#9 : Threat

204 41 15
                                    

Berlibur adalah satu momen indah yang dinantikan setiap manusia, khususnya mereka yang menghabiskan waktunya dengan bekerja. 

Selama menjadi detektif di sela-sela kegiatannya menjadi seorang mahasiswa seni di universitas swasta, Hwagi belum pernah merasakan yang namanya bersantai, bahkan dia dan teman setimnya harus menghabiskan waktu mereka di lokasi tindak kejahatan. Seperti saat ini, di saat teman sejawatnya menghabiskan liburan musim dingin, ia harus menuntaskan banyak kasus dengan waktu yang tidak dapat ditentukan.

"Hwagi ya, ayahmu masih kukuh melarangku untuk menemanimu menemukan pembunuh Nuna!" Jelas Chanyeol dengan nada sedikit kesal. Pria berusia 29 tahun itu terlihat gagah dengan pakaian polisi lengkap dengan topinya. Hari ini Hwagi menemani sang paman untuk melanjutkan mencari pembunuh ibunya.

Hwagi yang berdiri disamping Chanyeol nampak fokus melihat barisan panjang tahanan yang akan di pindahkan ke penjara kota lain, terutama para tahanan yang memilih hukuman berat, seperti hukuman mati atau hukuman seumur hidup. "Jangan memedulikan Abeoji, dia hanya meragukan kemampuanku." Pikir Hwagi.

Deretan tahanan dengan pakaian khasnya berjalan rapi memasuki bis khusus milik penjara wilayah Seoul. Semua tahanan berjalan dengan menunduk saat melewati Hwagi dan Chanyeol, kecuali satu orang yang melihat Hwagi dengan mulut mengunyah permen karet diiringi senyuman yang mirip seperti seorang psikopat.

"Tunggu!" Pekik Hwagi melihat pria yang menatapnya tanpa henti.

Mendengar Hwagi berteriak, petugas yang menggiring pria itu langsung menghentikan langkah kaki pria yang terbilang masih muda itu.

"Buka perbanmu!" Perintah Hwagi pada pria yang kini mendengus di sela-sela senyumnya.

"Sepertinya, pertahanan negara semakin baik dan para pekerjanya semakin cerdas." Tutur pria itu membuka perban di pergelangan tangan kirinya. Chanyeol dan Hwagi melihat benda lancip seperti jarum diatas luka sayatan.

"Bukan kami yang pintar, tapi kau yang terlalu bodoh."  Cerca Hwagi membuat pria itu terkekeh. Hwagi menyipitkan mata penuh curiga melihat reaksi yang terbilang berlawanan. Petugas yang mendampinginya langsung mengamankan benda kecil yang di duga akan di gunakan untuk melancarkan aksi kaburnya nanti.

"Kau sekarang semakin dewasa Detektif Park, apa ada lagi yang harus kubukakan untukmu?" tanya pria itu dengan tatapan menggoda dan tawanya yang semakin lantang.

"Bawa dia masuk ke bus petugas Oh!" Titah Chanyeol. Petugas Oh pun langsung menarik paksa lengan pria itu.

"Kau Park Hwagi kan? Putri seorang interior designer yang meninggal tahun lalu." Tebak pria berkumis tipis itu dengan yakin.

"Kau sedang mencari pembunuh ibumu ya?" tanya pria itu dengan senyum anehnya, Hwagi semakin tertarik  akan tebakan-tebakan yang dilontarkan dengan benar.

Pria yang memiliki tinggi hampir sama dengan Hwagi tampak bangga akan segala ucapannya yang menarik perhatian dua orang hebat di depannya. "Heol!! Aku benar ternyata! Biarku tebak lagi, ibumu bernama Park Min Gi?" Dektenya yakin.

"Siapa kau? Kenapa tahu tentang kehidupanku?" Tanya Hwagi penasaran, begitu pula dengan Chanyeol yang masih berdiri di samping keponakannya ikut menyimak ucapan yang akan disuarakan.

"Kau terlalu membuang-buang waktu mencari pembunuh ibumu! Dia ada di dekatmu, kau tidak tahu itu?"

"Jangan banyak bicara cepat katakan siapa pembunuh nuna-ku?" Sahut Chanyeol tidak sabaran.

"Apa aku bisa keluar dari tempat busuk ini jika ku katakan siapa pembunuh Nyonya Park?" Tantang pria itu dengan senyum miring.

"Petugas Oh, segera bawa dia ke dalam bus!" Titah Hwagi. Petugas Oh pun langsung menarik pria itu dengan kasar.

You Are || JB°JY [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang