Kelihatan dari jauh Doktor Ammar dan Shila sedang bergurau senda sambil menuju ke ruang ward .
" Shila ... Shila ... You ni kan , ada je masa free . Ouh ya by the way , how patient yang overdose haritu ? " . Tanya Doktor Ammar .
" She's okay . Ouh ya Doc , can i ask you something ? " . Shila membetulkan suaranya .
" Ye saya . Tanya je lah . Sejak bila You pandai minta izin ni ? " Jawab Doktor Ammar sambil lewa .
" Doc dah ada girlfriend ke ? " . Memerah pipi Shila dengan soalannya tadi . Aduh , Shila , janganlah tunjuk kau tu gelojoh sangat . Shila menepuk pipinya perlahan .
" Seriously Shila ? I ada girlfriend ? Siapa nak Shila ? Hahaha . 24 hours life I dekat hospital . Tak ada masa lah I nak bergirlfriend ni . Tunggu jodoh . " Doktor Ammar memberikan jawapan yang selamat .
" Ye ke ? Doktor hensem kot . Takkanlah ... " Shila mencucuk jarum .
" So yah I handsome ? You ni mengada-ngadakan . Dah lah back to work . I ada kerja . Next time kita borak lagi . Bye " . Terus Doktor Ammar meninggalkan Shila yang masih terkulat-kulat . Untuk seketika tersungging senyum di bibir Shila . ' Next time ' ? Berapa banyak time pun saya bagi demi Doktor . Awww gediknya kau Shila .
Ammar terus berjalan menuju ke biliknya . Dia ada satu hal lagi perlu diselesaikan . Dia memulas tombol pintu biliknya dan mengunci pintu biliknya .
" Nice work duh Am ? " Sindir Eirfan sambil menongkat dagu di atas meja Ammar .
" Eirfan , kau ... kau buat apa dekat sini ? Kenapa tak call aku dulu ? " . Soal Ammar gagap .
" Can you explain this ? " . Tanya Eirfan sambil di tangannya memegang rekod pesakit . Tertera nama ' Nur Afyaa Qaireen ' .
" Eirfan , aku ... " . Ammar mengusutkan rambutnya .
" I've already called my parents so yah kau boleh explain in front of them " . Tuntas Eirfan sambil bangun daripada tempat duduk Ammar. Eirfan memegang tombol pintu , ingin keluar daripada bilik Ammar. Panas .
" Eirfan , duduk dulu . Aku nak bagi tahu kau satu benda yang kau sendiri tak expect " . Tahan Ammar sambil tangannya memegang bahu Eirfan .
<>><><><><><><><><><><><><><><><><><>
Eir Rezqi memandang wajah sahabatnya . Sekarang mereka berada di taman . Dia yang merancang semua ni . Kenapa ? Kenapa Balqis ? Kenapa kau buat aku macam ni ?
" Sayang ? " . Panggil Balqis manja . Sudah hampir 1 tahun lebih hubungan dia dengan Eir . Biarpun Eir melayannya sambil lewa tetapi dia tidak kisah . Asalkan matlamatnya tercapai .
" Yes , baby ? Ada apa ? " . Eir juga sampai bila harus hipokrit ? Sampai ada gelang merantai tangan Balqis ? Gelang besi ?
" Sayang asyik mengelamun je lately ni , kenapa ? Ada problem eh ? " Tanya Balqis tidak menyedari bahawa hidupnya bakal berubah sebentar lagi .
" Tak ada apa lah baby . Aku ada masalah sikit dengan family aku . " keluh Eir pura-pura .
" Ye ke ? Diorang buat apa dekat sayang ? " . Sungguh polos kau Balqis . Terjerat dalam permainan sendiri .
" Diorang tuduh sayang bunuh Ira ? Sayang tak buat kan ? Baby Eir baik kan ? " . Geli . Satu perkataan yang terlintas di benaknya ketika ini .
" Bu .. bunuh Ira ? Kenapa tetiba je ni sayang ? Perkara tu dah lama kan ? And Afyaa yang bunuh Ira ! Kenapa family baby tak percaya Balqis ? Balqis sedih lah ! " . Bentak Balqis tiba-tiba .
YOU ARE READING
Nafas Terakhir
Short StoryHanyalah kisah biasa . Kisah yang membawa seribu kedukaan dalam hidup insan bernama Afyaa Qaireen . Kemunculannya dalam hidup Tan Sri Adam sekeluarga membawah sinar baharu . Tetapi adakah sinar tersebut akan bertahan lama ? " Eqi dengar sini , saya...