Aku tersadar dari lamunan setelah suara nyonya menyadarkanku. Saat ini aku sedang berada di rumah sakit, duduk menunggu pemuda itu bangun yang bahkan sampai kini belum kunjung juga membuka matanya. Aku membenarkan posisi dudukku seraya membalikkan kertas di buku novel yang sejak tadi kugenggam.
"Maaf nyonya, bisa anda ulangi?" pintaku.
"Pergilah makan malam bersama Fairel. Ibu yakin Feyla belum makan sejak siang tadi." ya memang benar. Semenjak aku tiba disini tadi siang, aku hanya terduduk dan membaca novel yang sengaja kubawa dari rumah sampai terlalu asyik sehingga lupa makan. Meski nyonya berkata demikian, mataku malah tidak menangkap kehadiran tuan Fairel sejak terakhir aku melihatnya.
Aku tidak tahu apa yang dilakukan tuan Fairel selama aku disini membaca novel, karena dia kerap kali keluar masuk ruangan ini yang sesekali berbincang dengan nyonya. Lalu tuan besar tetap pergi bekerja untuk mendapatkan biaya bagi perawatan tuan Fairel, yang kupikir jika tuan besar tidak bekerja pun pasti beliau memiliki tabungan yang cukup. Sementara nyonya memutuskan untuk tidak bekerja terlebih dahulu dan lebih memilih menemani puteranya. Naluri seorang ibu kurasa.
Dan ngomong-ngomong, bukan aku lupa dengan tanggung jawabku. Tapi aku juga tidak tahu kenapa nyonya memintaku untuk tetap berada di rumah sakit. Beliau berpikir bahwa setidaknya bila ada seorang perempuan maka beliau merasa ditemani dan memiliki teman ngobrol sesama perempuan. Aku mengerti hal itu. Tidak mungkin juga aku menolak permintaannya yang sekaligus perintahnya.
Dan tidak terasa waktu berjalan cepat hingga sekarang sudah pukul tujuh malam. Aku menutup novelku dan menguap seraya merenggangkan tubuhku.
"Maaf nyonya, tapi anda sendiri belum makan. Saya tidak bisa mendahului." jawabku pelan menghormatinya.
"Tidak apa-apa, sayang. Cepat pergilah." tak lama kemudian puteranya pun muncul dari balik pintu ruangan. Dia menghampiriku lalu melempariku jaket itu lagi. Aku hanya menatapnya yang kemudian jaket itu segera kupakai ketika kulihat kilat tajam datang dari sorot matanya.
"Ibu, mau kubawakan sesuatu? Ini permintaanku." kakiku berdiri menopang tubuhku lalu berhenti sejenak dibelakang tuan Fairel.
"Apapun, sayang." jawab nyonya. Tuan Fairel pun terlebih dahulu mencium punggung tangan dan kening nyonya disusul aku sebagai pamit. Aku berjalan bersama tuan Fairel menyusuri rumah sakit.
"Tunggu. Kau duduk didepan." tanganku terhenti ketika aku akan meraih kenop pintu mobil belakang.
"Saya duduk dibelakang saja."
"Aku tidak bisa memastikan apakah kau tertidur atau tidak jika dibelakang. Jadi bila didepan aku akan membuatmu selalu terjaga sampai pulang." apa-apaan ucapannya itu, selalu egosentris.
"Tidak. Saya akan"
"Cepatlah turuti ucapanku, Feli!" aku menghembuskan nafas menyerah. Baiklah-baiklah, aku tidak bisa lagi membantahnya. Lagipula apa susahnya tinggal bangunkan aku seperti biasa lalu aku bisa berjalan sendiri ke rumah. Ash! entahlah apa yang dia pikirkan. Aku pun melangkah ke depan dan masuk kedalam mobil, menyusulnya.
"Tuan, kita tidak perlu membeli makanan. Akan saya buatkan saja makan malam di rumah sekaligus untuk nyonya dan tuan besar." tak lama kemudian dia mengangguk menyetujui saranku.
"Siapa yang kau sebut 'kita'?" sial. Aku salah berkata.
"M-maksud saya i-itu... H-hanya saja, ah lupakan, saya minta maaf." aku menunduk dan memelankan suaraku. Bodohnya aku. Kenapa juga aku harus berbicara gelagapan kikuk seperti barusan. Karena apa lagi jika bukan tatapannya. Jariku menekan tombol di pintu untuk membuka jendela.
"Jangan dibuka." ucapnya segera menghentikanku. Aku menolehkan kepala melihatnya. "Aku tidak mau kau tertidur karena angin malam, lalu menyusahkanku." aku menutup jendela itu lagi. Sebegitu bencikah dia bila aku tertidur didalam mobilnya? Apakah aku begitu merepotkan?! Hah~ mau bagaimana pun dia selalu menang. Pandanganku kualihkan kejendela melihat kehidupan kota dimalam hari yang semakin ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
senja setelah fatamorgana 。[✔️]
Fiksi Remaja[ COMPLETE ] ❝Kelak kau akan bersama denganku disatu episode kehidupan.❞ 「Feyla F Feranda adalah seorang gadis yang bekerja sebagai pelayan disebuah rumah keluarga. Ia melakukan itu akibat penolakannya pada tawaran yang diberikan oleh salah satu put...