(A/N: gambar diatas adalah milik Fruity. Jadi yang mau pake gambar ini harus minta ijin dulu ya ^^)
Heh... Waktu kecil saja dia sudah tidak menatapku sebagai wanita. Kekehnya pahit.
~•°•~•°•~•°•~•°•~•°•~•°•~•°•~•°•~
"Raku-kun?"
"I-iya?"
"Aku ikut."
.
.
.
.
.Tampak seorang pria bersurai merah sedang memperhatikan dirinya di depan cermin. Pria itu mengenakan tux Hitam-putih dengan sapu tangan merah yang dilipat rapih di saku dadanya. Walaupun hari ini adalah hari pernikahannya, muka pria itu justru terlihat sendu dan tidak bersemangat. Mau bagaimana lagi? Wanita yang ia cintai sekarang sudah membencinya, wajah calon istrinya saja tidak bisa ia ingat. Semua kenangan dengan calon istrinya terlihat buram di pikirannya. Karma menghela nafasnya dengan kasar.
Hah... Kenapa hatiku tidak bisa berhenti berdenyut?...
Sementara itu, seorang wanita berkacamata tengah menangis di dalam toilet. Setelah ikatannya dengan pemuda bersurai merah itu hancur, hatinya tidak berhenti berdenyut, apalagi saat ia membaca undangan pernikahannya dengan wanita lain. Okuda akhirnya tersadar bahwa mengusir pria itu dari rumahnya adalah kesalahan besar. Hidupnya terasa sangat membosankan tanpanya. Hal ini berbeda dengan masa-masa penantiannya, saat itu ia masih mempunyai harapan yang ada disisinya, tapi sekarang, rasanya semua harapan itu hancur tidak tersisa.
Aku menyakitinya.
Aku akan bertahan untuknya.
.
.
.
.Sang pengantin dengan anggunnya berjalan menuju tempat pelaminan. Karma melihat calon istrinya dari jauh dengan wajah ragu. Beberapa menit yang lalu, matanya terbelalak melihat Okuda yang duduk di salah satu kursi tamu. Mata mereka saling bertemu dan Karma melihat tatapan mata Okuda dipenuhi dengan kata maaf dan cinta yang membuat hatinya berdebar.
"Apa ini adalah keputusan yang benar?" Itu yang dengar dari tatapan mata violetnya. Jujur, dia sendiri juga agak ragu.
apa ini benar-benar keputusan yang benar? Pikirnya sambil melihat calon istrinya yang semakin mendekat.
.
.
.*~Sisi pandang Sekai~*
Sebentar lagi semuanya akan berakhir. Aku harus melepaskan perasaan ini terhadapnya. Beberapa menit lalu aku melihatnya dengan seorang wanita.
Bagaimana bisa dia ada disini? Itu yang aku pikirkan selagi melangkah mendekati Karma. Pikiran ku sekarang amatlah kacau. Apa ini benar-benar keputusan yang tepat? Kita saja tidak saling mencintai. Apa yang akan terjadi dengan kehidupan rumah tangga kita kedepannya? Itu yang selama ini aku pikirkan.
Terlebih lagi, Karma sudah mencintai seseorang. Pikirku.
Flashback~
Aku sedang memakai sepatuku. Tapi semua itu berhenti ketika aku melihat Karma bertatapan dengan seseorang. Saat aku melihat dia sedang bertatapan dengan seseorang wanita berambut ungu gelap. Hatiku berdenyut saat aku melihat tatapannya yang penuh penyesalan, dan saat aku melirik, aku melihat mata violet wanita itu dipenuhi dengan rasa cinta yang sangat besar. Sejak saat itu aku sadar. Pernikahan ini hanya akan merugikan kita bertiga. Apa ini benar??
End flashback~
Tidak, ini tidak benar!
Aku segera menghentikan langkahku dan membuang buket mawar yang sedang aku pegang. Hal ini membuat semua tamu heran dan bingung, tapi aku tidak menghiraukan mereka.
"AKU INGIN MEMBATALKAN PERNIKAHAN INI!"
~•°•~•°•~•°•~•°•~•°•~•°•~•°•~•°•~
Rush? Mungkin :V
Nih cerita lama-lama makin gaje aja 😌
Sorry 😥😥
Comment and vote this story if you like it ^\\\^
See you in the next chapter~♪
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
FanfictionSudah lebih dari 10 tahun aku memegang janji itu. . . . . . Apa Kita bisa menepatinya? . . . . . . Apa aku bisa menepatinya? . . . . . . Apa kamu bisa menepatinya? . . . . . . Apa yang terjadi jika salah satu dari Kita mengingkarinya?