#2 : Trauma

322 56 11
                                    

Keadaan di sudut gang yang sepi dan gelap tiba-tiba menjadi ramai oleh orang-orang berseragam polisi dan medis. Di salah satu sisi telah terpasang garis polisi membatasi daerah yang sedang diamankan. Dan yang menjadi inti dari semua keramaian ini adalah diketemukannya tubuh seorang pria muda tergeletak kaku dengan sejumlah luka memar dan sayatan di bagian leher. Selain itu, kepala bagian belakangnya juga retak akibat pukulan benda tumpul yang diduga dilakukan berulang kali. Bahkan wajah korban berubah warna dan bengkak hampir di setiap lekuk wajahnya hingga sulit untuk di kenali. 

Aroma busuk bercampur anyir langsung tercium oleh Hwagi. Tempat ini memang sering dimanfaatkan untuk melakukan tindak kejahatan. Tapi begitu mendengar kata pembunuhan, rasanya Hwagi ingin mematahkan leher si pelaku.

"Lee Dong Ho, seorang mahasiswa, berusia 22 tahun. Dia berasal dari Daegu dan pindah ke Seoul sekitar 4 tahun yang lalu untuk melanjutkan pendidikan. Orang tuanya sudah dihubungi dan mereka akan segera tiba untuk melihat jasad korban. Kalau dilihat dari kondisinya, diduga korban sempat melawan meski akhirnya tumbang," terang Bambam yang sudah lebih dulu sampai di lokasi. Ia bekerja sama dengan tim forensik untuk mencari identitas korban tanpa melakukan otopsi. 

"Bagaimana dengan kemungkinan jumlah pelaku?" Tanya Hwagi sambil menatap jasad yang masih diperiksa para petugas.

Bambam tak langsung menjawab. Ia justru mendekatkan dirinya pada Hwagi seolah ingin mengatakan sebuah rahasia. "Dia bergabung dengan kelompok mafia pimpinan Im Jaebum sejak 6 bulan terakhir."

Hwagi langsung menegakkan telinganya begitu mendengar sebuah nama yang sangat dibencinya. Ia dapat menebak berasal dari mana tindak kejahatan ini. Gadis bertubuh ramping itu bersumpah tidak akan melepaskan begitu saja pria keparat yang menjadi incarannya selama ini. 

"Kuserahkan padamu. Apa kau tetap akan melanjutkan kasus ini atau menutupnya dengan memberikan alasan rekaan pada orang tua korban."

"Aku akan mengusutnya sampai tuntas. Kali ini dia tidak akan lolos," tukas Hwagi dengan kilatan murka di matanya.

"Kau yakin? Tapi tidak ada rekaman cctv di lokasi pembunuhan." 

"Detektif Park, kami menemukan rekaman cctv di sekitar TKP yang mencurigakan." Salah seorang petugas kepolisian tiba-tiba datang dan melapor setelah memberi hormat.

Hwagi mengernyitkan dahi. Secercah titik terang seolah mendatanginya tanpa dicari.

***

"DASAR TIDAK BERGUNA!" Jaebum menendang perut Mark Tuan yang hanya menunduk takut hingga tubuh lelaki itu terjungkal kebelakang. Ia menggeram lirih sembari menyentuh bagian perutnya.

Jackson Wang segera bergerak untuk menolong Mark namun kaki jenjang Jaebum sudah lebih dulu menendangnya. Kali ini Jackson merasa jika tulang selangkanya nyaris patah.

"Mengejar seorang tikus saja kalian tidak berhasil. Lalu apa saja yang kalian lakukan selama ini, huh?!" Bentak Jaebum berapi-api. Ia menarik rambutnya melepas rasa frustasi. Amarahnya benar-benar membakar seluruh organ dalam tubuh Jaebum.

"Ma-maafkan kami ... tuan Im ... kami akan ... berusaha ... mencari laki-laki itu," ucap Mark dengan terbata-bata.

Namun bukannya meredakan kemarahan Jaebum, Mark malah membuat tuannya itu semakin geram. Napas Mark langsung tercekat begitu Jaebum mencengkeram leher kurusnya dengan sangat kuat. Seolah Jaebum tidak peduli bila ia harus mengakhiri hidup salah satu tangan kanannya detik ini juga.

"Aku tidak butuh janjimu, Mark. Yang kubutuhkan kau dapat membawa laki-laki itu ke hadapanku!" Ujar Jaebum dengan tajam lalu ia melepas cengkramannya pada leher Mark hingga pria itu terbatuk-batuk. "YOUNGJAE! CHOI YOUNGJAE!"

You Are || JB°JY [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang