part 11

12.2K 532 6
                                    

.
.
.
.
.
.
♡♡happy reading♡♡
.
.
.
.
.
.

---**---

Pagi ini bumi New York dibasahi dengan air hujan. Vanie masih meringkuk di balik selimutnya dengan air mata yang berlinang

Kata-kata dan perbuatan Reimond masih terngiang-ngiang di benak Vanie. Vanie tidak masalah jika Reimond meminta haknya sebagai suami tapi bukan dengan cara seperti ini.

Mengatainya dengan kata-kata kasar, memperlakukannya dengan kasar. Vanie merasa diperlakukan seperti wanita yang tidak punya harga diri.

Vanie mengusap air matanya kasar. Tidak ada gunanya menangis seperti ini tohhh itu tidak akan merubah apapun.

Vanie beranjak dari kasurnya dengan selimut yang melilit tubuh munggilnya

'Awww..'

Baru berdiri Vanie merasa selangkangannya sangat perih. Apakah ini karena aktivitasnya dengan Reimond tadi malam? Dengan langkah tertatih-tatih Vanie masuk ke dalam kamar mandi.

Vanie menatap wajahnya di cermin besar yang terletak diatas wastafel kamar mandinya. Wajahnya benar-benar terlihat memprihatinkan dengan bekas tamparan Reimond di sudut bibirnya yang memar serta mata yang bengkak karena terus menerus mengeluarkan air mata dan leher, bahu dan dadanya yang di penuhi kiss mark.

Vanie memutuskan untuk merendam tubuhnya. Sejujurnya ia merasa jijik dengan dirinya mengingat perlakuan kasar Reimond dan dengan bodohnya Vanie menikmati itu.

---**---

Reimond terus menatap layar laptopnya. Dia terus memperhatikan gadis, upss dia bukan gadis lagi setelah Reimond merebut itu semalam. Reimond terus memperhatikan wanita itu dari wanita itu masih tertidur pulas, bangun dan menangis, kemudian merintih dan berjalan tertatih-tatih memasuki kamar mandi.

Melihat itu membuat Reimond marah. Marah kepada siapa? Dirinya atau marah kepada Vanie?

Sudah hampir dua jam Wanita itu masuk ke dalam kamar mandi tapi belum keluar-keluar juga membuat Reimond khawatir, dia terus melihat layar laptopnya. Reimond mengacak rambutnya kesal, seharusnya dia memasang cctv juga di dalam kamar mandi Vanie.

Reimond dengan langkah besarnya berjalan ke luar kamarnya dan masuk ke dalam kamar Vanie yang terlihat kembali seperti sebelum Reimond datang semalam dan membuat kekacauan. Sprei Vanie juga terlihat sudah ditukar oleh Merry dan pelayan lainnya, Reimond yang menyuruhnya!

Brakkk... brakkk...

"Vanie buka pintunya" teriak seseorang dari luar membuat Vanie membuka matanya. Sudah berapa jam ia merendam tubuhnya ia juga tidak tahu. Yang ia tahu dia melakukan ini untuk menenangkan dirinya. Bibirnya sudah memucat kulitnya juga mulai berkerut akibat berendam terlalu lama.

Dengan malas Vanie mengambil jubah mandi lalu membungkus tubuh telanjangnya.

Ceklek

"Ada apa?" Tanya Vanie lemah ketika melihat Merry berdiri di depan pintu kamar mandi

" kau terlalu lama di dalam kamar mandi Vanie. Itu membuat ku khawatir"

HURT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang