Malem minggu, adiknya tante Anggi nikah. Kami sekeluarga diundang datang ke resepsi pernikahannya di sebuah taman. Mereka ngadain pesta kebun. Taman disulap jadi pelaminan dan tamu-tamu duduk di bangku-bangku yang dilapisi kain satin warna biru. Sebenernya gue agak males datang ke kondangan kayak gini. Soalnya sampai di tempat pasti mama dan papa mencar sendiri-sendiri ngobrol sama tamu lain. Franda yang doyan makan udah pasti beredar dari satu meja ke meja lain mencicipi setiap menu yang dihidangkan. Gue kadang ditinggal sendirian. Bengong. Kayak anak ilang!
Kan, bener kan tebakan gue? Mama dikenalin tante Anggi ke temen-temen perempuannya. Papa ngobrol asyik sama Om Romi dan beberapa pria dewasa. Franda lagi ngejilat-jilat es krim di pojokan. Padahal setahu gue, baru datang aja dia udah makan nasi plus setumpuk lauk, trus ngicip sate, nyobain zupa soup, makan puding, minum jus jambu, nyomot mini cake....Ya ampun tu anak nggak ada kenyang-kenyangnya! Gue cuma menempel di pagar taman, menjauh dari keramaian, dan ngehilangin rasa kikuk gue dengan melihat bintang-bintang di langit. Juga lampu-lampu kota dan lampion-lampion yang digantung di pohon. Romantis banget sih weding partynya....
"Hei! Kok menyendiri sih?" Gue kaget. Eh, ini Gogon? Pangling gue! Dia pakai jas abu-abu, kemeja putih dan dasi warna biru navi.
"Eh, elu Gon? Habisnya nggak ada yang gue kenal."
"Kan ada gue, ada kak Azizi juga."
"Lu dari tadi ada di mana? Kok gue nggak lihat lu?"
"Ada di dekat pengantin. Oh ya, lu musti cicipin chocholate lave cake ini deh." Gogon menyodorkan piring kecil berisi sebuah kue berwarna coklat dan sendok kecil dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya dia masih pegang satu piring lagi. "Udah, nggak usah takut gemuk. Enak kok. Ini pesennya di tempat langganan mama gue. Nih." Gue menerimanya. Kelihatannya memang enak banget sih.
"Makasih ya."
"Sama-sama." Dia mulai menyendok kuenya. Gue juga mulai menyendok dan mencicipi kuenya. Ya ampuuuun, rasanya enak bangeeeet....lembut dan ada coklat yang meleleh di dalamnya. "Gimana? Enak kan?" Tanya Gonza. Gue cuma ngangguk-angguk doang.
"Kok lu bisa tau kalau gue di sini?" tanya gue.
"Gue udah hapal bentuk lu!"
"Sue lu!"
"Lagian di tempat rame gini malah menyendiri di sini, ya gampang dilihat lah."
"Gue suka mati gaya kalau di tempat rame kayak gini."
"Eh, kalau gitu gue kenalin ke sepupu-sepupu gue yuk."
"Ih, enggak ah."
"Kenapa?"
"Malu ah."
"Nggak papa. Biar tambah temen."
"Enggak ah. Gue lagi pengin di sini aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJAUH NEPTUNUS
Teen FictionMenurutmu, lebih bahagia dicintai atau mencintai? Dicintai memang enak dan lebih mudah, tapi menurutku, mencintai jauh lebih membahagiakan. Sebab dengan mencintai, kita hanya berpikir untuk memberi dan terus memberi tanpa pernah ingin menuntut. Menc...