Malam itu..

9.2K 424 1
                                    

"Temen rasa pacar maksud gue."
__________

Arel berdidi tegap bagai patung di depan pintu rumah Balqis. Ia sudah sedari tadi disana namun tidak ada keberanian untuk mengetuk pintu, ia merasa sangat canggung. Balqis yang tak kunjung membalas pesannya padahal sudah dibaca membuat Arel makin gelisah dan akhirnya memberanikan diri mengetuk pintu rumah berbahan kayu jati itu.

Tokk tokk

"Iyaa sebentar!" Suara lantang terdengar dari dalam, tak lama kemudian Sakinah membukakan pintu.

"Eh? Iki sopo tho? Kok ganteng tenan?" kata Sakinah.

Arel melotot dia tidak mengerti sama sekali apa yang di bicarakan Sakinah.

"Emm, Balqis ada?" tanya Arel sedikit gugup.

"Oalah, cari Balqis tho? Ada, masuk dulu mas." Sakinah mempersilahkan Arel masuk lalu segera menuju kamar Balqis untuk memanggilnya.

"Balqiss?!" Sakinah membuka pintu kamar Balqis yang tidak terkunci.

"Kenapa, Bi?"  tanya Balqis seraya memasang mata sayunya.

"Tuh, ada temen, turun gih."

"Hah? Siapa?" tanya Balqis setelah itu ia menguap. Kelihatannya sudah sangat mengantuk.

"Uhh, ganteng tenan, buruan!"

Balqis menyerngit geli. Jangan jangan Arel nih. Gumamnya.

Karena penasaran siapa orang yang di maksud Sakinah barusan Balqis langsung beranjak dari kasurnya dan menuruni anak tangga dengan penasaran. Setelah sampai di ruang tamu ia menyerngitkan dahi kala melihat ada Arel tenagh duduk dan memandangi foto-foto yang terpajang di ruang tamu.

"Ngapain lo?" tanyaBalqis pada Arel yang masih asyik menatap foto-foto itu.

Arel sedikit terlonjak, ia kaget melihat Balqis yang seperti kuntilanak karena memakai baju putih dan rambut sedikit acak-acakan.

"Mau apa?" Balqis mengulangi perkataannya.

"Emm anu, lo temenin gue ya ke toko buku, beli buku paket geografi, punya gue hilang. Hehe...," ucap Arel to the point.

"Kenapa harus gue?" Balqis menghempaskan tubuh ke sofa empuknya.

Arel menggaruk tengkukmya yang tak gatal. "Ya soalnya rumah lo deket makanya gue minta lo anterin gue," jawab Arel sekenanya.

"Nggak berani sendiri?"

"Berani dong, cuma kalo sendiri nggak asyik aja."

"Gue males, ngantuk tau!"

"Ken-"

Pembicaraan Arel terpotong saat Deli dan Sakinah datang.

"Iki minumnya," kata Sakinah seraya memberikan secangkir teh hangat utnuk Arel.

"Mau kemana, nak?" tanya Deli yang kemudian duduk di dekat Arel.

Bulu kuduk Arel berdiri, apakah wanita itu ibunya Balqis? Sepertinya iya, wajahnya tidak beda jauh. Arel bertanya-tanya dalam hati.

"Em, mau beli buku geografi tante," jawab Arel berusaha ramah terhadap Deli.

"Oh gitu, Balqis kok malah diem aja, buruan ganti gihh!" kata Deli.

Yess,ibu mertua ngedukung gue nih! Batin Arel bangga.

"Iya, deh." Dengan amat sangat malas Balqis melangkah ke kamarnya.

Selama Balqis berganti pakaian Arel berbincang bincang dengan Deli, cukup nyambung pembicaraan mereka, membuat peluang besar bagi Arel untuk mendekati Balqis.

Comfortable With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang