"Please, maafin gue!"
______________________
Balqis menepuk jidatnya sendiri, ia lupa belum meminjam buku Bahasa Indonesia terbaru di perpustakaan. Ia berniat meminjam buku itu selah jam pelajaran pertama usai. Sebenarnya ia takut kalau buku itu sudah habis di pinjam murid lain, tapi mau bagaimana lagi Heri selaku guru matematika itu tidak pernah mengizinkan muridnya keluar saat jam pelajarannya berlangsung.Sesekali Balqis melirik arlojinya yang berwana pink muda itu, berharap pelajaran cepat usai.
Tiba tiba suara dercitan sepatu yang tak asing lagi di telinga Balqis itu membuat ia menegakkan punggungnya dan sedikit mendongak ke jendela. Itu Arel, dia sedang berjalan beriringan bersama Alvin dan Reno.
"Anjir tuh perut apa gentong gede amat!" Kata Arel seraya terkekeh.
"Wuaha! Iya, terus kumisnya tebel amat! Pingin gue jambak!!" Timpal Alvin.
"Gue malah pingin ngucir jenggotnya yang udah kayak rapunzel itu!" Tambah Reno. Arel dan Alvin terbahak bahak.
Arel sontak terdiam saat melihat kepala Balqis nongol di jendela. Mata mereka saling bertemu, namun Arel tetap melangkahkan kakinya hinga ia sedikit memutar kepalanya ketika jarak mereka semakin menjauh.
Balqis kembali duduk seperti semula. Gue kangen bercanda sama lo lagi, Rel. Balqis berpangku tangan seraya mencoret coret bukunya dengan asal.
Ia berkali kali mendegus karena jam pelajaran matematika tak kunjung usai. Perpustakaan pasti sudah di penuhi anak anak kelas 12 yang baru mengembalikan buku.
Tett..
Balqis menghembuskan nafas lega,ia buru buru keluar kelas dengan mengendap endap, padahal Pak Heri belum menutup pelajaran itu.
Akhirnya Balqis lolos keluar kelas dan ia segera berjalan cepat menuju perpustakaan karena takut guru pengampu jam ke dua segera datang.
Benar saja, sesampainya di perpustakaan banyak anak anak kelas 12 yang baru di mengembalikan buku buku. Balqis mendegus kesal melihat anak kelas 12 tersebut, padahal pengumuman kelulusan juga sudah sejak lama, kenapa baru mengembalikan bukunya di saat kelas 10 dan 11 sibuk mencari buku pinjaman di perpustakaan untuk ujian.
Ternyata Arel, Alvin dan Reno juga ada di perpustakaan tapi entah apa yang mereka lakukan. Reno menyenggol lengan Arel yang sibuk dengan ponselnya dan mengisyaratkan Arel untuk menoleh.
Arel yang terlanjur asyik dengan ponselnya tidak menggubris sama sekali.
Reno lalu memutar kepala Arel hingga mata Arel tertuju pada gadis yang sedang mencari cari buku di rak. Arel membulatkan mata ketika melihat Balqis sendirian di perpustakaan. Namun ia berusaha acuh dan kembali menatap layar ponselnya walaupun sesekali ia melirik ke arah Balqis.
"Kalian udahan dong marahannya" Kata Reno.
Arel melirik sinis ke arah Reno.
"Katanya lo gak mau putus dari dia?" Reno melipat tangannya di dada.
"Siapa juga yang mau putus!" Kata Arel.
"Lo kan cowok Rel, minta maaf lah sama dia" Kata Alvin seraya membaca buku di hadapannya.
Arel tidak menjawab dan masih saja asyik pada ponselnya.
Sedangkan Balqis yang tidak mengetahui keberadaan Arel itu masih saja asyik mencari buku Bahasa Indonesia terbaru. Hingga matanya tertuju pada sebuah buku tebal di rak paling atas. Balqis mendegus, ia tidak dapat menggapai rak yang tinggi itu.
"Ck, mana tinggi amat!"
Balqis mencoba meloncat demi menggapai buku itu, namun kakinya malah terkilir dan ia pun terjatuh. Keberuntungan bagi Balqis, ia tidak sempat terjatuh karena seseorang menopangnya dari belakang, begitu terkejutnya Balqis saat ia menatap bola mata orang itu. Devano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comfortable With You
Teen Fiction[Selesai] [MASA REVISI]- Kepindahan Balqis ke Jakarta menjadi awal kisah baru baginya. Ia tak pernah menyangka akan bertemu orang-orang yang kini menjadi bagian dalam hidupnya. Balqis juga tak akan pernah sadar akan menemukan sesosok yang selama...