Part 26
Inilah hari yang gue tunggu-tunggu. Perayaan Hari Kartini di sekolah Gogon. SMA Tunas Taruna yang penghuninya cowok-cowok semua. Eh, enggak juga sih kata Gogon. Ada beberapa penghuni cewek juga, yaitu ibu guru-ibu guru, mbak-mbak yang jualan di kantin dan pegawai tata usaha. Oh ya ada lagi, anjing yang dipelihara penjaga sekolah juga cewek. Gue jadi ngakak sendiri. Pantesan aja Si Gogon jadi cowok yang aneh, sukanya main sama cewek-cewek. Jarang lihat yang bening-bening di sekolahnya sih!
Tadi pagi pas papasan di depan rumahnya waktu mau berangkat sekolah sih dia mau ngajak bareng. Berangkat pakai motornya jam tiga siang. Soalnya dia jadi panitia juga jadi musti siap-siap dulu. Padahal kan pentasnya mulai jam tujuh malem. Idih, ogah gue! Mau ngapain coba gue di situ empat jam lamanya? Keburu luntur make up gue! Belum lagi keburu haus dan laper. Ogah ah! Mending gue berangkat aja sendiri pakai motor dari rumah jam enam sore, jadi sampai sekolah Gogon pas, nggak usah terlalu lama nungguin giliran pentas. Lagipula kelompok gue sama Gogon dapet urutan ke-5 tampilnya. Kalau tiap kelompok tampil 10 menit kan bisa-bisa jam delapan baru dipanggil MC buat naik ke panggung. Jadi ngapain datang buru-buru bareng Gogon?
Gogon juga nawarin, gimana kalau jam enam itu dia jemput gue aja. Ah, enggak ah, gue kan bukan cewek manja! Gue juga bisa pergi sendiri pakai motor. Lagian kurang kerjaan banget, mau-maunya mondar-mandir. Nggak capek apa? Kan mendingan konsentrasi aja jadi panitia. Kan musti cek panggung, cek sound system, nyiapin ini nyiapin itu. Gue kan nggak suka bikin repot orang kalau nggak terpaksa banget! Jadi gue memutuskan untuk berangkat sendiri aja.
Mama, Papa, Om Romi, Tante Anggi, Franda dan Kak Azizi juga mau nonton. Tapi mereka baru mau berangkat dari rumah pakai mobil jam tujuh. Jadi gue juga nggak bisa ikutan rombongan mereka. Bisa-bisa MC udah manggil-manggil nama gue, gue belum dateng! Sebenarnya gue juga pengin Kak Ardit bisa datang nonton gue. Tapi percuma ah. Dia nggak pernah punya niat untuk sekedar datang ke acara-acara gue. Gue juga nggak pernah dia ajak ke acara-acara dia. Ya sudahlah. Mungkin memang harus begini jalan yang musti gue tempuh sama dia. Lupakan saja! Yang penting dia selalu dekat sama gue walau cuma selama di sekolah, di kegiatan-kegiatan sekolah dan di chating online.
Oh iya, kostum pentas kami dirancang sama Tante Anggi dan Franda. Gogon bakalan pakai kemeja batik motif Mega Mendung warna merah dan pakai celana panjang warna putih. Trus pakai ikat kepala khas Sunda yang motifnya Mega Mendung merah juga. Gue pakai rok balon selutut bermotif batik Mega Mendung warna biru. Atasannya blus warna putih dengan scraft kecil yang diiketin di leher gue bercorak sama dengan rok gue. Rambut dikepang satu ke belakang dengan selipan bunga sepatu warna kuning di atas telinga. Kedua vokalis juga pakai baju yang modelnya sama dengan gue. Cuma Si Sita pakai motif batik Mega Mendung warna ungu sedangkan Si Tami warna kuning. Sita pakai bunga sepatu warna putih sedangkan tami pakai warna merah. Pokoknya kostum kelompok kami kece banget deh! Tante Anggi sudah pesen sama Gogon, pokoknya nama Franda aja yang dicantumkan sebagai perancang kostum. Jadi kalau terpilih sebagai perancang kostum terbaik, Franda yang bakal maju ke depan buat terima hadiahnya. Enak banget tuh anak!
Akhirnya jam enam thet gue berangkat ke sekolah Gogon. Naik motor sambil ngegendong gitar Tylor warna biru dengan lukisan mawar hitam yang gue pinjem dari ruang musik keluarganya Gogon. Nggak tau deh, pokoknya kalau pakai gitar itu gue main gitarnya jadi pede baget dan suaranya bikin semangat gue jadi menyala. Wah, sekolahnya Gogon jadi ramai banget. Parkirannya penuh bahkan sampai luber-luber ke pinggir jalan depan sekolah. Tukang parkirnya ngarahin gue buat parkir di halaman minimarket di sebelah gedung sekolah, karena pinggir jalan di depan sekolahpun sudah penuh sama mobil-mobil dan motor-motor yang parkir. Wah, sekolah gogon keren juga ya bisa bikin acara sebesar ini. Sponsornya banyak lagi. Soalnya umbul-umbul yang dipasang banyak banget. Spanduk-spanduknya juga banyak. Panitianya pasti untungnya besar nih! Bisa buat makan-makan ni pasti kalau pembubaran panitia!
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJAUH NEPTUNUS
Teen FictionMenurutmu, lebih bahagia dicintai atau mencintai? Dicintai memang enak dan lebih mudah, tapi menurutku, mencintai jauh lebih membahagiakan. Sebab dengan mencintai, kita hanya berpikir untuk memberi dan terus memberi tanpa pernah ingin menuntut. Menc...