Begitu terdengar suara sirine polisi dari luar, Jaebum dan kawanannya langsung melarikan diri. Jaebum pun tak melupakan Ahra, ia menarik pergelangan tangan gadis itu dan membawanya masuk ke dalam mobil.
"Pasang sabuk pengamanmu. Kita harus segera pergi dari sini!" Suruh Jaebum sambil menyalakan mesin mobilnya dengan terburu-buru.
Ahra menoleh ke belakang, tepatnya ke arah bangunan tempat Jinyoung dan Hwagi yang masih tertinggal di dalam. "Hwagi ... kau tidak membunuhnya kan?"
"Persetan Ahra! Apa yang sedang kau pikirkan?!" Bentak Jaebum membuat Ahra terkejut. "Turuti saja perintahku dan jangan banyak bicara untuk saat ini." Jaebum menginjak pedal gas dengan kencang dan mobilnya pun melesat jauh dalam hitungan detik.
***
"Hwagi bangunlah. Park Hwagi!" Dengan sisa tenaga yang dimiliki Jinyoung menyeret tubuhnya menghampiri Hwagi yang sudah tak sadarkan diri. Jinyoung berusaha menyadarkan Hwagi dengan mengguncang bahu gadis itu. "Kumohon bangunlah. Bertahanlah hingga aku mencarikan bantuan untuk kita. Yak Park Hwagi!" Teriak Jinyoung frustasi.
Jinyoung sama sekali tidak menyangka jika takdirnya seburuk ini. Seorang gadis yang sangat dicintainya justru menikamnya dari belakang. Jinyoung ingin mengelak kenyataan pahit ini, namun ia tahu bahwa keadaan memang tak sama lagi seperti dulu. Gadis itu bukan lagi seorang Choi Ahra yang ia kenal.
"ARGGHHHH!!!" Jinyoung berteriak kacau sambil memukul-mukul tanah hingga tangannya lebam.
"Nuna!" Seru Yugyeom berlarian masuk bersama Bambam. "Apa yang terjadi? Kenapa nuna tidak sadarkan diri?" Raut wajah Yugyeom terlihat sangat panik.
"Cepat bawa Hwagi ke rumah sakit. Nyawanya mungkin tidak akan tertolong jika kita terlambat," perintah Jinyoung.
Yugyeom mengangguk lalu dengan segera menggendong tubuh Hwagi dan membawanya ke mobil ambulance. Dari belakang Jinyoung mengikuti lalu ikut masuk ke dalam ambulance yang sama.
"Kau juga terluka. Lebih baik obati dulu lukamu," saran Bambam sebelum pintu ambulance ditutup.
"Tidak. Ini tidak ada apa-apanya dibanding keselamatan nyawa Hwagi. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika Hwagi tidak tertolong."
Bambam terhenyak. Baru kali ini ia mendengar kalimat penyesalan seperti itu keluar dari mulut seorang Park Jinyoung.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Jinyoung begitu kendaraan tersebut sudah melaju.
Yugyeom menekan urat nadi di leher Hwagi lalu menggelengkan kepalanya dengan putus asa. "Denyut nadinya sangat lemah." Ungkap Yugyeom cemas.
Jinyoung sibuk memikirkan cara untuk menyelamatkan gadis yang terpejam lemah di depannya. Batinnya terus menuntut untuk melakukan sesuatu.
Hingga tiba-tiba Jinyoung berlutut di sisi ranjang Hwagi. Ia menumpukan telapak tangannya di atas dada Hwagi lalu memompanya beberapa kali. Berusaha memacu jantung Hwagi agar tetap berdetak.
"Kumohon bertahanlah. Tetaplah hidup Park Hwagi," gumam Jinyoung sambil terus melakukan CPR.
Yugyeom hanya diam memperhatikan kesigapan Jinyoung untuk menyelamatkan Hwagi. Tapi, ia heran. Sebenarnya apa yang terjadi pada ketua timnya? Kenapa Jinyoung bertingkah, seolah-olah Hwagi tak dapat di selamatkan? Padahal nampak dengan jelas, jika Jinyoung lebih banyak mengeluarkan darah.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada Hwagi?" tanya Yugyeom melepas rasa penasarannya. Jinyoung tak menjawab ia tetap sibuk melakukan pertolongan pertama pada Hwagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are || JB°JY [COMPLETED]
FanfictionMain Cast: *Park Jinyoung GOT7 *Im Jaebum GOT7 *Park Hwagi (OC) *Choi Ah Ra (OC) Others Cast: Member GOT7 Semuanya berawal dari kejadian di suatu malam, saat secara tak sengaja Jinyoung menyaksikan adegan pembunuhan di sebuah gang gelap. Mendadak...