nggak munafik Al hehe." jawab Caraka dan Alpi terkekeh. "Ini model ya ?"
"Bukan." jawab Alpi.
"Masa ? Cantik gini juga, atau salah satu karyawan disini ?" tanyanya.
"Iya, tapi kamu jangan tau lah, nanti jatuh cinta lagi sama orangnya." kata Alpi sambil mengulum senyum dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Ini kamu Al ?" tanya Caraka nampak tak percaya, Alpi mengangguk.
Caraka berdecak kagum. "Cantik banget sih.""Cowok nya juga ganteng ya ?" goda Alpi.
"Hah apaan biasa aja, gantengan juga ini." kata Caraka sambil menepuk dadanya sendiri, Alpi tertawa.
"Percuma ganteng kalo masih jomblo." kata Alpi.
"Dih ngeledek, status kita sama loh Al, aku ingetin kalo-kalo kamu lupa." kata Caraka.
"Haha iya-iya, masih hujan ya Ka ?" Alpi celingukan melihat ke arah luar yang masih diguyuri hujan, lalu pantatnya mendarat di sofa diikuti oleh Caraka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Jodoh
General FictionIni perkara jodoh juga perkara seorang wanita dewasa yang masa bodoh perihal jodohnya. Ini tentang wanita dewasa berumur 25 tahun, Alpinia Sunda Trisma seorang Wedding Planner Senior di kota metropolitan sana. Alpinia ini cantik, kulitnya kuning lan...