Senyum senyum sendiri..

8.4K 388 5
                                    

Malam itu udara sangat dingin, hembusan angin terasa menyengat saat mengenai kulit. Balqis terlihat terdiam di balkon rumahnya, sesekali ia mengusap-usap bahunya karena dingin. Matanya yang tadinya fokus memandangi bintang di langit beralih menatap mobil yang baru saja memasuki pekarangan rumahnya. Ya, itu adalah Deli.

"Mamaa..!" teriaknya keras.

Kebetulan malam ini Deli mendapatkan jadwal siang jadi mau tidak mau ia harus pulang malam. Untuk saat ini Deli memang sangat fokus dengan karirnya, tapi ia tetap mengutamakan Balqis di dalam hidupnya, karena cuma gadis itu satu-satunya harta yang ia punya. 

*Flashback*

11 tahun yang lalu...
Malam itu sekitar pukul 20:30 Balqis  di perjalanan pulang dari rumah neneknya yang berada jauh dari perkotaan bersama Rasyid dan Deli. Jalanan yang sepi membuatnya sedikit ketakutan.

"Ayah, aku ngantuk," kata balqis seraya menguap.

"Balqis tidur di dalam aja enggakpapa," Kata Rasyid menenangkan anaknya itu.

Tiba-tiba mobil yang mereka naiki itu mogok.

"Mas, kita mau minta tolong siapa? Ini jalan sepi banget." Deli mulai gelisah.

"Tenang aja, biar ayah atasi, insyaallah bisa, Maa."

Deli mencoba menidurkan Balqis yang mulai tak tenang, namanya juga masih anak kecil. Balqis berusaha penuh untuk menutup matanya. Hingga akhirnya ia kembali membuka matanya saat sayu-sayu mendengar ada keramaian di depan mobil. Ia mendongakkan kepala keluar jendela mobil untuk memastikannya.

"Ayahhhh!" Balqis berteriak histeris saat mengetahui ayahnya di pukuli lima orang tak dikenal.

Sedangkan Deli, ia sudah terkapar jatuh di dekat selokan. seberang jalan.

Balqis turun dari mobil dan memeluk Deli erat-erat. Ia melihat ayahnyaa sudah tak berdaya di sana, darah mengalir segar dari perut Rasyid.

Lima orang tak dikenal i itu lalu berlari setelah berhasil mengambil barang milik Deli dan Rasyid.

*Flashback off*

"Ngalamun aja sayang." Deli membuyarkan lamunan Balqis.

"Eh, Mama." Balqis tersenyum tipis.

"Masuk Qis, diliuar dingin loh!"

Balqis menurut, ia segera memasuki kamarnya dan merebahkan diri di kasur empuknya. Ia merogoh-rogoh bawah bantal mencari ponselnya. Matanya terbelalak saat mengetahui 20 chat dari kontak line yang bernama Alfarel. Balqis membaca satu persatu pesan dari anak itu.

Balqis : Kenapa, Arel?

Balqis membalas dengan singkat. Dua menit kemudian ada balasan dari Arel.

Alfarel : Ternyata nona manis belum tidur((:

Balqis tersenyum miring.

Balqis : Belum dong.

Balqis memutuskan untuk menyalakan televisi di kamarnya, menggonta ganti chanel tak jelas. Kok gue jadi gabut gini sih. Keluhnyaa.

Pesan masuk.

Alfarel : Jangan tidur malem malem maniss😍 Nanti manisnya ilang hehe.

Balqis menyerngit.

Balqis : Belum ngantuk.

Alfarel : Oh gitu. Yaudah good night yaa, Qis. Sayang, deh. Upss.

Pipi Balqis meronaa dan seketika jantungnya tak teratur. Dasar gombal! Cewe mana aja yang udah lo gombalin! Jangan sampai gue baper sama ni bocah.

Ia lebih baik tidak membalas pesan itu, ia takut kalau jadi berkepanjangan. Balqis meraih selimut dan menutup wajahnyaa.

"I hate you!" teriaknya.

"Eh, ono opo lho?" tanya Sakinah yang baru saja memasuki kamar Balqis karena mendengar teriakan anak majikannya tersebut.

"Eh, Bi Inah. Ini temenku nyebelin."

"Temenmu kenopo?" Sakinah malah kepo.

"Walah, Bibi ki malah kepo."

"Lah, kamu senyum senyum dewe gituu, kenapa hayoo?" Sakinah semakin menggoda.

Diambilnya ponsel milik Balqis lalu Sakinah dengan cepat mebacanya keras.

"Bibi!! Aaaaaa!"

"Wadohh, dah cinta-cintaan to ki bocah." Sakinah terkekeh.

"Bibiii, apaan, sih." Pipi Balqis memerah.

"Tuh, pipi kamu merah gitu."

"Udahh sana bibi di luar, aku mau tidur."

"Cieeee." Sakinah masih menggoda anak majikannya itu.

"Ciee..., Balqiss Cieee." Katanya seraya keluar dari kamar Balqis.

Sakinah menoleh lagi "Ciee..." dan ia pun tak sadar didepannya ada Rudi.

Gubrakk!

"Walahdalahhh!" Rudi terhempas ke lantai

"Aduh pak e, sakitt." Mereka berdua terjatuh di lantai.

Balqis terbahak-bahak melihatnyaa. "Aahaaa kasiah deh, bibi usil sih kena batunya deh, hahaha!"

"Pie tohh." Sakinah menggaruk garuk kepalanya.

...

Comfortable With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang