🌄 p e k a n k e t i g a

491 40 4
                                    

28
Hatimu dan Egoku

Waktu berlalu dengan cepat. Sudah sekitar dua setengah bulan sejak kesepakatan yang dibuat oleh Fairel dan Chand. Mereka berdua pun menjadi lebih giat untuk belajar. Hubungan Feyla, Fairel, dan Erlangga secara perlahan membaik, bahkan Erlangga sudah beberapa akhir pekan ini sering berkunjung ke rumah Faeyza. Dan tentu saja untuk hubungan Fairel juga Feyla, menjadi sangat baik. Feyla tak ragu lagi untuk mengobrol dengan tuan mudanya, begitu pun Fairel yang kadang kala hangat padanya. Ngomong-ngomong, Fizar juga sudah pulih sepenuhnya. Semuanya berjalan seperti biasa.

Sampai pada sore hari tuan besar Zay memberi tahukan sesuatu. Pelayan-pelayan, keluarga Zay Faeyza, dan orang-orang yang berada disana berkumpul ditengah rumah.

"Besok lusa adalah hari ulang tahun perusahaan Faeyza Corp, untuk memperingatinya maka akan ada perayaan disini. Jadi aku ingin kalian mempersiapkan diri untuk pekerjaan masing-masing, karena akan ada orang-orang dari kolega perusahaan yang datang." seluruh orang-orang disana hanya mengangguk patuh pada tuan Zay.

"Meski kalian pekerja, tapi aku akan memakaikan kalian pakaian yang pas untuk nanti. Jadi kalian bisa ikut menikmati acaranya." nyonya Zufi ikut berbicara seraya tersenyum.

"Baik, tuan, nyonya." jawab mereka-pekerja-disana.

"Pilihlah menu makanan dan minuman yang cocok untuk tamu kita nanti, aku percaya pada kalian. Sementara itu, semuanya akan diatur oleh asistenku. Kalian mengerti?"

"Mengerti, tuan."

"Hn. Kembalilah bekerja." seluruh orang-orang pun pergi melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing, tidak termasuk keluarga Faeyza yang masih berada disana.

"Bisa aku mengajak teman-temanku, yah? Anggap saja mereka adalah putera-puteramu." tanya Fairel.

"Tentu, ajak saja mereka. Keluarga Fikriansyah juga." jawab tuan Zay singkat. "Besok sepulang sekolah kalian berdua berkunjung dulu ke toko pakaian yang sudah ayah pesan. Hitam atau biru, cocok untuk kalian berdua." lanjut Zay sembari mendudukan dirinya diatas sofa lalu melonggarkan dasinya.

"Iya, ayah. Kami mengerti." setelah menerima jawaban dari kedua puteranya, tuan dan nyonya besar beranjak darisana untuk menuju kamar demi mengistirahatkan diri mereka.

"Akhir-akhir ini kau cukup hangat, rel. Apa karena sahabatmu itu kembali lagi padamu?" Fizar memukul pelan lengan atas Fairel.

"Mungkin." jawab Fairel seraya membuka jas sekolahnya lalu menyimpannya sembarang diatas sofa, diikuti dirinya yang terduduk dengan kepala menyandar namun melihat keatas.

"Haha, aku menyukaimu jika sedang seperti ini." Fizar ikut terduduk disampingnya dan mengikuti gaya Fairel. "Ngomong-ngomong, tahun kemarin kau memakai tuxedo hitam 'kan? Dan aku memakai tuxedo biru."

"Ya, memang kenapa?"

"Tahun ini tukar ya." Fairel menolehkan kepalanya kesamping.

"Kakak mau pakai hitam?"

"Sebenarnya hitam terlalu familiar. Kau punya saran untukku?" Fairel terdiam untuk berpikir.

"Coklat?"

"Coklat ya.. Hm, aku merasa seperti makanan manis nantinya haha!"

senja setelah fatamorgana 。[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang