25

2.7K 77 0
                                    

" Am ! Am ! " jerit Eirfan sambil berlari-lari . Dia memerlukan penjelasan Ammar . Ni sudah masuk hari ketiga Afyaa ditahan di hospital . Takkan pengsan sampai tiga hari di hospital ? Apabila dia cuba meminta penjelasan daripada Ammar , lelaki tu sering mengelakkan diri daripada bertembung dengannya . ' Aku bukannya bodoh ' . Bisik hati Eirfan .

Ammar memusingkan badannya apabila terdengar suara sumbang memanggil namanya .

" Lah kau ke ? Asal ? " . Tutur Am dengan muka selamba . Cuba menutup rasa gelisah .

" Aku ... Aku ... Nak cakap dengan kau sikit . Huh huh " Kata Eirfan tercungap-cungap .

" Cakap ? Fasal apa ? " . Sengih Ammar kebingungan .

" Pasal adik aku lah bangang ! " . Bengang pulak aku dengan Ammar ni . Harap je otak doktor tapi otak .. hampeh . Lambat pickup .

" Mana lah aku tahu . Kalau macam tu .. Moh le kita ke kafe " . Ammar cuba berjenaka . Biarpun dia tahu Eirfan ni beku . Lagipula dia cuba menyedapkan hatinya . Dia tidak tahu apa reaksi Eirfan selepas mengetahui penyakit Afyaa .

Eirfan hanya menghadihakan jelingan tajam kepada Ammar .

" Ha .. Ha .. Ha .. " See ? Aku seorang je yang gelak even macam tak ikhlas . Its okay , apa salahnya menyedapkan hati sendiri ? Tak gitu Am ?

........

" Okay . Now explain ! " tegas Eirfan bersuara sebaik sahaja duduk di dalam kafe hospital .

" Wo wo , rileks ah . Biar aku order air dulu and ... " tutur Ammar gelabah .

" Muhammad Ammar Rashdan bin Sufian ! For your information , aku duduk sini bukannya nak minum ! Can you just straight to the point ?! You already waste my time ! " . Bentak Eirfan tidak puas hati . Hampir separuh orang yang berada di dalam kafe sedang memandang ke arah mereka .

" Okay ! Kejap .. " Ammar berdehem untuk mengembalikan mood seriusnya . Dia bukannya boleh , kadang-kadang ketawa tak kena tempat . Bukan gila okay , tapi perangai dia yang memang ... em sewel i guess ?

" Sebenarnya macam ni , Afyaa tu ... " . Belum sempat Ammar ingin meneruskan bicaranya , kelihatan seorang Nurse sedang berlari ke arah mereka sambil memanggil nama Ammar .

" Doktor Ammar ! Doktor ! " jerit Nurse tersebut .

" Kenapa ni Shila ? Calm down boleh tak ?! " . Hah aku pulak yang emo .

" Patient Room 121 , overdose ! " Terang Shila .

" What ?! Siapa nurse yang in charge jaga dia ? Asked her to meet me NOW at patient room ! " Tegas suara Doktor Ammar.

" Baik Doktor ! " jawab Shila patuh . Seram pulak tengok version Doktor Ammar kalini .

" Aku minta maaf bro , aku terpaksa pergi . Nanti kita bincang lain " . Ammar menghembuskan nafas lega . Ammar menepuk bahu Eirfan dan terus berlalu .

Reaksi Eirfan pula sebaliknya . Dia merenung pemergian Ammar dengan rasa tidak puas hati .

" Bullshit " . Sebut Eirfan perlahan . Untuk seketika senyuman sinis terukir di bibirnya .

Vote & Comment !

Nafas Terakhir Where stories live. Discover now