🎑 k e e n a m

776 47 0
                                    

Perempuan berkaus putih yang dimasukkan kedalam celana jeans dengan sabuk coklat yang melingkar di pinggangnya dan jaket berbahan jeans pendek, tampak berjalan cepat menyusuri lorong bangunan itu. Wajahnya cantik dengan rambut gradasi pirang dan bibir berpoles lipbalm merah muda. Hidungnya mancung dan berpipi tirus. Dipergelangan tangan kirinya terdapat dua gelang juga jam tangan feminim yang melingkari.

"Nona? Ada yang ingin anda perlukan? Tuan Faeyza-"

"Ck, menyingkirlah. Aku ingin bertemu papa." perempuan tersebut mendorong pelan pundak seorang pria berjas hitam kesamping. Ia memutar bola matanya tidak suka dengan pria tersebut lalu berjalan melewatinya dan masuk kedalam ruangan berpintu hitam tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Ketuklah terlebih dahulu sebelum-" seorang pria tua yang sedang duduk dimejanya dengan dihadapannya terdapat laptop silver, saat menyadari siapa yang masuk langsung saja ia tersenyum. "Ah, kemarilah sayang." perempuan tadi berlari kecil seraya tersenyum simpul lalu memeluk sekilas pria itu, papanya. "Bagaimana harimu, nak? Tumben menemui papa di kantor." perempuan cantik tersebut langsung mengambil duduk dikursi depan papanya.

"Ya begitulah. Papa, aku bosan di rumah. Aku ingin pergi ke suatu tempat."

"Kemana, sayang?"

"Liburan ini begitu menyebalkan. Aku ingin pergi ke Paris." perempuan tersebut tersenyum sumringah seraya membayangkan kota yang diucapkannya.

"Sekarang papa belum bisa mengizinkanmu kesana." gumam pria tua tadi dengan kedua mata masih fokus pada laptopnya.

"Kenapa? Mumpung hari liburku masih ada dua hari lagi, aku ingin pergi kesana." perempuan itu menyilangkan lengannya didada dengan memasang wajah tidak terima.

"Papa harus keluar kota besok untuk bertemu client perusahaan."

"Kenapa tidak suruh saja client-nya menghadap papa?" kini gadis itu memicingkan matanya.

"Dia datang dari luar negeri dan merupakan orang pemegang saham perusahaan ini. Papa juga harus menitipkanmu pada paman."

"Menitipkanku? Memangnya aku anak kecil pa?! Aku 'kan biasa sendiri di rumah jikalau tidak ada papa."

"Perjalanan papa kesana membutuhkan waktu yang cukup lama dan perlu menginap. Papa tidak ingin sesuatu terjadi padamu selama papa pergi." pria tua itu sejenak melihat kearah puterinya.

"Tapi pa itu-"

"Jangan membantah, sayang. Papa akan pergi bersama paman nanti." potongnya.

"Aku tidak mau. Setelah mama tiada, papa selalu seperti itu padaku." gadis tersebut mendengus kesal.

"Itu karena papa menyayangimu. Papa janji akhir pekan nanti akan belikan tiket pesawat untukmu menuju Paris." ucapnya berusaha membujuk. Gadis cantik itu berpikir sejenak kemudian berdiri dan memeluk papanya seraya tersenyum.

"Aku sayang papa."

- Feyla POV -

"Ferniza Faeyza. Tolong singkirkan tangan kotormu, jalang. Kau tak berhak menyentuh nona Faeyza sepertiku." ucap perempuan yang baru kukenal itu dengan angkuh. Siapa dia? Dan ucapan-ucapannya membuatku tak mengerti. Aku menurunkan lenganku yang tak disambut olehnya. Matanya menatap bekas luka sayatku lalu tersenyum licik. "Tato yang bagus. Kak Fairel yang mengukirnya ya?" kulihat dia tersenyum, tapi aku terdiam dan hanya menatap kedua matanya yang angkuh itu. Pasti perempuan ini sejenis dengan tuan Fairel, pikirku.

senja setelah fatamorgana 。[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang