part 8

9.6K 529 8
                                    


Lansung aja yaaa...
.
.
.
.
.
♡♡happy reading♡♡
.
.
.
.
.
.

---**---

Setelah kejadian beberapa jam lalu Vanie masih tetap berada di ruangan Reimond, tapi posisinya sekarang lebih nyaman karna dia sudah duduk di atas sofa. Vanie hanya memandang ke bawah ia tidak berani mengangkat wajahnya atau melirik Reimond sedikitpun bahkan wajahnya sangat pucat.

"Mari nyonya, saya hantar anda pulang" karena Vanie benar-benar merasa takut dia mengikuti semua perintah Reimond. Yaaa Reimond lah yang memanggil Peter dan menyuruh menghantar Vanie pulang.

Setelah Vanie dan Peter benar-benar keluar dari ruangan Reimon, Reimond melepas kaca matanya dan menarik dasinya asal.

Sebenarnya dia tidak bermaksud untuk melempar vas itu hanya saja dia benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya.

Reimond merasa bersalah sekali dan ingin meminta maaf ketika melihat Vanie menangis ketakutan dan tidak berani melakukan apapun selain bernafas karena dia takut sedikit saja ia bergerak maka Reimond akan melemparnya lagi menggunakan vas atau mungkin sesuatu yang bisa membahayakan Vanie.

Reimond tidak tahu kenapa melihat Vanie berdekatan dengan pria lain membuatnya sangat marah. Reimond mengacak rambutnya kasar.

'Bukan karena cemburu, tapi karena dia adalah milikku' batin Reimond meyakinkan dirinya.

'Apa yang aku lakukan itu memang benar'

'Ingat Reimond dia siapa dan tujuanmu menikahinya karena apa' Batin Reimond mencoba untuk mengingatkan dirinya sendiri.

---**---

Tiga hari sudah berlalu kejadian di ruangan Reimond. Setelah kejadian itu Vanie tidak pernah lagi melihat Reimond. Pria itu hilang seakan-akan di telan bumi.

Lain halnya dengan Vanie, setelah kejadian itu malamnya ia demam panas sehingga hari ini suhu tubuhnya tidak turun-turun. Mungkin Vanie terlalu syok sehingga membuatnya sakit.

"Vanie bangun, makan dulu lalu makan obatmu" Merry membangunkan Vanie. Selama sakit Vanie hanya terbaring lemas di kasurnya.

Merry merasa kasihan melihat Vanie. Ia tau penyebab Vanie jadi seperti ini tidak lain tidak bukan adalah majikannya.

Vanie menggelengkan kepalanya pelan. Ia ingin bicara tapi dia sangat lemah sehingga mengeluarkan suara pun ia tidak mampu

"Kalau kau tidak makan bagaimana kau bisa sembuh" bujuk Merry. Vanie tetap memejamkan matanya. Sungguh dirinya seperti tidak punya tenaga saat ini.

"Ayolah nak. Kalau tuan Reimond melihat mu tidak mau makan dia pasti akan marah besar" mendengar nama Reimond Vanie membuka sedikit matanya walaupun terasa berat. Akhirnya Vanie mengangguk.

Melihat istri majikannya tidak punya tenaga Merry berinisiatif untuk menyuap Vanie.

---**---

"Bagaimana keadaanya?" Tanya Reimond

'Masih seperti sebelumnya tuan. Suhu tubuhnya tidak turun-turun' jawab Peter di sebelah sana

HURT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang