30

4.7K 100 16
                                    

Kelihatan dari jauh Doktor Ammar dan Shila sedang bergurau senda sambil menuju ke ruang ward .

" Shila ... Shila ... You ni kan , ada je masa free . Ouh ya by the way , how patient yang overdose haritu ? " . Tanya Doktor Ammar .

" She's okay . Ouh ya Doc , can i ask you something ? " .  Shila membetulkan suaranya .

" Ye saya . Tanya je lah . Sejak bila You pandai minta izin ni ?  " Jawab Doktor Ammar sambil lewa .

" Doc dah ada girlfriend ke ? " . Memerah pipi Shila dengan soalannya tadi . Aduh , Shila , janganlah tunjuk kau tu gelojoh sangat . Shila menepuk pipinya perlahan .

" Seriously Shila ? I ada girlfriend ? Siapa nak Shila ? Hahaha . 24 hours life I dekat hospital . Tak ada masa lah I nak bergirlfriend ni . Tunggu jodoh . " Doktor Ammar memberikan jawapan yang selamat .

" Ye ke ? Doktor hensem kot . Takkanlah ... " Shila mencucuk jarum .

" So yah I handsome ? You ni mengada-ngadakan . Dah lah back to work . I ada kerja . Next time kita borak lagi . Bye " . Terus Doktor Ammar meninggalkan Shila yang masih terkulat-kulat . Untuk seketika tersungging senyum di bibir Shila . ' Next time ' ? Berapa banyak time pun saya bagi demi Doktor . Awww gediknya kau Shila .

Ammar terus berjalan menuju ke biliknya . Dia ada satu hal lagi perlu diselesaikan . Dia memulas tombol pintu biliknya dan mengunci pintu biliknya .

" Nice work duh Am ? " Sindir Eirfan sambil menongkat dagu di atas meja Ammar .

" Eirfan , kau ... kau buat apa dekat sini ? Kenapa tak call aku dulu ? " . Soal Ammar gagap .

" Can you explain this ? " . Tanya Eirfan sambil di tangannya memegang rekod pesakit . Tertera nama ' Nur Afyaa Qaireen ' .

" Eirfan , aku ... " . Ammar mengusutkan rambutnya .

" I've already called my parents so yah kau boleh explain in front of them " . Tuntas Eirfan sambil bangun daripada tempat duduk Ammar.  Eirfan memegang tombol pintu , ingin keluar daripada bilik Ammar.  Panas .

" Eirfan , duduk dulu . Aku nak bagi tahu kau satu benda yang kau sendiri tak expect " . Tahan Ammar sambil tangannya memegang bahu Eirfan .

<>><><><><><><><><><><><><><><><><><>

Eir Rezqi memandang wajah sahabatnya . Sekarang mereka berada di taman . Dia yang merancang semua ni . Kenapa ? Kenapa Balqis ? Kenapa kau buat aku macam ni ?

" Sayang ? " . Panggil Balqis manja . Sudah hampir 1 tahun lebih hubungan dia dengan Eir . Biarpun Eir melayannya sambil lewa tetapi dia tidak kisah . Asalkan matlamatnya tercapai .

" Yes , baby ? Ada apa ? " . Eir juga sampai bila harus hipokrit ? Sampai ada gelang merantai tangan Balqis ? Gelang besi ?

" Sayang asyik mengelamun je lately ni , kenapa ? Ada problem eh ? " Tanya Balqis tidak menyedari bahawa hidupnya bakal berubah sebentar lagi .

" Tak ada apa lah baby . Aku ada masalah sikit dengan family aku . " keluh Eir pura-pura .

" Ye ke ? Diorang buat apa dekat sayang ? " . Sungguh polos kau Balqis . Terjerat dalam permainan sendiri .

" Diorang tuduh sayang bunuh Ira ? Sayang tak buat kan ? Baby Eir baik kan ? " . Geli . Satu perkataan yang terlintas di benaknya ketika ini .

" Bu .. bunuh Ira ? Kenapa tetiba je ni sayang ? Perkara tu dah lama kan ? And Afyaa yang bunuh Ira ! Kenapa family baby tak percaya Balqis ? Balqis sedih lah ! " . Bentak Balqis tiba-tiba .

Nafas Terakhir Where stories live. Discover now