24
Kristal Bening Pertama"Aku pernah merasakan bahwa hal yang tergenggam suatu saat akan terlepas. Namun setiap orang memiliki alasan kuat untuk tidak melepaskannya. Bukan hanya kedua orang tua, atau dia yang kucintai, tapi ada juga yang menurutku sama-sama penting. Orang-orang akan memandang bahwa aku adalah manusia lemah, jelasnya mereka lah yang lemah. Tanpa kasih sayang, manusia hanyalah makhluk yang menyedihkan. Akan kuperlihatkan apa yang terjadi pada delapan tahun yang lalu."
"Kakak, berikan itu padaku!" seorang bocah perempuan berjinjit setinggi-tingginya dengan satu tangan yang dia angkat keatas untuk meraih sebuah boneka kecil. Sedangkan bocah laki-laki yang memegang boneka itu hanya terdiam dengan mengacungkan boneka tersebut keatas agar tidak dibawa. "Berikan boneka itu, kak! Itu punyaku!"
"Ini hanya boneka dekil, kurasa aku harus membuangnya." ujar anak laki-laki itu -Fairel- seraya mulai berjalan meninggalkannya. Detik kemudian bocah perempuan tadi menangis kencang melihat boneka nya yang pergi diambil. Langkah Fairel berhenti ketika seseorang berdiri dihadapannya.
"Kembalikan boneka itu padanya." titah seorang anak berkacamata padanya. Fairel tersenyum mengejek melihatnya.
"Siapa kau? Dan apa ini?" Fairel menggoyang-goyangkan kacamata milik bocah itu dan segera ditepis olehnya. "Kita masih anak-anak dan kau sudah berkacamata seperti kakek-kakek, apa ayah ibumu tidak merawatmu dengan baik?"
"Cepat kembalikan boneka itu padanya!" Fairel tersenyum, ia menaruh boneka berbentuk beruang itu kebawah trotoar lalu menginjaknya dengan kasar.
"Ambil saja, kau akan mengambilnya meski itu kotor 'kan?" setelah menginjaknya, Fairel dengan wajah tanpa kesalahan berlalu begitu saja meninggalkannya. Setelah pergi, anak berkacamata itu segera mengambil boneka tadi lalu menghampiri bocah perempuan tersebut.
"Sedikit kotor tapi nanti di rumah kakak akan bersihkan." ucapnya seraya memberikan boneka itu. Bocah perempuan tadi menerima boneka tersebut namun semakin menangis saat melihat kondisi boneka kesayangannya yang sudah kotor. "Jangan menangis, Elgi. Jika kau menangis itu berarti kau kalah. Kita tidak boleh kalah oleh seseorang yang sombong sepertinya. Ya?"
"Kak Ega, aku takut." bocah perempuan tadi memeluknya dan tak berhenti menangis.
"Kau baru pertama kali keluar rumah ya? Kakak minta maaf tidak menemanimu."
"Begitulah pertemuan singkatku. Aku yang merasa paling tinggi, dan dia yang merasa paling kuat. Aku belum pernah melihat dia sebelumnya dan kacamata yang dia pakai menarik perhatianku..... untuk lebih merendahkannya."
-
"Kita kedatangan murid baru. Silakan perkenalkan dirimu pada teman-teman." Anak laki-laki tersebut tersenyum saat ibu guru mempersilakannya untuk perkenalan.
"Perkenalkan, namaku Erlangga Fikriansyah. Ayahku baru saja pindah pekerjaan jadi aku pun pindah sekolah. Hobiku membuat teman baru. Salam kenal, teman." ibu guru tadi merangkul pundaknya yang sejajar dengan pinggangnya.
"Berteman baik lah dengan Erlangga ya. Silakan duduk pada kursi yang kosong, nak." Erlangga pun duduk sesuai yang dikatakan oleh ibu guru.
Saat istirahat, bangku Erlangga telah dikerubungi murid-murid sekelasnya untuk sekedar bertanya mengenai dirinya. Dan Erlangga baru menyadari bahwa ada seorang anak laki-laki yang hanya terduduk di sudut kelas memandangi jendela. Ia pun bertanya siapakah anak tersebut dan kenapa dibiarkan sendiri begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
senja setelah fatamorgana 。[✔️]
Teen Fiction[ COMPLETE ] ❝Kelak kau akan bersama denganku disatu episode kehidupan.❞ 「Feyla F Feranda adalah seorang gadis yang bekerja sebagai pelayan disebuah rumah keluarga. Ia melakukan itu akibat penolakannya pada tawaran yang diberikan oleh salah satu put...