Hello~ untuk sedikit info, ini pertama kalinya Saya bikin fanfiction 😅, jadi mohon untuk memaklumi jika Ada banyak typo, alur cerita Gk jelas, dll, PS: ini cerita saat Manami Dan Karma dewasa (mendapatkan pekerjaan. Jangan pikir yang macem-macem ya... Saya masih suci ^_^)
Happy Reading!~ (untuk yang ini mereka lagi SMA permulaan dari janji~)
_______________________________"Karma-kun.." Kata ku sambil melihat kebelakang.
"Ada apa?," Katanya yang sedang asik mengepang rambutku.
"Karma setelah lulus nanti Aku bekerja sama dengan Takebayashi apa Kamu keberatan?" Kataku sedikit cemas.
"Eh?"
Seketika suasana diantara kami berubah. Senyum Karma lama-kelamaan menghilang. Aku takut kalau dia akan marah, karena sejak kami lulus SMP Takebayashi sempat mendekatiku karena alasan yg mungkin kalian semua tau.
"Takebayashi menawarkan pekerjaan itu kemarin saat aku pulang sekolah. Dia bilang jika aku menerima tawarannya, semua biaya kuliah akan ditanggung olehnya,"
"Jika Kamu keberatan Aku juga tidak akan menerima tawaran darinya," Kataku menambahkan.
"Baiklah jika itu juga kemauan mu sendiri untuk menerima tawaran darinya aku tidak akan keberatan," Kata Karma sambil mendengus, dan kembali sibuk mengepang rambutku.
"Nah! Sekarang rambutku sudah rapih kembali~," Katanya lagi.
Mendengar kata-katanya aku kesal. Dia sama sekali tidak peduli y? Terus.. kenapa dia bersikap dinging seperti it? Pikirku. Selama pelajaran aku tidak sekalipun mengobrol dengannya. Dia memang tidak peka ya..
"Heh...," Sudah ketiga kalinya aku menghembuskan nafas untuk memberi signal kepadanya. Tapi dia sama sekali tidak peka. Hal itu membuatku kesal Dan akhirnya saat istirahat makan siang aku mencoba untuk tidak mendekatinya. Aku memutuskan untuk pergi ke taman.
Sesampainya di taman aku duduk di bangku kayu yg berada tepat di atas pohon sakura. "Heh.... Kenapa aku kesal begini y? Akukan sudah mengenalnya sejak SMP, Jadi sudah seharusnya aku terbiasa dengan ketidak pekaannya," Kataku sedih.
"Okuda!," Tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggil namaku. Semakin lama, semakin terdengar suara nafas yang tak terkendali. Sepertinya orang yang memanggil ku habis berlari mengelilingi sekolah tapi.. siapa?. Aku mengarahkan kepalaku kearah sumber suara tersebut. Terlihat sesosok laki-laki yang berbadan tinggi dan berambut merah terang. Seketika aku sudah menyadari kalau lelaki yg mendatangiku itu adalah Karma.
" M-maaf... Apa aku tidak boleh duduk disini? Kalau tidak boleh aku pergi saja, b-bento yang ku bawa juga sudah habis," Kataku sambil beranjak pergi.
"Tunggu! " Teriaknya sambil menahanku.
"Apa kamu bercanda, bento mu saja sama semakin belum dibuka, dan terlebih lagi sendokmu belum kotor. Jadi tolong dengarkan dulu Hal yang ingin ku bicarakan kepadamu," Katanya lagi.
"Tapi.. kenapa harus aku?"
"Kita berteman selama 6 tahun jadi aku ingin memberi tahumu sesuatu yang harus kamu dengar sebagai temanku," Katanya dengan serius.
Akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti permintaannya. Aku duduk disampingnya dan menatapnya dengan serius.
"Jadi... Ada apa?," Kataku penasaran.
"Begini saat Kita lulus nanti aku akan kuliah di luar kota. Jadi jarak diantara Kita sekarang semakin jauh, jadi masalah keterbatasan komunikasi juga akan muncul. Aku ingin mendengar pendapatmu soal ini," Katanya menjelaskan.
Setelah mendengar kata-kata itu aku tersetak. Hari ku terasa sakit. Mimpi buruk ku terwujud ya....
"Heh... Aku gak keberatan kok. Soalnya setelah Kita lulus, hubungan Kita sebagai sahabat akan berakhir juga ..," Kataku sambil menunduk.
"Maksud? Kenapa persahabatan kita harus berakhir?" Katanya tidak mengerti.
"Kamu pasti akan jatuh cinta kepada perempuan lain Dan melupakan ku begitu saja bukan? Di luar sana pasti masih banyak perempuan yang lebih cocok untuk mu,"
Suara ku mulai bergetar, dadaku terasa sesak. Tanpa kusadari air mata mulai keluar. Aku sudah tidak bisa menyembunyikanya lagi. Semua email yang ku pendam selama ini keluar tak terkendali.
"Eh?! Kok nangis? Kamu kenapa? Apa Ada yang Salah? Aku cemas tau!" Kata Karma panik.
"Karma-kun... Boleh aku menanyakan sesuatu?"
"Kenapa?"
"Kenapa kamu menolak perasaan Rio?" Kataku.
Suasana di sekitar kami berubah menjadi sangat sunyi dan canggung. Dag...dig...dug... Detak jantungku berdetak kencan. Apa jawaban mu Karma?
"Hem.. bagaimana y...."
"Mungkin karena aku sudah mencintai seseorang, tapi sepertinya sekarang aku sudah tidak perlu mendekatinya,"
"Eh?! Kenapa?," Aku bertanya.
"Karena orang yang ku cintai sekarang sudah berada tepat di sampingku," Katanya tiba-tiba menatapku sambil tersenyum jahil seperti biasanya.
Mendengar kata-kata itu semburat warna merah mulai muncul di wajahku.
"B-benarkah? A-aku?" Kataku memastikan.
"I..Iya,"
Sepertinya dia agak malu setelah berbicara seperti itu. Aku tersenyum. Dia memang tidak peka. Tapi dia sangat setia kepada sahabat dan teman-temannya ya... Pikirku tersenyum.
"Karma-kun,"
"Hem?"
"Kalau apa yang kamu bilang tadi benar. Maukah kau berjanji kepada ku?"
"Janji?"
"Berjanjilah kepada ku kalau suatu saat nanti kamu pulang ke Tokyo kamu akan menemuiku,"
"Baiklah, jika itu membuatmu bahagia, aku akan memegang janji itu dengan erat. Apapun akan ku lakukan agar aku bisa melihat tersenyum~," Katanya sambil menyeringai.
"Huh... D-dasar gombal!" Teriak ku malu.
Kamipun membuat janji. Aku akan berusaha untuk menepatinya! Karena janji adalah sesuatu yang sangat berharga. Dan janji yang kami sepakati ini, sama berharganya dengan perasaan kami masing-masing.
Pendek banget ya?? Sorry~ Karena Saya tidak ingin membuat kalian bosan 😅
Kayaknya cukup sampai disini dulu. Saya bakal update dua minggu sekali (hopefully -_-)
Mohon bersabar dalam menunggu lanjutan dari cerita ini 🙇🙇Sekalian promosi •_-
IG: @fruitycloude
Fruity out~ 🍇🍈🍉🍊🍋🍌🍍🍎🍏🍐🍑🍒🍓
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
FanficSudah lebih dari 10 tahun aku memegang janji itu. . . . . . Apa Kita bisa menepatinya? . . . . . . Apa aku bisa menepatinya? . . . . . . Apa kamu bisa menepatinya? . . . . . . Apa yang terjadi jika salah satu dari Kita mengingkarinya?