#14 : Liar

197 33 16
                                    

Ruangan yang dihiasi berbagai perabotan antik itu terasa nyaman untuk disinggahi meski nuansanya tak begitu terang. Aroma lembut tersebar hingga ke berbagai sudut, membuat siapa saja yang menghirupnya akan merasakan tenang. Dan disinilah tempat Jaebum sedang terduduk dihadapan sepasang suami istri yang menjadi perisainya selama ini.

"Jadi kau membuat masalah dengan detektif itu?" Tanya Jo In Sung, sang perdana menteri yang bertahun-tahun telah menutupi kebengisan Jaebum.

Jaebum mengangguk sekali. Lalu ia menegakkan tubuhnya dan menatap In Sung dengan penuh keyakinan. Jaebum memang sedang meminta bantuan pada In Sung, tapi bukan berarti ia harus merasa rendah di hadapan pria itu. "Tidak seharusnya detektif itu ikut mencampuri urusanku. Dia terlalu bodoh, kan?" Ucap Jaebum dengan senyuman miringnya.

In Sung menoleh sejenak pada Sunmi, sang istri simpanan yang hanya terdiam mendengar pembicaraan di ruangan itu. "Tapi tidak seharusnya kau membunuhnya. Hal itu tentu akan memberatkanmu di mata hukum. Dan mungkin aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantumu."

Perkataan In Sung membangkitkan api amarah di dalam diri Jaebum dalam hitungan detik. Jaebum menahan napasnya yang memburu, kalau saja ia tak membutuhkan In Sung, mungkin ia sudah memukul wajahnya hingga babak belur. "Bagaimana jika seluruh Korea tahu insiden kebakaran di stasiun Seoul Metro hanyalah bagian dari rekayasamu?"

"Hei, kuperingatkan kau jangan pernah mengungkit masalah itu lagi!" In Sung sedikit panik, ia bahkan sampai berdiri dari tempat duduknya sambil mengacungkan telunjuknya ke arah Jaebum.

Jaebum menertawai In Sung dengan sangat puas. Ia tidak pernah kehabisan akal untuk mengancam siapapun yang ia inginkan. Lagipula, seseorang yang telah terikat dengan Machine Gun tidak akan pernah lepas sampai kapanpun. Itu seperti menjadi sebuah perjanjian tak tertulis karena telah bekerja sama dengan kelompok mafia paling ditakuti di Korea. "Baiklah-baiklah, aku mengerti. Duduklah dulu."

Seperti budak yang patuh, In Sung menuruti perkataan Jaebum. Di sisinya, Sunmi berusaha menenangkan dengan mengusap-usap bahunya. "Apa yang kau inginkan?" Ucap In Sung menyerah dan membuat Jaebum menyeringai lebar seperti seorang raja yang selalu mendapat apa yang diinginkannya.

"Mudah saja. Aku ingin kau menutup kasus ini. Hentikan semua penyelidikan dan bungkam mulut para polisi keparat itu. Jangan sampai namaku atau Machine Gun terseret ke lingkup hukum."

In Sung tidak langsung menjawab. Ia masih kesal karena lagi-lagi Jaebum memperlakukannya sebagai anjing pesuruh. Namun In Sung juga tidak bisa berbuat apa-apa atau Jaebum akan menguak kebusukannya di depan umum. "Baiklah jika itu maumu. Aku akan mengusahakannya."

"Jangan hanya berjanji tapi kau benar-benar harus melakukannya!" Paksa Jaebum tidak peduli.

"Keparat kau Im Jaebum!" In Sung menggebrak permukaan meja dengan keras untuk melampiaskan kegeramannya pada Jaebum. "Kau pikir aku budakmu hah?"

Jaebum hanya tersenyum tipis. "Kau pikir aku tidak merasa diperbudak saat menjalankan rencana busukmu dulu?"

In Sung tidak menyahut lagi. Ia lebih memilih untuk menstabilkan emosinya sendiri.

"Sudahlah sayang, kita turuti saja kemauan Jaebum. Kau pasti bisa melakukannya kan?" Sunmi mencuri pandang pada Jaebum dengan senyuman menggoda.

"Aku akan memastikan kau dan kelompokmu aman. Sekarang pergilah, aku muak melihat wajahmu." suruh In Sung dengan kesal.

Jaebum bangkit dari tempatnya dan melenggang pergi begitu saja. Namun tiba-tiba ia berhenti dan membalikkan badannya menghadap In Sung lagi. "Anggap saja ini sebagai balasanmu atas bantuanku dulu. Kita sudah menjadi kawan sejak lama."

You Are || JB°JY [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang