Rindu..

6.2K 272 4
                                    

"Doa adalah bahasa rindu dan cinta yang paling cepat sampai ke hati, tanpa perlu di dengar atau di baca."

_________


Sudah 5 hari Arel tidak datang ke sekolah ia juga tak kunjung membuka matanya, semua orang terdekatnya sangat gelisah, apalagi Balqis, ia sangat kecewa, kenapa Arel tidak segera siuman?

Hari demi hari yang Balqis lalui tanpa Arel terasa berat, apalagi Fahri tidak kunjung memberi kabar baik tentang kondisi Arel, ia jadi sering melamun dan tidak nyambung kalau diajak bicara.

"Qis! Kantin yuk!" Ajak Sarah.

Balqis masih terdiam dalam lamunannya.

"Balqis! Lo gak laper?" Tanya Sarah.

Lagi lagi Balqis masih diam didalam lamunannya.

"Cissss!!" Kali ini Rere berhasil membuat Balqis terlonjak kaget.

"Arel!" Ucap Balqis spontan.

Sarah dan Rere saling menatap.

"Ini gue, Aure Marshava. Arel gak ada di sini Qis, udah deh, lo jangan berlarut lerut gini. Ya?" Kata Rere mencoba menguatkan Balqis.

Balqis mengusap wajahnya, ia sangat terkejut dengan panggilan Rere tadi, karena biasanya hanya Arel lah yang memanggilnya dengan sebutan itu.

"Eh, maaf. Kenapa, Re?" Tanya Balqis.

"Kita ke kantin" Jawab Rere.

"Yaudah yuk"

Mereka lalu menuju kantin, di perjalanan mereka bertemu Alvin dan Reno, mereka lalu gabung dan ikut ke kantin. Sesampainya di kantin mereka segera memesan mie ayam dan es teh manis.

"Hfft! Haus gue!" Kata Reno.

"Lo sih! Lari lari di kelas" Alvin memukul bahu Reno.

"Abisnya si Vina ganggu gue sih!"

"Biasanya juga kalo si Arel yang gangguin lo diem aja tuh, apa gara gara Vina cewek jadi lo gituin, iya?" Kata Alvin.

"Ya kaga lah, dianya emang lebih rese dari Arel!" Kata Reno tak terima.

Percakapan Alvin dan Reno barusan sukses membuat Balqis menoleh kearahnya. Lalu ia kembali menunduk, biasanya anak itu ada di antara mereka, kali ini tidak, Arel masih terbaring lemah di ranjangnya.

Balqis menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Alvin menyenggol lengan Sarah. "Kenapa tuh anak?" Tanyanya pelan.

"Semenjak Arel koma dia jadi sering murung gitu"

"Kasihan dia" Alvin menggeleng geleng.

Tak lama kemudian pesanan datang, mereka segera melahap mie ayam itu, Reno yang memang sudah kelaparan langsung menyambar mie ayam itu dengan rakus.

"Santai aja kali!" Kata Alvin seraya melempar cabai ke arah Reno.

"Ahh! Mantabb!" Kata Reno.

Comfortable With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang