🎑 t e r a k h i r (🎶)

832 31 13
                                    

turn on your volume!
listen the music and enjoy reading!
(repeat if you need to repeat the music)




53
Sampai Jumpa Lagi
— o —

Setelah menangis karena menyesal, Feyla berpikir kalau dia harus mengejar Fairel lagi lebih jauh. Tubuhnya ia angkat perlahan. Kakinya secara pelan berjalan lagi keluar dari sana menuju pantai.

Feyla menemukan tanda telapak sepatu di dataran pasir. Dia ingat jelas kalau Fairel memiliki tapak sepatu seperti ini. Dengan kaki yang ia seret, Feyla mengikuti kemana langkah demi langkah dari jejak kaki itu. Pasir disana juga seakan tidak ada lagi orang yang menginjak, mempermudah Feyla mencari Fairel.

Sejenak dia melihat kedalam tasnya, menemukan hadiah kado nya sedikit kusut karena tadi terlempar Fairel. Tangannya yang tadi mencengkram dadanya, digantikan oleh dia yang memeluk hadiah itu.

Tangisan Feyla sedikit mereda meski dadanya masih terasa sakit. Angin pantai tampak menyapu air matanya dengan lembut, ombak disana juga terdengar menyembunyikan isak nya.

Feyla masih mengikuti kemana arah jejak itu hingga dia berhenti dihadapan dua pohon rindang yang daun-daunnya menutupi jalan. Feyla kemudian menyibak dedaunan itu menghindar dari arahnya berjalan.

"Fairel."

Feyla memanggil lagi nama pemuda yang dicarinya, dengan masih berjalan menyusuri sebuah jalan kecil yang dihimpit pepohonan rindang. Dia menyadari penuh kalau dirinya sedang berada di hutan yang dekat dengan pantai.

Sampai dia menemukan sebuah rumah yang sebagian dinding depannya berkaca, lalu lantainya terbuat dari kayu.

Sampai dia menemukan sebuah rumah yang sebagian dinding depannya berkaca, lalu lantainya terbuat dari kayu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penerangan rumah itu padam, tapi Feyla bisa melihat kalau rumah itu berpenghuni.  Feyla menemukan sepatu yang dipakai Fairel tersimpan rapi di keset pintu masuk. Dia pun yakin kalau Fairel ada didalam. Pintu minimalis itu ia dorong pelan.

"Permisi. Fairel, kau disana?" Feyla melepas sandalnya dan kemudian dengan sedikit berjinjit dia berjalan pelan memasuki wilayah rumah. "Fairel?" rumah minimalis yang dia tempati tampak keadaannya sangat sepi dan lampunya padam. Hingga sampai lah dia ke sebuah ruangan berpintu hitam. Intuisinya mengatakan Fairel ada disana. Gagang pintu silver yang menempel di pintu ia tarik kebawah seraya mendorongnya. Ruangan itu gelap, Feyla menekan saklar untuk menghidupkan lampu disana. Betapa ia terkejut melihat sesuatu disana.

Kelopak mata beririskan hazel coklat miliknya membuka lebar, mulut Feyla membuka sedikit. Matanya menemukan Fairel sedang terduduk diatas kursi memegang sebuah gitar coklat, dengan background penuh balon berwarna yang dirangkai sangat indah disekelilingnya. Yang paling membuat Feyla terkejut yakni balon huruf yang ketika dibaca menjadi

' Happy Birthday
Felicia Feranda '


Fairel mulai memetik gitarnya secara berirama, menghasilkan melody yang anggun ditangkap oleh pendengaran. Microphone didepannya ia ketuk dua kali untuk mengecek apakah dia hidup atau tidak. Dengan senyuman hangat, Fairel mulai bernyanyi.

senja setelah fatamorgana 。[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang