Sepulang sekolah gue berencana beres-beres sekretariat pramuka. Awalnya gue ngajak beberapa temen. Tapi mereka nggak bisa karena alesan ada les sepulang sekolah. Ya udah deh, gue beresin sendiri aja. Sore nanti gue nggak ada les. Sebisa gue hari ini aja deh, mumpung gue ada waktu. Sisa pekerjaannya bisa dilanjutin mereka besok-besok. Kan nggak mungkin juga gue sendirian bisa nyelesaiin semuanya. Sebenarnya sih tugas bersih-bersih sekre udah ada jadwalnya tiap seminggu sekali, tapi gue seneng aja ngerapiin sekre. Biar rapi, jadi kalau ada rapat atau kegiatan apa gitu yang datang pada semangat. Ya syukur-syukur ketemu Kak Ardit juga. Kan dia yang bakalan ngunci ruang sekretariat pramuka.
Gue sedang punya rencana buat pasang stiker bentuk batang pohon di salah satu sisi tembok sekre. Nah nanti setiap anak pramuka kalau punya suatu prestasi, bisa menempel selembar daun dari kertas di dahan-dahannya, ditulisi nama, kelas, jenis prestasi, tanggal, bulan dan tahun. Kan bisa buat kenang-kenangan sampai ke adik-adik kelas entah berapa turunan tuh. Sebenarnya ini memang ide gue tapi sudah disepakati juga sama anak-anak pramuka lainnya. Mereka sih OK OK aja. Gue dapet ide dari sekolah adik gue. Dia pernah cerita kalau di depan perpustakaan sekolahnya dipasang gambar pohon tanpa daun di dinding. Tiap anak yang habis baca di perpus atau pinjam buku buat dibawa pulang bisa menempel daun dari kertas karton warna-warni di dahan-dahannya. Isinya nama, kelas, judul buku, pengarang, tema, dan tanggal mulai sama tanggal selesai membaca. Boleh lah gue contek buat di sekolah gue.
Jadi gue rencananya mau gunting-gunting kertas karton warna-warni jadi bentuk daun dulu. Nanti ditaruh di toples dan di dalam toples juga dikasih bolpen. Biar tiap anak pramuka yang memiliki prestasi sehabis mengikuti lomba tertentu bisa bebas ambil daun, mencatat prestasinya, dan menempel di ranting-ranting stiker pohon yang udah ditempel di dinding. Tapi stikernya besar, kalau sendirian ngerjainnya gue nggak bakal bisa. Bakalan ribet banget. Paling tidak butuh bantuan dua orang lagi biar stikernya nggak sobek dan rusak. Ya udah lah, urusan itu biar dikerjain sama anak-anak yang beberes besok siang.
Gue di sekretariat sendirian. Sekre pramuka udah kayak rumah kedua gue. Meskipun agak gelap dan sepi, tapi gue nggak takut sendirian di situ. Udah biasa. Kata temen-temen gue sih sekre ini angker. Ah, enggak ah. Orang gue yang ngeberesin dan ngebersihin hampir tiap hari. Gue juga cinta sama tempat ini. Jadi yang dibilang angker-angker itu lah yang malah takut sama gue. Gue penguasa ruangan ini! Setiap sudutnya gue apal! Dimana anak pramuka naruh bendera semapur, tongkat pramuka, tali-temali, tenda, tikar, alat masak, gue tau semua. Temen-temen gue aja kalau cari sesuatu dan nggak ketemu-ketemu pasti pada nyariin gue buat nanya di sebelah mana barang-barang yang mereka cari itu disimpen. Ya setiap anggota pramuka sih sebenarnya bertanggungjawab atas semua peralatan yang ada di sekre. Tapi karena gue tiap hari ke sini kali ya, jadi gue apal aja tempat-tempatnya.
"Loh, belum pulang, Fre?" Gue noleh. Sedikit kaget. Tapi bahagia banget demi ngelihat siapa yang datang! Aha, ini dia juru kunci sekre pramuka yang gue tunggu-tunggu udah datang! Pintu sekre emang gue buka, jadi kalau ada yang masuk gue nggak tau.
"Belum Kak." Jawab gue sambil tersenyum manis.
"Ngapain?"
"Ini, nyicil pohon prestasi yang mau kita pasang di dinding."
"Oh. Anak-anak yang lain mana?"
"Hari ini mereka nggak bisa. Bisanya besok. Tapi gue besok ada les. Jadi ya udah lah gantian aja.""Ooh. Eh, lu masih lama nggak di sini?"
"Emang kenapa Kak?"
"Belum buru-buru pulang kan?" Gue jadi bingung deh.
"Belum."
"Ok. Tunggu dulu ya. Gue keluar dulu sebentar."
"Emang kenapa?"
"Udah. Tunggu aja bentar." Gue nggak ngerti. Kak Ardit langsung ngilang gitu aja ke balik pintu. Yah, pergi deh dia. Tapi ya udah lah, dia kan nyuruh gue nunggu. Ya udah gue tunggu dah. Jangankan cuma diminta nunggu sebentar, nunggu dia mau noleh ke gue dan nganggep gue ada selama hampir dua tahun ini, sejak gue masuk kelas 10 aja, gue jabanin! Gimana cuma diminta nunggu sebentar? Ya pasti bakal gue tunggu lah! Gue gunting-gunting lagi kertas karton jadi bentuk daun-daun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJAUH NEPTUNUS
Teen FictionMenurutmu, lebih bahagia dicintai atau mencintai? Dicintai memang enak dan lebih mudah, tapi menurutku, mencintai jauh lebih membahagiakan. Sebab dengan mencintai, kita hanya berpikir untuk memberi dan terus memberi tanpa pernah ingin menuntut. Menc...