#21 : Trap

195 26 2
                                    

Hwagi terdiam menatap punggung pria yang kini sedang bersiap diri untuk pergi ke suatu tempat, dalam hati ia tak dapat menyangkal jika wajah pria itu bisa membunuh wanita normal karena ketampanannya. "Kenapa aku baru menyadari jika kau tampan?" gumam Hwagi terdengar jelas di telinga pria itu dan membuatnya menatap Hwagi.

Senyum angkuh pemuda itu mengembang sempurna, "Padahal aku belum menunjukkan pesonaku." Tanggapnya tanpa menghentikan kegiatannya. Mendengar pengakuan itu, Hwagi menahan diri untuk tidak mengeluarkan sarapannya pagi tadi, sungguh ia muak berpura-pura baik di depan pria yang hampir pernah menghilangkan nyawanya.

Hwagi mendekati pemuda itu, "Kau hanya perlu menunjukkan pesona pada gadismu," Ucap Hwagi membenarkan posisi kerah jaket pria itu layaknya seorang istri berbakti, "Apa kau yakin akan menemui Ahra dengan pakaian ini?" tanya Hwagi beralih menatap mata indah pria di depannya dengan penuh perhatian.

Tak langsung menjawab pria itu hanya diam membalas tatapan Hwagi seakan mencari kepastian, apa gadis yang berdiri tepat di depannya itu kini sedang berakting. "Kau kenapa Jaebum ah? Apa Ahra tidak pernah memperhatikanmu seperti ini?" Goda Hwagi menyapu lembut rambut bagian depan milik Jaebum.

Jaebum mengerjap bingung, ia juga tidak mengerti mengapa menatap Hwagi dengan ribuan pertanyaan, "Ekhem, segera susun pembunuhan Jinyoung, aku usahakan untuk hadir di lokasi setelah menemui Ahra." Jelas Jaebum mengalihkan rasa canggungnya.

Hwagi mengangguk dua kali, kemudian menurunkan tangannya dari wajah Jaebum, "Serahkan padaku, kau fokus saja dengan Ahra, cari kebenaran secepatnya kenapa ia meninggalkanmu hingga ia kembali pada Jinyoung." Papar Hwagi dengan nada serius, jiwa seorang detektif pun ikut tergambar di mimik wajahnya membuat Jaebum kembali curiga atas kehadiran Hwagi.

Jaebum tidak bereaksi, ia kembali sibuk menyiapkan keperluannya, "Kau tau, tidak ada wanita selain Ahra yang berani masuk ke kamarku, kecuali dirimu!" Beritahu Jaebum sebelum pergi dari kamarnya.

Hwagi lagi-lagi tersenyum, "Ku kira, kita sekarang kakak beradik," pikir Hwagi mencoba menebak. "Kita punya tujuan yang sama, bahkan sekarang kita memakan makanan yang sama di rumah yang sama. "

Jaebum tersenyum simpul mendengar pengakuan Hwagi, "Tapi aku baru menganggapmu adik, jika kau membunuh Jinyoung." Ucap Jaebum seketika senyumnya memudar.

"Apa tidak ada hal yang lebih sulit dari itu?" Dengus Hwagi meremehkan.

"Akan ku pikirkan!" Jaebum mulai melangkahkan kakinya menuju pintu kamar.

"Semangat Oppa, aku menunggu kepulanganmu, jangan lupa bawa Ahra Eonni untuk bergabung dengan kita. Arraseo?" Teriak Hwagi dengan nada di buat-buat.

Jaebum tak dapat menahan senyum, mendengar sebutan 'oppa' yang membuat hidupnya sedikit di hargai sebagai seorang pria. "OPPA, katakan figthing juga untukku!" pinta Hwagi bersikap kekanakan.

"Fighting! Hwagi ya." Ucap Jaebum dengan ragu, kemudian segera meninggalkan Hwagi yang kini masih di dalam kamarnya.

Hwagi memutar jengah bola matanya, demi Tuhan ia merasa risih berlaku baik di depan penjahat seperti Jaebum "Siapa yang sudi punya Oppa sepertimu?" lirih Hwagi mulai bergerak cepat mencari sesuatu yang dapat ia jadikan bukti penangkapan.

"Hwagi?"

Hwagi membeku, ia lupa jika ada orang lain di rumah itu sekarang. Jaebum pergi hanya di temani Jackson dan juga Mark, tapi Youngjae masih berada di rumah. "Kenapa kau di kamar Jaebum Hyeong?" tanya Youngjae berjalan memasuki kamar Jaebum.

"Kau sudah bangun?" tanya Hwagi mengalihkan pertanyaan.

Youngjae menguap seraya menggaruk rambut berantakannya yang semakin tidak karuan. Hwagi menahan diri untuk mengumpat pria polos di dekatnya ini, lebih dari polos, Youngjae terlihat seperti manusia bodoh yang dapat di kuasai.

You Are || JB°JY [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang