Akabane Karma, seorang jenius yang berwajah tampan dengan kelakuan iblisnya itu tidak pernah membuat gadis kutu buku ini tertarik padanya. Gadis kutu buku itu justru tidak ingin berurusan dengan orang sepertinya sama sekali. Laki-laki itu kasar, gadis itu lembut dan hampir tidak berbahaya. Laki-laki itu seorang pemberontak, gadis itu seorang penurut. Laki-laki itu santai, sedangkan gadis itu sangat sangatlah kaku. Laki-laki itu sangat kuat, dan gadis itu sangatlah lemah. Dua insan yang sangat berbeda, dua insan yang tidak tertarik pada satu sama lain, bagaimana mungkin bisa bersama kan? Itu yang biasanya orang pikirkan ketika melihat mereka berdua. Tapi kenapa mereka bisa mengalami hal-hal seperti ini?
.
.
.
.
Mata violetnya dipenuhi dengan air mata. Semuanya terlihat sangat buram. Sudah hampir 15 menit isak dan suara tangisannya memenuhi ruangan, dan Karma terus memeluknya dengan erat. Karma hanya memejamkan mata. Penyesalan bisa terlihat jelas diwajahnya. Kenapa dia tega menyakiti orang yang sangat dia cintai? Tidak ada yang tau alasannya termasuk Okuda sendiri.
Beberapa menit telah berlalu, dan akhirnya Okuda sudah memiliki cukup banyak keberanian untuk mendorong Karma dari pelukannya.
"T-tolong." Lirihnya. "Jelaskan."
Melihat keadaan wanita yang ada didepannya, Karma tahu, dalam keadaan seperti ini, Okuda belum bisa berfikir jernih. Tapi dalam saat yang bersamaan, ada suara dihatinya yang memaksa mulutnya untuk bergerak. Sekali lagi, otak dan hatinya saling bersahutan. Bimbang, apa yang harus dia lakukan dalam saat seperti ini?
"A-aku...."
"Aku... Apa?"
Konstan suara yang ada didalam tenggorokannya tidak mau keluar. Untuk yang pertama kalinya dalam 12 tahun, si jenius Akabane Karma kehilangan kata-kata. Perasaan apa ini? Cemas? Bimbang? Khawatir? Takut? Semua emosi yang belum pernah ia rasakan tercampur aduk di hatinya.
Ayolah, Karma! Kuatkan dirimu! Pikirnya
Okuda yang melihat respon pria berambut merah ini, hanya bisa terbelalak saat dia kehabisan kata-kata.
*~Sisi Pandang Okuda~*
D-dia... A-apa ini artinya... Apa berarti dia sudah berniat untuk mengingkari janji kita sejak awal?
"Aku, apa Karma?" Tanya ku untuk yang kedua kalinya.
Aku apa? Tolong jawab aku Karma!!
Aku menunggu beberapa menit tapi Karma tetap diam dan menatap kebawah.
Kenapa dia tidak menjawab?! Apa dia menatap rendah posisi ku sebagai wanita? Apa dia benar-bebar tidak mencintai ku lagi? Lalu apa arti dari kata-kata lembut yang baru saja dia ucapkan? Apa... Apa dia mengasihani ku? Tolong Karma, jawab aku!
Aku terus menunggu, menunggu, dan menunggu, tapi laki-laki ini masih tidak mengeluarkan satu kata pun. Muka ku memerah. Darah ku meloncat ke atas. Aku sudah tidak bisa menahan amarah ku sekarang.
*~Sisi Pandang Author~*
"AKU APA KARMA?! JAWAB AKU!" Bentak Okuda. Wanita malang itu sudah tidak bisa bersabar lagi. Dia butuh jawaban. Dan dia membutuhkan jawaban itu dengan cepat.
Okuda terus membentaknya tapi Karma tetap tidak memberikan jawaban. Dia hanya bisa menatap Okuda dengan raut muka penuh penyesalan.
"KENAPA KAMU MASIH DIAM?! SUDAH AKU BILANG, JAWAB AKU KARM-"
"AKU DIPAKSA UNTUK MENIKAHI ANAK BOS KU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
FanfictionSudah lebih dari 10 tahun aku memegang janji itu. . . . . . Apa Kita bisa menepatinya? . . . . . . Apa aku bisa menepatinya? . . . . . . Apa kamu bisa menepatinya? . . . . . . Apa yang terjadi jika salah satu dari Kita mengingkarinya?
