48
Cinta Yang Melakukannya
-o-"Aku akan menjemputmu lagi setelah makan malam. Pastikan kau sudah berkemas segalanya. Jangan ada yang tertinggal." Farsha menepuk pelan pucuk kepala Feyla setelah gadis tersebut melepas helmnya. Dia menganggukan kepala. "Kau sudah berbicara tentang ini pada Faeyza bukan?'
"Sudah, sejak dua hari yang lalu."
"Baguslah, karena kau akan merindukan istana pangeran ini." Feyla terkekeh kecil mendengarnya. "Jika begitu aku pulang ya."
"Hati-hati, kak." Feyla mengangguk. Farsha pun menghidupkan motornya dan mengendarai kendaraan itu sehingga melaju meninggalkan Feyla.
Feyla memasuki rumah besar itu yang seperti biasa ia tak disambut siapapun, karena kesibukan orang-orang disini.
Semoga saja setelah ia pulang ke rumah, keadaan seperti ini terbalik.
"Aku pulang." ucap Feyla, seraya ia melepas sepatunya dan menyimpannya di rak sepatu.
Dugaannya meleset ketika Nenek tiba-tiba saja datang menghampirinya.
"Selamat datang, Feyla. Ayo ke dapur, Nenek sudah membuatkanmu makanan." ujar Nenek dengan dia yang pergi ke dapur.
"He, makanan?" Feyla segera mengikuti Nenek ke dapur.
Kedua matanya membelalak tersenyum melihat ada beberapa makanan yang tersaji diatas meja makan. Karena tidak biasanya ia menemukan makanan di siang hari seperti ini, mengingat Faeyza makan hanya pagi dan malam. Sementara jika makanan untuk Fairel atau Fizar disiang hari pun akan dibuatkan langsung, dan itu juga menunya tidak sekumplit makan pagi atau malam.
"Waaaaa~" Feyla berucap takjub. Ia menghampiri meja makan dan berdiri disampingnya. "Memangnya hari ini hari apa, nek? Kalau kuingat lagi hari ini tidak ada yang spesial tuh."
"Kau akan pulang hari ini, jadi Nenek membuatkanmu sesuatu agar kau selalu mengingat hari-hari terakhir di rumah Faeyza." Nenek mengusap-ngusap lengan Feyla pelan, seraya ia menunjukan senyum yang membuat kedua ujung matanya keriput.
"Aaaa Nenek. Terima kasih." Feyla tersenyum lalu memeluk wanita tua itu dan beliau membalas pelukan si gadis sembari membelai punggungnya.
"Tentu saja, nak. Jika begitu cepatlah ganti baju mu."
"Siap bos!" Feyla bergegas pergi ke kamarnya setelah ia memberi hormat pada Nenek yang dibalas senyum menggeleng kepala oleh wanita tua tersebut.
Setelah berganti baju, Feyla cepat-cepat mengambil duduk di salah satu kursi dan mulai menyantap makanan satu persatu. Baginya, ini memang kali terakhir untuk dia makan di rumah Faeyza lagi. Dan untuk selanjutnya, mungkin hanya ada nyonya juga tuan besar di rumah, mengingat Fairel dan Fizar akan sekolah di luar negeri.
Dia akan merindukan semua hal yang terjadi disini.
- o -
"Berbicaralah. Aku kesini tidak untuk melihatmu diam." gadis berambut pirang bergerai, memecah keheningan disana yang terjadi sekitar beberapa menit lalu. Sembari ia menyantap cake keju yang ditaburi coklat kesukaannya. Dihadapannya ada seorang pemuda seusianya, yang sedang mendarkan punggung dengan mata mengarah ke cappucino pesanannya. "Kau tidak mungkin mengajakku ke cafe jika tidak ada yang mau kau bicarakan, Fairel."
Pemuda bernama Fairel masih membisu. Ia meminum seteguk cappucinonya, lalu menyimpan cangkirnya lagi diatas meja. Beberapa detik kemudian ia pun angkat bicara.
"Ayo kita akhiri semua ini."
Grisella menghentikan gerakan memotong cakenya, diikuti matanya mengarah pada Fairel.
KAMU SEDANG MEMBACA
senja setelah fatamorgana 。[✔️]
Teen Fiction[ COMPLETE ] ❝Kelak kau akan bersama denganku disatu episode kehidupan.❞ 「Feyla F Feranda adalah seorang gadis yang bekerja sebagai pelayan disebuah rumah keluarga. Ia melakukan itu akibat penolakannya pada tawaran yang diberikan oleh salah satu put...