🎑 k e l i m a p u l u h d u a

419 30 1
                                    

52
Pesta Sudah Berakhir
— o —

"Maaf, aku tidak bisa menjemputmu. Ada beberapa hal yang harus ku selesaikan untuk penerbangan besok. Kau bisa pergi sendiri?"

Feyla terdiam sambil berpikir bagaimana dia bisa ke pantai sendirian tanpa dijemput Fairel yang barusaja membatalkannya.  Hair dryer yang dipegang langsung dia matikan.

Hari ini adalah pesta perpisahan tuan Fairel dan tuan Fizar di villa Chand, tapi ketika pagi-pagi, Fairel sudah menelpon dengan memberitahukan bahwa dia tidak bisa menjemputnya.

"Oh, b-baiklah. Aku akan kesana sendiri."

"Kau tidak apa-apa?"

Feyla sebenarnya tidak baik-baik saja karena dia takut untuk pergi jauh sendirian, Farsha juga bilang ada urusan keluar jadi dia tidak ada di rumah.

"Tidak kok. Aku akan kesana. Tunggu aku ya."

"Iya, aku akan menunggumu." dari balik telepon Feyla tersenyum karena setidaknya dia berpikir bahwa akan ada seseorang yang menunggunya disana dan tentu saja tidak boleh membuat mereka menunggu lama.

"Sampai bertemu disana."

"Hn." Fairel menutup telepon.

Hair dryer tadi dia hidupkan lagi untuk mengeringkan semua sisi dari rambutnya yang sudah setengah kering. Chand memberitahu Feyla kalau pesta akan dimulai pukul dua. Meski Feyla berpikir kalau Chand terlalu siang tapi dia berpikiran juga mungkin saja Chand akan menarik acara sampai malam hari, mengingat acara yang berhubungan dengan pantai lebih seru dimulai saat sore hari menuju malam. Dia juga santai dengan ini karena bisa melakukan hal-hal lain dulu sebelumnya.

Ini masih pukul delapan pagi.

Feyla berniat untuk membungkus dulu kado yang akan dia berikan pada dua tuan muda Faeyza. Barangnya sudah dibeli dua hari yang lalu.

Oh iya, sejak saat itu tidak tahu bagaimana kelanjutan Grisella yang memintanya untuk menjauhi Fairel. Pada kenyataannya, Feyla tak ingin menjauhinya, dia juga tidak ingin Fairel pergi.

Meskipun dia berkata kalau Grisella akan menang tanpa menganggapnya rival, tapi sebenarnya Feyla tidak menginginkan itu. Mungkin egois, tapi Feyla pikir dia harus seperti ini, mengingat Fairel akan pergi jauh darinya. Setidaknya dia ingin merasakan perasaan yang baru saja dia sadari untuk lebih lama lagi.

Tak terasa waktu sudah hampir menjelang pesta. Feyla bersiap-siap dengan tatanan rambutnya dan juga memakai make up minimalis, dia harus terlihat cantik diantara teman-teman tuan mudanya. Setelah semuanya siap, tangannya menjinjing tas keperluannya yang juga berisi kado kecil untuk Fairel dan Fizar. Feyla beranjak dari kamar setelah dia tersenyum mantap didepan cermin karena penampilannya. Dia menuruni satu persatu anak tangga disana dan cepat berjalan ke pintu utama.

"Ibu, aku pergi!" Feyla berpamitan setelah dia memakai sandalnya lalu pergi keluar rumah tanpa mendengar sahutan dari sang ibu.

Feyla sedang berjalan kaki dengan sesekali bersenandung ketika dia akan menuju halte bis.

Bokongnya ia hempaskan keatas kursi halte, dia tersenyum memikirkan bagaimana ketika Fairel dan Fizar sudah menerima hadiahnya.

Beberapa menit kemudian, bis datang dan berhenti didepannya lalu membukakan pintu. Feyla perlahan-lahan naik ke bis itu dan mengambil duduk dekat dengan jendela.

Sebenarnya dia ragu kalau bis ini akan menuju ke lokasi pantai, tapi dulu sepulang darisana dia pernah melihat halte bis disekitaran lokasi. Jadi semoga saja jalurnya saat ini benar.

senja setelah fatamorgana 。[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang