Eir termenung sendirian di dalam biliknya . Ralit matanya memandang kanak-kanak yang riang sedang bermain di taman permainan hadapan rumahnya . Dulu di sinilah , saksi dia begitu bahagia di samping keluarga tersayang , sebelum segalanya musnah sekelip mata akibat ... Ah abaikan . Sayu pandangan matanya apabila teringat kisah di mana dia begitu bahagia bermain bersama orang yang disayanginya . Nur Afyaa Qaireen .
Perlahan-lahan air mata turun membasahi pipi yang telah sekian lama tidak meratapi pemergian adik kembar bongsunya . Ya kembar . Kembar tidak seiras . Nur Eshal Rania merupakan kakak kepada Aruah Nur Eshal Danira . Dulu dia begitu rapat dengan Ira sehingga mengabaikan Cal . Dia seakan lupa bahawa dia mempunyai dua orang adik . Lagipula sikap Cal yang sedikit pendiam membuatkan dia kekok untuk bermesra bersama adiknya .
Lain pula dengan Ira yang sikapnya menghiburkan hati seisi ahli keluarga . Ada saja bahan yang dicari untuk menghiburkan hati kami . Riuh rumah kalau aruah ada . Itu dulu ... Sekarang ... Huh cengkerik pun tak berani nak bunyi .
Lamunannya terhenti apabila kedengaran bunyi kaca pecah daripada laman rumahnya . Ahh sudah , dah lah semua tak ada . Tinggal aku seorang je ni . Detik hati Eir kegusaran .
Dengan laju dia menuruni anak tangga sehingga membuatkan dia hampir terjatuh . Ahh tak penting . Bukak - bukak je pintu , kelihatan seorang budak perempuan sedang berdiri sambil memegang bola ... Em bola tampar kot . Budak perempuan tersebut statik berdiri sambil memandang ke arah sesuatu dan mata Eir juga melorot di mana benda tersebut ialah ...
" Masha Allah , my baby . Arghhhh budak , kau buat apa dengan baby aku ! " . Terangkat bahu budak tersebut dengan jerkahan Eir Rezqi . ' Punyalah baik aku jaga baby aku tetiba alien bertudung mana entah sekali tamparan je terus berkecai ' telinga ' baby aku . ' Budak tersebut masih menikus memandang lantai . Tidak berani menatap pandangan helang Eir Rezqi .
" Woi budak , bisu ke apa ?! Muka aku ni nampak macam mozek ke sampai kau tak tahu nak bezakan ?! " hekeleh kekwad budak ni , tak reti nak pandang aku ke apa ...
Naura Batrisya segera mengangkat kepalanya apabila dijerkah sebegitu . Dia pun ada hati dan perasaan . Ada pulak dilabelkan dia bisu . Tahu ah aku ni kecik lagi . Lain pula di situasi Eir , dia terkedu apabila melihat sekujur wajah yang sedang merenungnya . Air matanya mula bertakung ..
" Ab .. Abang , Ma .. Maafkan Naura . Naura tak sengaja . Nau .. Naura betul-betul tak sengaja . Abang .. Janganlah teng .. tengking Naura . Naura takut . " Ucap Naura sambil tersedu-sedan meraih simpati Eir . Mukanya sudah penuh dengan air mata . Dia sebenarnya sebelum Eir turun lagi dia dah menangis , dia panik .
" I .. Ira ? N .. Nur Esh .. Eshal Dan .. Danira ? " Gembira . Ya itu yang dia rasakan . Dia rasa ingin memeluk sekujur tubuh yang tak henti-henti menangis dan merayu kepadanya .
" I .. Ira ? Siapa Ira dan Nur Eshal Danira , Abang ? " tanya Naura polos .
Eir terkedu . Terus hilang segala masalah tentang kehilangan ' telinga ' or side mirror moto ninja kawasaki kesayangannya .
Apabila melihat lelaki di hadapannya seperti tidak ingin mengeluarkan kata-kata , Naura meneruskan bicaranya .
" Nama saya Naura Batrisya , bukan Nur Eshal Danira or Ira yang Abang cakapkan tadi . " jawapan yang diberikan oleh budak tersebut menyentap tangkai hatinya .
" Na .. Naura ? " bicara Eir penuh keraguan .
" Ye la , kenapa Abang ? " tutur Naura perlahan seperti ketakutan .
" Tak ... Kau Ira .. Adik aku ... " belum sempat Eir menghabiskan bicaranya , badannya sudah pun menyembah bumi .
" Eh abang no name ! " akibat terkejut dengan keadaan Eir , terus keluar perkataan ' No name ' daripada mulutnya .
YOU ARE READING
Nafas Terakhir
Short StoryHanyalah kisah biasa . Kisah yang membawa seribu kedukaan dalam hidup insan bernama Afyaa Qaireen . Kemunculannya dalam hidup Tan Sri Adam sekeluarga membawah sinar baharu . Tetapi adakah sinar tersebut akan bertahan lama ? " Eqi dengar sini , saya...