39
Dimulai dan DiakhiriFeyla mengeringkan rambutnya dengan handuk seraya sedikit menggeseknya. Dua puluh menit yang lalu ia telah selesai mandi termasuk memakai pakaiannya. Hal pertama yang ia lakukan saat bangun tidur adalah pergi ke kamar Fairel. Memeriksa, apakah tuannya pulang saat ia tertidur? Tapi dugaannya salah. Kamarnya masih rapi sejak ia membereskannya kemarin. Meskipun sudah tahu kalau Fairel akan pulang sekarang, tapi entah apa juga Feyla merasa bahwa itu tidak akan terjadi.
Mengingat Fairel, Feyla bertanya-tanya apakah dia sudah bangun pada jam pagi ini? Ataukah masih tertidur? Jika sudah terjaga, apa yang sedang dilakukannya? Apa dia juga sudah sarapan? Bagaimana dengan menu pagi keluarga Erlangga? Apakah cocok untuknya?
Beberapa penggalan pertanyaan bermunculan pada otaknya. Feyla menganggapnya bahwa itu wajar. Ya wajar, khawatir pada sesuatu yang biasanya 'ada'.
Feyla menyimpan handuk dan sisirnya setelah ia melihat handphone disampingnya bergetar diiringi musik. Nama Farsha terpampang di layar kaca. Feyla menerima panggilan darinya.
"Halo."
"Halo, selamat pagi, Feyla. Aku mau bertanya sesuatu."
"Pagi juga, sha. Iya mau bertanya apa?"
"Tuan Fairel belum pulang? Dan apa aku boleh meminta nomor kontaknya?"
"Belum, dia bilang akan pulang hari ini. Iya boleh, tapi untuk apa, sha?"
"Um, nona Grisella yang menyuruhku untuk memintanya."
"Nona Grisella? Oke, baiklah. Aku akan mengirimnya setelah sambungan telepon." Farsha yang mengerti pun memutuskan panggilannya. Feyla sedikit bingung dengan permintaan Farsha karena ia bilang Grisella yang memintanya, tapi ia tidak begitu peduli, lantas mengirimkan nomor kontak Fairel pada Farsha. Balasan dengan cepat datang berbunyi 'terimakasih' pada ponsel Feyla.
Tanpa begitu memikirkannya, Feyla segera menyelesaikan sisiran rambutnya yang masih lembab, karena ia hari ini akan membeli keperluan wanitanya yang hampir saja lupa setelah akhir bulan.
- o -
"Nona Grisella?" Farsha mengetuk pintu kamar berwarna peach didepannya dengan pelan.
"Masuk saja, sha!" sahutan sedikit keras menyambutnya daridalam. Farsha pun memasuki kamar itu dan menemukan nona-nya sedang memakaikan make up tipis dihadapan meja rias. "Ada apa?" tanyanya yang sedang memoleskan lip tint merah muda ke bibirnya.
"Apa nona punya kegiatan hari ini?"
"Aku hanya bertemu teman-temanku. Kenapa memangnya?"
"Maaf, nona. Apakah saya boleh keluar rumah sore nanti?" Grisella merapikan lip tint nya dengan ujung jari sebelum ia menjawab pemuda dibelakangnya.
"Iya, tentu. Berarti nanti aku pulang dengan mobilku saja."
"Benarkah? Kalau begitu, terimakasih, nona."
"Ya, begitulah. Asal, jangan pulang terlalu larut."
"Iya, nona, tentu." Farsha tersenyum karena Grisella jarang-jarang memberinya izin keluar rumah. Gadis itu selalu memerlukannya kapanpun, mungkin saat inilah dia belajar mandiri. Farsha yang hendak melangkah meninggalkan kamar Grisella tiba-tiba tertahan oleh suara gadis tersebut yang memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
senja setelah fatamorgana 。[✔️]
Teen Fiction[ COMPLETE ] ❝Kelak kau akan bersama denganku disatu episode kehidupan.❞ 「Feyla F Feranda adalah seorang gadis yang bekerja sebagai pelayan disebuah rumah keluarga. Ia melakukan itu akibat penolakannya pada tawaran yang diberikan oleh salah satu put...