Salah paham..

5.8K 230 5
                                    

"Berasa suami istri ya?"
__________

Drrrt

Ponsel Balqis bergetar dari saku celananya, buru buru ia membukanya. Ternyata ada pesan Line atas nama Salmakirana.

Salmakirana : Qis, nanti habis jam 12 kita ketemuan di Caffe Carla ya, ada yang mau gue omongin.

Balqis menyerngit, kenapa Salma tiba tiba ngajak ketemuan.

"Siapa?" Tanya Arel kepo.

"Emm, ee- Salma" Kata Balqis seraya menaruh ponselnya di dalam tas.

"Ngapain?" Arel menyerngit.

"Emm, gak papa lupain aja" Balqis bingung mencari alasan, ia tidak akan mengatakan kalau Salma baru saja mengajaknya bertemu di caffe, pasti nanti Arel akan mengintrogasinya.

Arel hanya ber'oh' ria.

"Yaudah, lanjut belajar gihh" Balqis kembali mengajarkan Arel beberapa materi yang agak sulit, sedangkan Arel memperhatikan dengan serius dan seolah olah Balqis seperti guru privatnya.

"Qis?"

"Hmm?" Kata Balqis seraya membaca soal yang ada di buku catatannya.

"Pingin itu tuh!" Arel menunjuk sesuatu di dekat Televisi.

Balqis menoleh ke arah yang di madsud. "Lo mau buah? Yang mana? Pisang, Jeruk atau Apel?" Balqis melangkah menuju meja itu.

"Jeruk aja deh"

Balqis mengambilkan satu buah jeruk dan mulai mengupasnya.

"Berasa suami istri ya?" Kata Arel membuat Balqis terlonjak. Balqis merasa geli dengan perkataan Arel barusan.

"Nih!" Balqis menyodorkan jeruk yang sudah di kupas tadi.

"Suapin" Kata Arel dengan manjanya.

Balqis memutar bola mata, ia lalu mulai memasukan sedikit jeruk ke mulut Arel. Arel menyentuh tangan Balqis, mereka jadi saling tatap. Balqis yang gemas sengaja menggeser posisi jeruk yang di ambang mulut Arel itu hingga menyentuh luka di sudur bibir.

"Ahh, perihh tau!"

Balqis hanya terkekeh geli. "Lagian lo manja amat!"

"Sekali kali lah Qis, kapan kita bisa gini lagi?"

"Jadi lo mau sakit gini terus?"

Arel gelagapan. "Eh ya bukan gitu" Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Balqis kembali duduk di kursinya, ia melirik ke arlojinya sudah menunjukan pukul 09:00.

"Rel?"

"Yaa?"

"Gue minta maaf yaa"

Arel berhenti mengunyah, ia menatap Balqis heran. "Maaf? Buat apa?"

"Gu-gue gak bisa bantuin lo apa apa waktu itu" Balqis tampak menyesal.

Arel mebuang nafas panjang, lalu tersenyum. "Gak papa kali, gue tau pasti lo masih trauma kan? Udahlah Qis, lo lupain aja. Yang penting gue udah gak kenapa napa sekarang dan gak buat lo khawatir lagi kan?"

Balqis tersenyum.

"Nah senyum gitu dong, Arel suka dehh" Kata Arel.

Krek!

Fahri membuka pintu ruangan itu, dia datang sendirian. Ia langsung menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Capek gue!" Kata Fahri.

Comfortable With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang