#5 : Who Are You

253 44 13
                                    

Bambam menggeliat di atas kursi kerjanya. Ruang sesak milik divisi Hwagi malam ini hening, mereka sedang sibuk di depan komputer masing-masing mencari tahu perkembangan komplotan mafia Machine Gun, mengenai letak base camp mereka dan berusaha membobol sistem akses internet yang digunakan mafia itu.

“Haish, aku lelah!” ronta Bam-bam kesal. Ia berdiri dari duduknya kemudian melirik layar komputer Hwagi. Detektif muda itu langsung membelalak tak setuju ketika tahu Hwagi tidak sedang mencari informasi tentang mafia Machine Gun. Bambam berjalan mendekat ke arah Hwagi, “Ige mwoya?” tunjuk Bambam di layar komputer Hwagi sedikit berteriak.

“Kecilkan suaramu, bisa tidak?” pinta Hwagi masih menatap serius layar komputernya. Yugyeom pun memalingkan tatapan ingin tahu pada kedua rekan timnya.

“Dengarkan aku, karena kau paling aktif di tim kita, untuk kasus Machine Gun, kau yang urus!”

MWO? Kau itu ketua tim Park Hwagi!” bantah Bambam lagi-lagi berteriak. Hwagi tak bermaksud memasrahkan tugas sepenuhnya pada Bambam, ia berniat membagi tugas sembari menyelesaikan masalah pribadinya.

“Dengarkan dulu Nuna mu ini menjelaskan! Kenapa kau tidak sopan sekali!” tutur Hwagi tetap bertingkah santai. “Kita bagi tugas Bambam aa, Kau yang membuat strategi untuk mencari tahu keberadaan Jaebum dan Ahra! Lalu untuk terjun ke lapangan biar aku yang lakukan!” jelas Hwagi menatap Bambam yang mulai tenang.

“Aku akan menemanimu Nuna~” sahut Yugyeom dari meja kerjanya. Bambam mengangguk pasrah. Selalu saja seperti itu, Bambam harus melawan dua pendapat tanpa protes terlalu lama.

Suasana sunyi beberapa detik, “Meskipun kau memiliki masalah pribadi, kami ini timmu, setidaknya beritahu kami jika kau membutuhkan bantuan!” gumam Bambam khawatir di balik tingkah semaunya.

“Waah, kau membuatku merinding Bambam aa!” goda Hwagi, Bambam mendengus geli dan kembali duduk.

“Bagaimana jika kita adakan rapat sebentar membahas temuan masing-masing!” usul Yugyeom yang kini berdiri dengan membawa beberapa lembar hasil temuannya yang siap untuk di bagikan pada anggota tim lain. Bambam mengangguk setuju.

"Setuju tapi nanti ya setelah aku pulang dari suatu tempat, malam ini aku harus bertemu dua pria sekaligus!” terang Hwagi mengedipkan salah satu matanya pada kedua rekannya. Bambam menyipitkan mata penuh curiga.

“Kau mau bertemu siapa Nuna?” Tanya Yugyeom ingin tahu.

Ahjussi dan juga Jinyoung.” Jawab Hwagi tersenyum lebar.

***

3 hari berbaring lemah, akhirnya Jinyoung telah sadar pasca menjalani operasi pengambilan peluru yang bersarang di bagian perutnya. Meskipun begitu, keadaannya terbilang lemah dan masih membutuhkan perawatan intensif. Sempat beberapa kali Jinyoung mencoba kabur dari rumah sakit tapi selalu saja gagal. Karena Hwagi mengutus beberapa detektif juniornya untuk memantau di empat titik sekitar rumah sakit.

Jatah makanan dari rumah sakit tak pernah Jinyoung sentuh, ia bahkan tidak membuka mulut dengan siapapun. Dokter yang bertanggung jawab atas pasien Jinyoung itu berulang kali menghubungi Hwagi selaku wali pasien, dan baru kali ini Hwagi dapat menerima panggilan dokter.

"Maaf Dokter Kang! Saya benar-benar sibuk." jelas Hwagi berjalan di samping dokter muda bermarga Kang itu. Dokter Kang tersenyum maklum, mata yang tertutup sempurna di saat dokter Kang tersenyum  membuat wajah maskulinnya terlihat semakin tampan.

"Pasien bernama Park Jinyoung itu sama sekali tak mau membuka mulut untuk makan ataupun berinteraksi pada siapapun!" jelas Dokter Kang, Hwagi mengangguk paham.

You Are || JB°JY [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang