part 12

11.7K 504 0
                                    

.
.
.
.
.
.
♡♡happy reading♡♡
.
.
.
.
.
.

---**---

Hhh.... hhh....

Reimond memejamkan matanya sembari mengatur nafasnya begitupun Vanie. Aktivitas mereka benar-benar melelahkan tapi sungguh itu nikmat sekali.

Reimond melepaskan penyatuan tubuh mereka lalu merebahkan tubuhnya di sebelah Vanie, ditariknya Vanie kedalam pelukannya, kulit telanjang Vanie bersentuhan dengan kulit telanjang Reimond membuat Reimond maupun Vanie menahan nafas mereka sejenak, sesuatu dalam diri Reimond bangun tapi Reimond menahannya.

Reimond mengecup lamat-lamat puncak kepala Vanie. Vanie menutup matanya menikmati kecupan Reimond

"Apa itu sakit" tanya Reimond di sela-sela kecupannya

Vanie mengerutkan keningnya "maksud.." pipi Vanie memerah, ia tau apa yang dimaksud Reimond

"Emmm... lumayan tapi tidak sesakit seperti pertama kali" jawabnya malu.

Hening. Reimond dan Vanie sama-sama tidak membuka suara sehingga beberapa menit

"Maaf! aku tidak bermaksud untuk menyakitimu, hanya saja melihatmu bersama pria lain membuatku merasa sangat marah. Aku juga tidak tahu kenapa" Reimond memejamkan matanya. Meskipun masih agak-agak pusing efek vodca yang ia minum tapi Reimond sadar dengan apa yang telah ia lakukan dengan Vanie dan Reimond juga sadar akan ucapannya barusan.

Ia menepis egonya hanya demi istrinya itu. Selama ini meskipun dirinya salah tapi dia tidak pernah mau meminta maaf.

'Ada apa denganku' batinnya.

Reimond menunggu reaksi Vanie tapi Vanie hanya diam, Reimond mengangkat wajahnya untuk menatap wajah cantik Vanie. Nafas Vanie sudah teratur menandakan bahwa dia sudah berpetualang di dalam mimpinya.

"Ternyata kau sudah tidur, apa itu melelahkanmu." Reimond tertawa kecil dengan ucapannya. Reimond menyusul Vanie masuk ke dalam mimpinya.

---**---

Vanie menggeliatkan tubuhnya di balik selimut tebalnya. Tubuhnya terasa sedikit pegal Vanie mengingat sesuatu dengan cepat Vanie memutar tubuhnya.

"Kosong"

Tidak ada siapa-siapa pun di ranjangnya selain dirinya. Memangnya dia mengharapkan siapa di belakangnya!

'Ahh ternyata itu hanya mimpi' batinnya. Vanie mendudukkan tubuhnya

Wait.

Vanie melihat baju tidurnya yang bermotif panda, boxer cowok, bra dan....

Mata Vanie membulat kaget dia lihat tubuhnya tidak terbungkus oleh sehelai benangpun dengan sigap Vanie menutup tubuh atasnya menggunakan selimut

"Itu bukan mimpi!" Pekiknya, Vanie tersenyum-senyum dengan pipi memerah. Dia ingat sekali bagaimana Reimond memperlakukannya, sangat lembut dan berhati-hati seolah-olah jika sedikit saja Reimond mempercepat ritme tubuhnya akan membuat Vanie terluka meskipun Reimond dalam keadaan mabuk.

HURT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang