Epilog: After Story

395 27 21
                                    

Jinyoung terbebas dari hukuman setelah usianya menginjak 35 tahun. Satu nama yang ingin ia temui setelah menghirup udara bebas. Park Hwagi, gadis yang membuatnya sadar jika aturan ada untuk dilanggar dan hukum didirikan untuk menebus kesalahan.

Selama 10 tahun, ia menahan diri bertemu dengan gadis itu rasanya seperti tenggelam dalam lautan berhari-hari tapi masih tetap hidup. Meskipun begitu, Ia tetap berharap Hwagi menerimanya, tapi tidak juga memaksa jika Hwagi memilih pria lain untuk kehidupan selanjutnya.

"Yak kau sekarang berkumis?" gadis berambut pendek dengan topi putih dikepalanya berjalan mendekat kearah Jinyoung yang membatu di depan tempat ia mendekam selama 10 tahun lamanya. Jinyoung menyipitkan mata ketika sosok Hwagi tersenyum mendekat kearahnya.

"Bagaimana nikmatnya jeruji besi tuan Park?" ledek Hwagi terkekeh singkat, Jinyoung membatu ia tak percaya jika gadis yang di harapkan datang terlebih dahulu untuk menemui pendosa seperti dirinya.

"Bagaimana aku semakin cantikkan dengan rambut baru, kau tau ini dampak frustasiku karena kau menolak setiap aku mencoba untuk menjengukmu. Yah, memang sih aku sempat tidak datang berkunjung, tapi kau tahukan kekasihmu ini super sibuk, meskipun begitu aku tetap memantaumu atas bantuan petugas tahanan, kalau tidak percaya lihat saja pesanku yang menanyakanmu pada mereka." Jelas Hwagi panjang lebar sembari menunjukkan isi pesan itu pada Jinyoung.

Pria yang kini memiliki bulu tipis di wajah itu tanpa kata menarik Hwagi dalam pelukannya. Rambatan air hangat pun membasahi pipi Jinyoung.

"Terima kasih kau telah menunggu pria buruk sepertiku, terima kasih kau tetap mencintaiku,dan--"

"Kau harus segera menikahiku, aku tidak dapat berlama-lama hidup seorang diri di usia yang tidak muda lagi tuan Park."

Jinyoung mengangguk, "Boleh aku menciummu?" tanya Jinyoung melepas pelukannya untuk menatap Hwagi.

"Tidak, kau harus mencukur bulu diwajahmu hingga bersih, baru aku akan memberi servis memuaskan untukmu." Jelas Hwagi dengan kalimat menggodanya.

"Tapi ngomong-ngomong, apa kau akan mengundang gadis tercintamu dulu saat kita menikah nanti?"

"Maksudmu Choi Ahra?"

***

Jaebum hanya diam sambil memandangi jalanan di kota Seoul yang sudah jauh berbeda sejak terakhir kali ia melihatnya 15 tahun yang lalu. Hari ini adalah hari yang sangat dinantikannya. Kebebasan. Akhirnya, ia dapat menghirup udara segar di luar penjara.

Perasaan Jaebum masih sama seperti hari-hari yang lalu. Hanya ada satu nama yang selalu membuatnya bertahan. Choi Ah Ra. Memikirkannya saja sudah membuat ia ingin cepat-cepat bertemu dengan kekasihnya itu.

Jaebum membuka sleting tasnya dan menemukan beberapa buah surat disana. Itu adalah surat dari kekasihnya yang selalu dititipkan ke petugas tahanan ketika Ah Ra tidak bisa datang menjenguk. Senyum tipis Jaebum mengembang sembari membaca kembali salah satu surat. Disana juga terdapat foto Ah Ra yang sedang menggendong bayi.

"Im Jae Ah, bagaimana keadaan dia sekarang? Anak itu pasti sudah tumbuh besar," gumam Jaebum.

Bus yang ditumpangi Jaebum berhenti di depan halte. Jaebum melangkah turun lalu berjalan ke sebuah permukiman yang tenang. Ingatannya kembali ke 15 tahun yang lalu saat ia mencari-cari Ah Ra dengan kekalutan yang teramat sangat. Saat itu Jaebum baru menyadari satu hal, bahwa ia telah melukai orang yang sangat dicintainya. Sungguh, mengingatnya saja membuat dadanya terasa sesak.

Pijakan kakinya berhenti di depan rumah yang di cat dengan warna biru langit. Bahkan rumah yang berukuran tidak terlalu besar namun memiliki pekarangan yang luas itupun sudah banyak berubah. Jaebum tersenyum begitu mencium aroma tarlet yang membuatnya lapar.

You Are || JB°JY [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang