🎑 k e d u a p u l u h

481 36 0
                                    

Rusa Yang Berlari

.

"Ow, aku disambut oleh gadisnya. Baiklah Fey, aku kemari untuk menepati perjanjianku." laki-laki itu berniat untuk masuk namun segera ditahan oleh Feyla.

"Rumah ini tidak terbuka untukmu Cha-"

"Ini rumah Faeyza dan kau siapa? Kau hanya seorang pelayan yang tentu saja tidak memiliki harga diri-"

"Urusanmu adalah denganku, jangan libatkan Feyla dalam hal ini. Sekarang masuklah." Fairel datang dari belakang membuat Feyla mau tidak mau menggeser dari tempatnya kesamping. Chand masuk diikuti seringaiannya. "Ambilkan minum untuknya. Mungkin saja tamu kita haus."

"Wow tidak usah repot, Faeyza. Botolku di motor masih tersisa." Chand duduk dengan menumpukan kaki kanannya diatas kaki kiri. Feyla pergi darisana setelah Fairel memberikan kode.

"Langsung pada inti."

"Kau terlalu terburu-buru. Lagipula aku juga-"

"Atau kau pergi darisini." ucapan Chand yang terpotong serta tatapan Fairel seakan segeralah-pergi-brengsek membuatnya tersenyum simpul.

"Baiklah, aku mengerti. Dipihakmu, kau meminta padaku untuk membebaskan kedua perempuan itu dan memintaku agar tidak berhubungan lagi dengan mereka. Begitu 'kan?" Fairel mengangguk pelan. "Dan dipihakku, aku meminta uang sejumlah seratus limapuluh juta dan tentu saja apabila kau tak menepatinya maka mereka akan kujadikan perempuan-perempuanku. Bagaimana?"

"Sebelumnya, kukatakan itu bukanlah perjanjian, namun kesepakatan. Dan permintaanmu tidak sebanding dengan permintaanku." Chand tertawa kecil.

"Ayolah, Faeyza. Siapa yang tidak mau mendapat kesempatan emas?"

"Kemarin aku tidak mengatakan 'sepakat', jadi cepat pikirkan kembali hal lain, Chand."

"Dari awal aku sudah tahu kau bukanlah malaikat. Seharusnya kau menghargaiku karena aku sudah melepaskan dua gadis itu dimana sebelumnya akan aku jual pada pengusaha kaya." Chand menurunkan kakinya sehingga sejajar. "Yang mungkin seorang Faeyza akan membelinya."

BRAK!

Fairel mendorong meja dihadapannya kesamping agar ia bisa mendapat akses kemudian dengan cepat menarik kerah bajunya Chand sampai pemuda itu ikut berdiri mensejajarkan tingginya.

"Bajingan! Kau sengaja 'kan meminta uang dengan jumlah tinggi lalu menyerahkan mereka padaku, dan kau akan menganggap bahwa aku telah membeli mereka berdua! Kau pikir aku tidak tahu rencana busuk apa lagi yang sedang kau lakukan saat ini?!"

"Kehancuran seseorang bisa menjadi bahan tontonan yang menarik, 'kan..... Faeyza?" Chand masih tenang dengan senyumnya yang sejak tadi tidak memudar.

"Dengar kau, brengsek. Aku bisa saja melaporkanmu dan ayahmu itu sehingga mendapat sesuatu yang pantas atas semuanya. Tapi aku tahu, kau akan memohon dengan air mata yang susah payah kau keluarkan agar aku mencabut segala tuntutan nantinya. Kau bukan tipe yang suka dikasihani 'bukan?!"

"Dan aku pun terlebih dahulu bisa melaporkan kekerasan yang kau lakukan pada pelayan jalangmu itu lalu keluargamu akan hancur dalam sekejap. Dunia ini cukup adil, bung, kau harus tahu."

BUGH!

Fairel mendaratkan pukulan pada pipi kiri Chand membuat laki-laki itu tersungkur.

"Meski aku berulang kali melakukan kekerasan padanya, tapi aku tidak pernah berniat untuk merusaknya! Kau dan aku sama-sama iblis, tapi level neraka kita berbeda." tiba-tiba saja Feyla datang sedikit berlari menuju Chand yang masih tersungkur.

senja setelah fatamorgana 。[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang