🎑 k e l i m a p u l u h

476 25 3
                                    

50
Dia Pergi Karenamu
- o -

Feyla terjaga dari tidurnya lalu melihat jam weker disamping tempat tidurnya. Benda kecil itu menunjukan pukul lima tigapuluh. Feyla dengan tergesa-gesa bangun lalu berdiri dan melangkahkan kakinya ke pintu kamar.

Tapi saat akan membukanya, Feyla menyadari sesuatu.

Bahwa kali ini dia tidak lagi di rumah Faeyza, yang setiap pagi-pagi harus membangunkan dua puteranya.

Dia tersenyum konyol seraya menggaruk-garuk kepalanya.

Faeyza masih membekas dalam pikiran, meski ini sudah beberapa hari dia tinggal dengan keluarganya. Mungkin Feyla merindukan mereka.

Karena sudah tanggung bangun, dia memilih untuk mandi karena dia sendiri memiliki janji dengan Calista hari ini.

Enam puluh menit berlalu. Usai dia membereskan tempat tidur, mandi, berganti baju, kini dirinya telah duduk di meja makan dengan keluarganya. Atau lebih tepatnya duduk bersama Farsha sementara ibunya masih berkutat di dapur.

"Kau bangun pagi hari ini, ada apa?" tanya Farsha disampingnya.

"Aku tidak sadar kalau hari ini aku tidak di rumah mereka lagi, jadi aku bangun dan berpikir aku harus membangunkan mereka berdua sepagi ini." Jawab Feyla dengan dirinya yang tersenyum. Farsha terkekeh mendengarnya.

"Sepertinya kau harus menemui mereka lagi, Feli."

"Ya, begitulah. Dan cara kau memanggilku saja sudah mengingatkanku pada Fairel." Feyla menatap Farsha dari samping.

"Oh benarkah tidak ada orang lain lagi yang memanggilmu seperti itu?"

"Hanya kau saja dan Fairel yang memanggilku dengan nama itu."

"Sejak kapan memang?"

"Sudah lama sekali. Bahkan sebelum dia bertemu denganmu."

"Sarapan sudah siap!" ibu membawakan dua piring lauk pauk berbeda dan menyajikannya diatas meja makan.

"Yeay!" ucap Feyla dan Farsha dengan serentak.

"Ibu, kemana pak tua itu?" tanya Farsha karena dia tidak menemui ayahnya di ruang makan.

"Masih di kamar, sepertinya masih memakai bajunya."

Tidak lama ayahnya datang dengan sedikit buru-buru demi mendapat makanan pagi.

Feyla menyapu bibirnya dengan tissue. Ia berdiri lalu membereskan piring-piring bekas makan dan ikut mencucinya dengan ibu.

"Ibu, hari ini aku ada janji dengan Calista."

"Kemana, sayang?"

"Kota, aku ingin membeli sesuatu. Apa ibu mau menitip?" Feyla menyimpan piring yang sudah bersih di rak.

"Hm, tidak ada. Jika begitu Feli kesana dengan siapa?"

"Sendiri saja tidak apa." Feyla tersenyum. Farsha datang dan berdiri disamping Feyla.

"Aku saja yang mengantarmu. Pulang nya juga."

"Tuh, dengan kakak saja ya. Dia sedang libur dari rumah Oakly, jadi dia bisa mengantar jemputmu." Feyla mengernyit heran menatap Farsha.

"Hm, baiklah."

Jam dinding berdetak menampilkan pukul sepuluh lebih tigapuluh. Waktu perjanjian Calista adalah pukul sebelas, tapi karena jarak kota dan rumahnya sekarang cukup jauh jadi Feyla tidak mau membuat temannya menunggu lama.

Feyla menjatuhkan pantatnya keatas jok motor Farsha. Kepalanya sudah dipasangi helm.

"Sudah?"

"Iya sudah, kak."

senja setelah fatamorgana 。[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang